Trubus.id — Aneka bentuk olahan kayu yang paling banyak mengisi pasar ekspor adalah kayu lapis dengan lapisan luar kayu tropis, seperti sengon. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Perdagangan, nilai ekspor kayu lapis tumbuh sejak 2016–2020.
Pada 2016 nilai ekspor kayu lapis US$984,9 juta, US$1.227,4 juta (2018), dan US$1.163,3 juta (2020). Nilai itu 30% dari keseluruhan ekspor kayu dan barang dari kayu Indonesia.
Menurut Prof. Dr. Ir. Yusuf Sudo Hadi, M.Agr., dosen di Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, kayu lapis tengah naik daun. Terutama kayu lapis asal sengon Paraserianthes falcataria.
Eksportir yang mengirim kayu lapis ke mancanegara perlu mematuhi standar mutu. Setiap negara tujuan bisa berbeda persyaratannya. Yusuf mencontohkan, Jepang memiliki Japan Agricultural Standard (JAS)dan Japan Industrial Standard (JIS).
Beberapa hal lain yang harus diperhatikan adalah uji kekuatan, rekat, dan emisi. Banyak perusahaan kayu lapis yang mendatangkan tenaga ahli dari Jepang agar lolos uji kelayakan itu.
Perusahaan ekspor kayu lapis dalam negeri rata-rata mengenal kriteria yang diinginkan Jepang. Harap mafhum, ekspor ke Negeri Sakura itu berlangsung sejak 1980-an. Pasar lain yang kian tumbuh yakni dari Amerika Serikat.
Menurut Yusuf, Indonesia mumpuni dari segi pengolahan kayu sehingga bisa menyesuaikan dengan kriteria permintaan pasar mancanegara. Ia menuturkan, secara umum syarat ekspor sengon bisa mengacu pada International Hardwood Plywood Association (IHPA).
“Secara umum persyaratan internasional mirip-mirip, kita mampu memenuhi berbagai kriteria yang disyaratkan,” kata Yusuf.
Menurut Agus Setiawan, Kepala Bagian Environment dan System Management PT Kutai Timber Indonesia (KTI), jika ingin masuk mesin rotary kayu mesti lurus, tidak ada mata kayu dan putil tidak pecah.
Adapun untuk membuat sawtimber atau papan kayu tidak ada syarat khusus asalkan kayu dapat digergaji. PT KTI mengolah sengon menjadi beragam produk. Mulai dari plywood atau kayu lapis, partikel board, furnitur, dan molding.
Menurut Agus, produk hasil campuran beragam bahan baku kayu, salah satu yang dominan jenis sengon. Produk berupa door block dan block board dominan berbahan dasar sengon. Beragam produk itu mengisi pasar ekspor.