Friday, September 22, 2023

Biang Keladi Rendahnya Produksi Padi

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Salah satu penyebab rendahnya produksi padi adalah pemupukan yang keliru. Produksi rendah diartikan petani sebagai kurang pupuk. Itulah sebabnya mereka “mengatasi” dengan meningkatkan dosis pupuk.

Pemupukan melampaui 2—3 kali dosis yang dibutuhkan tanaman untuk berproduksi maksimal. Urea dan ZA tabur banyak dipilih lantaran hasilnya cepat kelihatan seperti daun menghijau. Siasat itu jelas keliru.

Pemupukan seperti itu tak efektif. Tanah tak mampu menyimpan nitrogen sehingga banyak menguap. Efek buruk lain, daya tahan tanaman menurun sehingga rentan terhadap serangan hama dan penyakit.

Belum lagi kualitas yang melorot akibat tanaman rebah, malai pendek, dan tingginya bulir hampa. Singkat kata, produksi menurun; biaya produksi melambung. Artinya, pendapatan petani nyungsep akibat kekahatan (kekurangan terhadap zat) hara dan kelebihan nitrogen.

Urea tablet sebetulnya relatif aman. Soalnya, penguapan tertahan dalam tanah sehingga mengarah ke samping alias horizontal dan ditangkap akar tanaman. Namun, dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk membenamkan, sehingga akan terjadi pembengkakan biaya.

Petani acap kali juga memupuk menjelang tanaman berbunga. Cara itu menyebabkan kelahiran anakan baru. Dampaknya, ketika tanaman lain siap panen anakan baru berbunga sehingga kuantitas gabah hijau kian tinggi.

Batas akhir pemupukan (nitrogen) pada masa primordia. Jika umur padi 115 hari, masa itu jatuh sekitar 42—45 hst (hari setelah tanam).

Selain itu, jika dirunut ke belakang, rendahnya produktivitas juga akibat minimnya bahan organik. Sudah menjadi rahasia umum, usai panen petani membakar jerami atau menjual ke pekebun jamur.

Harap mafhum, pertani enggan mengomposkan jerami lantaran masa dekomposisi lama, 1—2 bulan sehingga masa tanam berikut mesti tertunda. Bila ngotot menanam, sedangkan serasah belum hancur bakal terjadi perebutan hara nitrogen antara jerami dan tanaman.

Pertumbuhan akar tanaman pun terhambat lantaran munculnya asam cuka yang toksik. Saat ini banyak bakteri penghancur jerami yang dapat dimanfaatkan, toh petani tetap saja enggan mengomposkan.

Umur bibit juga andil terhadap rendahnya produktivitas. Sudah jamak diketahui, pekebun kita memindahtanamkan saat bibit berumur 21 hari. Ini antara lain akibat tanah belum selesai olah.

Idealnya, bibit dipindahkan umur 15 hari. Tentu saja keterlambatan itu menyebabkan jumlah anakan berkurang. Kalau bibit dipindah umur 15 hari, jumlah anakan 20—25, yang 21 hari hanya 14—17 anakan per tanaman. Itulah beberapa faktor yang mengakibatkan produksi padi rendah.

- Advertisement -
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Babak Baru Bisnis Durian

Trubus - Bisnis durian Indonesia kini berkembang pesat. Namun mengapa industri durian dunia masih dikuasai Thailand dan Malaysia? Bagaimanakah cara...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img