Trubus.id–Setiap bulan Ramadhan, pasar tradisional, pasar modern, hingga pasar kaget dipenuhi dengan buah-buahan khas yang menjadi favorit saat berbuka puasa. Buah itu misalnya mentimun suri, blewah, dan kolang-kaling.
Meski blewah dan kolang-kaling bisa ditemukan di luar bulan puasa, keberadaannya memang melimpah saat Ramadhan. Sementara itu, mentimun suri hampir tidak pernah terlihat di luar bulan puasa
Menurut ahli gizi dan kuliner sehat Wied Harry Apriadji, mentimun suri dan blewah kaya kalsium sehingga mengganti ion tubuh yang hilang selama berpuasa. Bahkan di Malaysia, semua jenis mentimun menjadi makanan populer untuk berbuka.
“Kondisi tubuh yang tadinya drop menjadi cepat pulih,” kata Wied.
Tentu buah favorit berbuka puasa lainnya yakni kurma. Kurma mengandung gizi yang lengkap dan seimbang meski jumlahnya sedikit. Sebut saja karbohidrat, protein, kalium, dan serat yang bermanfaat buat pencernaan.
Dari komposisi itu karbohidrat memegang peranan terpenting. Daging buah kurma segar mengandung 60-65% fruktosa. Sedangkan kurma kering 75-85%.
Fruktosa tergolong monosakarida alias gula paling sederhana. Fruktosa yang masuk ke dalam tubuh langsung dapat dicerna dan diubah menjadi energi.
“Bila tubuh diibaratkan mesin, maka fruktosa ialah bahan bakar beroktan tinggi yang cepat menjadi energi,” ungkap Dra Emma Satriaty Wirakusumah M.Sc., pada Majalah Trubus “Menu Baru Berbuka Puasa”. Itu berbeda dengan gula pasir yang sebagian besar sukrosa.
Menurut Wied gula yang terkandung pada kurma bersama-sama dengan serat membuatnya dicerna tubuh tanpa mengubah gula darah secara drastis, tapi bertahap. Artinya, kurma-dalam jumlah terbatas, 4 butir-aman bagi yang berdiet gula.
Untuk individu yang memiliki kondisi medis tertentu, disarankan untuk tetap berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi kurma secara rutin, meskipun dalam jumlah terbatas.