Saturday, December 2, 2023

Cara Benihkan Gurami di Akuarium

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Salah satu kelemahan cara tradisional, survival rate benih cuma 50%. Itu antara lain disebabkan larva yang keluar dari kolam penetasan menyebar ke penjuru kolam. Akibatnya pemberian pakan tak efektif.

Belum lagi predator seperti belut dan mujair yang terus memburu anak gurami. Wajar jika yang mampu bertahan hidup hanya separuh dari total populasi. Anak-anak gurami itu berasal dari telur yang dihasilkan dari perkawinan sepasang induk di dalam kolam.

Biasanya peternak memilih varietas jepang, soang, dan musafir. Musafir paling banyak telurnya. Menandai induk yang baik, di antaranya luwes hingga melengkung 180º kala dipegang. Usia produktif induk 4—5 tahun..

Gurami tergolong poligami, perbandingan jantan dan betina idealnya 1:5. Agar telurnya bagus pakan utama induk gurame tetap daun sente. Sekali seminggu ia boleh diberi extra fooding pelet ikan.

Dosis pakan buatan ini tidak boleh terlalu banyak karena bisa menimbun lemak. Ikan yang terlalu gemuk, telurnya sedikit. Telur terbalut lemak daya tetasnya juga rendah. Gurami salah satu ikan unik, ia bertelur dan menetaskannya dalam sarang berbentuk bulat.

Peternak cukup menyediakan ijuk di kolam induk sebagai bahan sarang. Pada sore hari, aktifitas pembuatan sarang bisa dipantau. Gurami jantan sibuk mengangkut ijuk dan membentuknya jadi sarang. Hari ketiga sampai empat, pasangan gurami siap kawin.

Sebelum mengambil telur dari sarang, wadah dan media penetasan dipersiapkan dahulu. Buatlah akuarium 80 cm x 40 cm x 40 cm, dengan ketebalan kaca 5 mm. Konstruksi bagian dalam akuarium dilengkapi sebuah pipa pelimpah 3/4 inci. Sehingga, setelah 48 jam telur menetas sistem pemeliharaan larva langsung dengan air mengalir di tempat yang sama.

Instalasi akuarium juga dilengkapi kran pemasukan air yang mudah dibuka tutup. Setelah kawin, gurami menutup sarang yang tadinya setengah terbuka menjadi bulatan utuh. Biasanya induk betina tetap berada di sekitar sarang menjaga telurnya.

Untuk memastikan keberadaan telur dalam sarang, tusukkan sebatang lidi ke tengah sarang. Kegiatan ini dilakukan pagi hari. Bila permukaan air tampak berminyak, tandanya sarang sudah berisi telur.

Angkatlah sarang sebola basket itu dengan hati-hati lalu masukkan dalam ember berisi air bersih. Buka sarang ijuk dengan hati-hati dan ambil telurnya yang berdiameter kurang lebih 2 mm berwarna kuning. Telur yang baik bening dan mengapung di permukaan air.

Satu sarang berisi kurang lebih 3.000—4.000 butir telur. Kumpulkan telur yang mengapung dengan menggunakan serok atau saringan teh. Bilas sampai bersih dengan cara menyemprotkan air. Segera masukkan telur yang telah bebas dari lemak dan kotoran itu ke dalam akuarium yang telah diisi air 3/4 bagian.

Bubuhkan beberapa tetes antibakteri methilene blue. Agar suhu air hangat, pasang sebuah heater dan setel pada suhu 27ºC –28ºC. Aerator dioperasikan selama penetasan untuk mencegah telur menempel satu sama lain. Setelah 36—48 jam larva mulai keluar dari telur.

Tandanya terjadi perubahan bentuk dari bulat menjadi bulat berekor. Walaupun tampak lemah, sesekali larva tampak bergerak-gerak. Telur yang tidak menetas berubah dari kuning bening menjadi keruh.

Buanglah telur tidak menetas dan sisa cangkang dengan menyiphonnya menggunakan selang kecil. Selama 48 jam larva menghidupi dirinya dengan cadangan makanan yang tersedia dalam kantung telur (yolk sack). Jika kantung telur sudah tampak mengempis, berikan kutu air atau artemia secukupnya.

Jangan sampai terlambat, larva terlanjur kelaparan kondisinya lemah. Setelah 2 hari makan kutu air, sediakan cacing rambut dalam wadah pakan. Secara alami anak gurami akan memakan cacing yang keluar dari lubang wadah pakan.

Setelah beberapa hari makan cacing, biasanya pertumbuhan anak gurami sangat pesat. Tiga puluh hari pemeliharaan anak gurami sudah berukuran 1 cm (sekuku). Anak ikan seukuran itu juga disebut bayong (biji oyong—red).

Kelulusan hidup sampai tahap itu mencapai lebih dari 95%. Benih seukuran itu sudah bisa dijual. Jika diinginkan benih berukuran besar, budidaya di akuarium bisa dilanjutkan lagi. Jarangkan populasi dengan memindahkan burayak itu ke dalam 3 akuarium. Jadi, masing-masing akuarium berisi 1.000 ekor ikan.

Pakan tetap berupa cacing rambut. Sistem pemeliharaanya juga dengan air mengalir. Setelah 2 bulan pemeliharaan, ukurannya 2—3 cm atau sebesar daun kelor.

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Roesmana Andi Winata : Juragan Puyuh dari Subang

Trubus.id— Produsen daily old quail (doq) di Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Roesmana Andi Winata, rutin memasok sebanyak...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img