Kunci penanaman pamelo merah ala Thailand agar berbuah lebat dan susul-menyusul.
Sosok pamelo itu bak magnet yang menarik perhatian siapa pun yang melintas di dekat kebun. Pohon pendek, hanya 2 meter. Namun, empat buah seukuran bola sepak takraw menggelayut di cabang-cabangnya. Itulah sebabnya Bun Leue, petani di Nakhonratchasima, Thailand, menopang cabang pohon dengan bambu. Sudah begitu warna buah merah pula. Pemandangan amat kontras, merah buah berpadu dengan hijau daun.
Pohon-pohon yang lain di kebun itu sama saja. Ratusan pamelo merah berumur 3—4 tahun itu pun tumbuh subur. Dengan pengaturan jarak antarpot sekitar 50 cm deretan buah anggota keluarga Rutaceae itu terlihat rapi. Bun Leue mengebunkan pamelo merah itu secara intensif. Sebab itulah pada umur dua tahun Citrus maxima itu mulai berbuah. Menurut Bun Leue perawatan pamelo tergolong mudah.
Menjelang hujan
Riset Muhammad Thamrin dari Departemen Agronomi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor menyebutkan pamelo cocok ditanam di daerah berketinggian kurang dari 400 meter di atas permukaan laut. Curah hujan ideal untuk pertumbuhan pamelo 1.500—1.800 mm per tahun. Sementara suhu bulanan rata-rata yang ideal untuk pertumbuhan pamelo 25—30°C.
Tanaman kerabat kemuning itu mampu beradaptasi pada kisaran tanah yang luas, mulai dari tanah berpasir hingga lempung berat. Meski begitu ia tumbuh lebih baik pada tanah bertekstur sedang, gembur, dan subur. Bun Leue menanam pamelo merah langsung di tanah dan di pot. Penanaman langsung di tanah mencapai 30—50 pohon yang kini rata-rata berumur 7—8 tahun. Adapun penanaman di pot mencapai ratusan bibit.
Waktu tepat penanaman pamelo adalah menjelang musim hujan. Dengan demikian petani tak perlu menyiram bibit pada awal penanaman. Bun memberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang 25% dari media tanam. Ia menggunakan bibit hasil perbanyakan cangkok. Bun memperbanyak sendiri bibit itu. Bibit siap tanam idealnya berumur dua bulan pascapotong cangkok, tinggi sekitar 70 cm, terdiri atas 10—15 daun.
Pilih bibit sehat, tanpa gejala serangan penyakit, dan berdaun segar. Ia lantas menyobek polibag dengan gunting tajam hingga media tanam itu tanpa pembungkus. Bun lalu meletakkan bibit di lubang tanam, dan menuangkan kembali pupuk kandang di sekitar bola akar. Penanaman di tabulampot relatif sama. Ia menggunakan pot plastik berdiameter 50 cm. Media tanam campuran tanah, pupuk kandang, dan bahan organik dengan perbandingan 1 : 0,5 : 0,5 (baca: Pamelo Pamer Buah halaman 22—23).
Bun menyiram tanaman secara manual setiap hari dengan selang panjang. Frekuensi penyiraman 1—2 kali, pagi dan sore pada musim kemarau. Sementara pada musim hujan ia berhenti menyiram. Tanaman anggota famili Rutaceae itu memang membutuhkan banyak air untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu penyiraman hal penting dalam budidaya pamelo. Pekebun pamelo di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, Qomarul Huda, sangat memperhatikan ketersediaan air untuk pamelonya. Agar pasokan air terjaga Qomarul membangun penampungan air.
Dengan demikian kebutuhan air untuk tanamannya pun terjaga sepanjang tahun. “Saya meniru pekebun Thailand yang sangat perhatian pada kebutuhan air,” katanya. Ia menampung air yang mengalir lewat pipa dalam bak penampung berkapasitas 24.000 liter. Debit air 1 liter per 4 detik. Qomarul lalu memasang pipa kecil di setiap pohon yang terhubung langsung dengan bak penampung.
Sumber nutrisi
Selain penyiraman Bun juga rutin memupuk tanaman anggota keluarga Rutaceae itu. Pada umur satu tahun Bun memberikan pupuk NPK berimbang. Pemberian setengah sendok makan per pohon. Pemupukan berikutnya ketika tanaman mulai berbunga. Magori atau pembuahan perdana pamelo merah ketika tanaman berumur 2 tahun sejak tanam. Pada pemupukan kedua ia memberikan pupuk tinggi fosfor dan kalium.
Dosisnya mencapai satu sendok makan per pohon. Pemberian pupuk juga di bawah tajuk tanaman. Saat tanaman berbuah seukuran bola tenis ia memberikan pupuk tinggi kalium. Tujuannya, “Untuk mencegah buah rontok dan membesarkan buah,” ujar Bun kepada Majalah Trubus.
Menurut Ir. Arry Supriyanto, M.S., peneliti senior di Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), dari segi budidaya antara pamelo dan jeruk lain misalnya jeruk keprok tidak sama. “Tentu saja lebih banyak asupan nutrisi untuk pamelo karena buah yang dihasilkan lebih besar,” ujar master fisiologi tanaman alumnus Institut Pertanian Bogor itu. Lantaran tanaman membutuhkan asupan nutrisi yang banyak Qomarul pun rutin memupuk.
Qomarul mengumpulkan urine sapi dan menampungnya dalam bak sebagai salah satu sumber nutrisi bagi pohon. Sumber nutrisi lain yang digunakan Qomarul adalah pupuk organik cair. Ia membuat sendiri pupuk organik dari campuran buah maja, labu, lidah buaya, bekatul, susu, dan air cucian beras. Pria 39 tahun itu lalu memfermentasi seluruh bahan selama 2 pekan. Sebelum menggunakan, ia mengencerkan pupuk itu dengan perbandingan 1:10. Penyemprotan hanya saat kemarau dengan frekuensi setiap dua pekan.
Ketika buah seukuran bola tenis Bun membungkus dengan kertas pembungkus buah untuk mencegah serangan lalat buah. Bobot buah pamelo rata-rata 1,5 kg per buah. Ketika tanaman masih pendek, bobot buah itu amat memberatkan pohon bersosok kecil. Oleh karena itu Bun menopang cabang yang berbuah dengan bambu atau tali. Tujuannya untuk mengurangi beban. Buah pamelo merah siap panen ketika kulit buah berwarna merah cerah. Itu dicapai 11 bulan sejak muncul bunga.
Untuk memanen, potong tangkai buah dengan gunting tajam. Tanaman pamelo berbuah sepanjang tahun. Itulah sebabnya setelah panen, Bun kembali memupuk untuk mengembalikan nutrisi dan mempersiapkan pembuahan pada periode berikutnya. Namun, sebelum memupuk ia terlebih dahulu memangkas tanaman.
Pangkas
Bun Leue menjaga agar tajuk pamelo tetap seimbang. Oleh sebab itu ia melakukan pemangkasan dengan menerapkan prinsip 1, 3, 9. Artinya dari sebuah batang ia mempertahankan 3 cabang dan 9 ranting. Dengan begitu tabulampot tetap ideal. Pemangkasan dalam tabulampot hal wajib. Untuk itulah para kolektor tabulampot pamelo di tanahair kerap melakukan pemangkasan.
Kolektor tabulampot pamelo di Sunter, Jakarta Utara, Willy Wong, misalnya, memangkas ketika ketinggian tanaman melebihi 2 meter. “Ketinggian tabulampot pamelo idealnya tidak lebih dari 2 meter,” ujarnya. Setelah memangkas, barulah Bun memberikan pupuk NPK dengan dosis satu sendok makan per tanaman. Agar tanaman tetap sehat, Bun memperhatikan tingkat serangan hama maupun penyakit.
Menurut Bun hama yang kerap menyerang pamelo merah adalah lalat buah. Lalat buah menyerang dengan menyuntikkan telur ke dalam buah melalui ovipositor. Akibatnya buah busuk dan rontok. Untuk menghalau serangan lalat buah ia membungkus buah menggunakan kertas pembungkus. Willy juga melakukan pembungkusan buah. Namun ia menggunakan plastik yang dilubangi.
Tujuannya, “Untuk menghindari dimakan burung,” ujarnya. Maklum, Willy meletakkan tabulampot pamelonya di dak lantai tiga rumahnya. Sementara jenis penyakit yang menyerang pamelo adalah blendok. Tanaman yang terserang mengeluarkan blendok berwarna kuning keemasan dari batang atau cabang tanaman. Serangan yang melingkar pada batang atau cabang mengakibatkan bagian tanaman di atas serangan akan kering atau mati dan berwarna hitam.
Untuk mengatasinya Bun mengoleskan bubur burdow pada bagian tanaman yang terserang. Selain blendok, penyakit lain adalah karat daun. Cara mengatasinya, semprotkan fungisida dengan dosis sesuai kemasan. Dengan perawatan intens pamelo berbuah maksimal. (Desi Sayyidati Rahimah/Peliput: Argohartono Arie Raharjo, Andari Titisari dan Bondan Setyawan)