![](https://majalahtrubus.com/wp-content/uploads/2020/07/Trubus-Edisi-608-Juli-2020-Highrest-94-1-300x192.jpg)
Trubus — Desa Lumbansuhisuhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatra Utara, salah satu sentra pembuatan ulos tradisional. “Orang tua dahulu pada ratusan tahun lalu memakai pewarna alami. Daun ditumbuk lantas diperas. Kemudian masukkan ke kapas dan dibikin benang. Kini tidak ada yang seperti itu. Semua bahan beli jadi,” kata Ratna Sijabat yang menenun ulos sejak 1996.
Menenun ulos bagi Ratna merupakan usaha membantu perekonomian keluarga. Bisa dibilang menenun ulos salah satu mata pencaharian keluarga ibu tujuh anak itu. Ia menjual ulos karyanya Rp400.000—Rp500.000 per helai. Ia mendapatkan penghasilan Rp1,6 juta—Rp2 juta per bulan. Mayoritas ulos dijual ke pengepul. Ia juga menerima pesana ulos jenis apa pun. Namun lebih banyak memproduksi ulos karo sesuai permintaan pengepul.
Ratna tidak sendirian membuat ulos. Anak keempat Ratna, Monika Situmorang, turut membantu. Kesediaan Monika menenun ulos berkah tersendiri bagi Ratna dan Desa Lumbansuhisuhi. Itu berarti ada regenerasi penenun di desa produsen ulos itu. Ratna mengatakan saat ini ada sekitar 10 penenun ulos tradisional di desanya yang sudah berumur. (Riefza Vebriansyah)