Friday, January 17, 2025

Dokter Ikan Bikin Kaki Senang

Rekomendasi
- Advertisement -

 

<p style=”text-align: justify;”>Dokter ikan? Ya, benar. Dengan merogoh kocek Rp30.000 para pengunjung bakal menikmati 20 menit pijatan sang dokter. Micro massage – pijatan mikro – Garra rufa, dokter ikan asal Turki itu, membuat ketagihan karena memberi sensasi yang merelaksasi syaraf-syaraf kaki. ‘Rasanya seperti kesetrum,’ ujar Nandya, pengunjung dari Bekasi, Jawa Barat. Pantas jika ‘pasien’ sang dokter membanjir.

 

Daftar panjang ‘pasien’ juga terlihat di Eden Fish Spa di Bandung, Jawa Barat. Lokasinya strategis di sebuah mal di kawasan Setiabudi. Banyak pengunjung mal mampir menikmati pijatan garra rufa setelah lelah berjalan-jalan. ‘Respon pengunjung bagus, terutama di akhir pekan dan hari libur,’ ujar Mendy, pemilik spa.

Cocok di rumah

Sejak diperkenalkan setahun silam, spa ikan memang menjamur di berbagai kota. Salah satu pionir, Kenko Fish Spa di Senayan City, Jakarta Pusat, yang membuka fasilitas dokter ikan sejak Desember 2008. Pada saat berbarengan, Eden Fish Spa juga beroperasi. Sementara di Surabaya ada The Water Foot Reflexology yang menawarkan sensasi serupa.

‘Banyak orang yang penasaran pada ikan yang terkenal bisa membantu meremajakan kulit itu,’ tutur Fonny Herlina Kosasih, manajer The Water Foot Reflexology. Mula-mula mereka sekadar melihat-lihat. Namun, akhirnya tertarik untuk mencoba. Apalagi harga yang dipatok pengelola fish spa terjangkau. Sebagai contoh Eden Fish Spa mematok Rp80.000 per 20 menit sementara The Water Foot and Reflexology mematok Rp100.000 per 30 menit.

Belakangan, ketagihan menikmati sensati pijatan dokter ikan merambah ke rumah-rumah pribadi. ‘Sejak 2009 ini beberapa customer mulai minta dibuatkan fish spa pribadi,’ kata Krisna Putra Darma, perancang spa ikan di Kemayoran, Jakarta Pusat. Untuk pesanan seperti itu Krisna merancang kolam kecil ukuran 1 m x 1 m x 60 cm yang cukup untuk sepasang kaki dengan 200 ikan.

Rancangan Krisna itu membuat Yeni di Pluit, Jakarta Utara, cukup menyambangi teras belakang rumahnya jika ingin menikmati pijatan garra rufa. Di Jakarta, perancang seperti Krisna ada sekitar 3 orang.

Peluang beternak

Kemunculan spa ikan komersial dan rumahan di tanahair membuka peluang bagi para breeder untuk memperbanyak anggota famili Cyprinidae itu. Harap mahfum, selama ini garra rufa masih didatangkan dari luar negeri seperti China dan Singapura. Padahal 1 spa membutuhkan ratusan hingga ribuan ekor garra rufa, tergantung ukuran tempatnya.

Di Bandung, Jawa Barat, Leo Sutanto memproduksi garra rufa sejak awal 2008. Selama Januari – Juni 2009 Leo sudah menjual 40.000 ekor hasil tangkarannya. Penangkar garra rufa lain adalah Mulyadi dan Ivan di Bandung, Widodo di Cikunir, Bekasi, Jawa Barat, serta Rujianto di Pematangsiantar, Sumatera Utara. Volume produksi mereka bervariasi antara 5.000 – 20.000 ekor per bulan.

Mayoritas peternak menerapkan kawin alami secara massal. Sebab, teknik ini yang paling mudah dilakukan tanpa perlu perlakuan khusus. Lim Teow Yeong, master bidang fish biology dari Universiti Sains Malaysia mengakui keunggulan teknik itu. Semula Lim mengoleksi 10 ekor garra betina oleh-oleh seorang temannya dari Jerman. Selang setahun ia mendapatkan lagi 20 ekor garra yang 2 – 3 di antaranya jantan. Dari ikan-ikan itu ternyata lahir 200 – 300 anakan.

Dari eksperimen tak sengaja itu Lim mulai serius menangkarkan. Lim memisahkan 10 ekor jantan dan 10 betina garra dari anakan itu untuk dijadikan sebagai indukan. Lalu sejak Agustus 2008 ia mulai memproduksi garra rufa. ‘Produksinya sekarang 5.000 ekor per bulan,’ ujar Lim kepada wartawan Trubus, Destika Cahyana, ketika ditemui di Malaysia.

Isu miring

Penangkar lain ada yang juga memperbanyak dengan teknik kawin suntik. Itu yang dilakukan Mulyadi dan Widodo. Mulyadi menerapkan teknik striping dengan menggunakan hormon ovaprim. Induk yang digunakan adalah yang telah berumur 8 bulan, panjang sekitar 7 cm. Kini dari 50 induk yang dibeli pada awal 2008 kapasitas produksinya mencapai 20.000 ekor per bulan.

Di tengah euforia spa ikan di tanahair, isu miring menerpa garra rufa. Pamor ikan dokter itu – terutama di Singapura – merosot karena dikabarkan menularkan penyakit kulit. Ada anggapan karena orang ramai-ramai berada di 1 kolam dan sama-sama digigit ikan, kuman gampang menyebar dari luka bekas gigitan.

Padahal sejatinya, garra rufa tidak menggigit. Kelompok ikan pemakan plankton itu bahkan tidak memiliki gigi. Ikan hanya mengisap kulit mati dari kaki orang yang berendam di kolam bersuhu 30 – 35oC sehingga tidak menimbulkan luka.

Terlebih air di bak atau akuarium selalu difilter dan disinari lampu UV untuk mematikan bakteri patogen. Isu tak sedap itu kemungkinan menyebar karena ada beberapa spa di Singapura yang menggunakan ikan chinchin – sebangsa Tilapia – untuk terapi. Nah, ikan yang juga diberi label doctor fish itu lebih besar dan bergigi. Di tanahair, spa-spa ikan menggunakan garra rufa.

Masih potensial

Hanya saja saat ini di mata peternak, ikan khas Kangal itu kurang menarik. Musababnya harga garra rufa turun dengan cepat. Pada awal 2008 harganya Rp60.000 per ekor. Pada akhir 2008 menjadi Rp20.000 per ekor – barang masih impor. ‘Memasuki pertengahan 2009 harga di tingkat peternak sudah melorot menjadi Rp3.000 – Rp5.000 per ekor,’ kata Mulyadi.

Dengan hitung-hitungan biaya produksi hingga siap jual Rp1.500 – Rp2.000 per ekor keuntungan peternak sangat tipis. Toh banyak peternak yang tak surut untuk mulai beternak. Sebab, peluang pasar garra rufa kini tak hanya sebatas spa komersial, tapi juga hobiis di rumah. Dengan begitu bakal makin banyak kaki-kaki yang merasa senang karena mendapat pijatan dari dokter ikan. (Tri Susanti/Peliput: Dian AS, Lastioro Anmi, & Nesia Artdiyasa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

BPS Ungkap Data Perdagangan Durian Indonesia Sepanjang 2024

Trubus.id–Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, menyampaikan data terkait ekspor dan impor durian Indonesia pada ...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img