Menurut catatan pria kelahiran 2 Juni 1960 itu setidaknya 150 orang datang ke rumahnya setiap hari. Trubus yang beberapa kali bertandang ke sana melihat, orang harus antre di halaman. Alumnus Institut Pertanian Bogor itu kerap kali baru memejamkan mata pukul 04.00. Sejam berselang tamu sudah mulai datang ke rumahnya.
Istrinya, Yulita Siti Sunarsih, juga mengalami hal itu. “Saya rindu tidur nyenyak,” ujar guru Kimia sebuah SMU di Jayapura itu. Malahan saking seringnya menjawab penelepon dari seantero Nusantara, Yulita serak tak dapat bicara. Ia akhirnya dilarikan ke rumah sakit.
Memang berkat buah merah nama I Made Budi sohor. Dialah yang pertama kali meriset kandungan gizi dan faedah buah endemik Papua. Di antara kesibukan mengekstrak buah merah, melayani tamu, dan mengajar, pria ramah itu menerima wartawan Trubus Sardi Duryatmo dan Karjono. Wawancara berlangsung beberapa kali dalam 3 hari berbeda. Berikut petikannya.***
Pernahkah Anda membayangkan efek buah merah menjadi ramai seperti sekarang?
Dulu feeling saya, produk yang saya olah agak aneh. Kok warnanya seperti darah. Tak ada komoditas lain yang seperti itu. Secara ilmiah itu adalah antioksidan. Makanya penderita AIDS di Amerikat Serikat dan Thailand disuruh minum jus wortel dan tomat. Kalau kita bandingkan, antioksidan buah merah ribuan kali lipat dibanding wortel.
Bahan baku sulit diperoleh, tapi banyak sari buah merah di pasaran. Bagaimana kemurniannya?
Saya cek titik didih buah merah mestinya 10oC. Sekarang ada sari buah merah yang titik didihnya mendekati angka 50oC. Itu artinya ada penambahan sesuatu. Kemungkinan minyak goreng yang mempunyai titik didih 45oC. Gampang sekali untuk mengetes asli tidaknya buah merah. Taruh dalam kulkas semalam, kemudian dikeluarkan dan dipanaskan dengan suhu 10oC langsung mencair.
Apa dampak beredarnya buah merah ‘palsu’?
Pebisnis jangan mengambil produk yang tak memenuhi standar. Kalau banyak yang melakukan itu buah merah lama-lama akan melorot. Nanti ada komentar dari konsumen, ‘Buah merah yang saya minum tidak menyembuhkan’. Semua kegagalan itu akan tertuju pada penemunya. Makanya saya berhak menilai produk (sari buah merah, red) yang beredar di masyarakat karena saya sebagai pemicu awal munculnya sari buah merah. Pedagang jangan tersinggung karena saya sama sekali tak ada misi untuk menjelekjelekkan produk mereka.
S e b e r a p a j a u h p e n g o l a h a n mempengaruhi kandungan sari buah merah?
Luar biasa! Sekarang banyak orang minum sari buah merah seperti minum minyak goreng. Seharusnya mengolahnya dengan metode basah dengan es sebagai pelarut untuk melindungi antioksidan. Bukan disangrai seperti minyak kelapa karena habis itu khasiat. Jangankan panas 100oC, kena matahari saja hilang. Orang yang tak tahu, asal warna merah langsung minum.
Kesalahan pengolahan seperti apa yang mungkin terjadi?
Suhu pengolahan mestinya maksimal 40oC. Kebersihan harus terjaga karena cemaran bakteri coli (Escherichia coli, red) tinggi. Karena buah ini umurnya 6 bulan sehingga banyak debu menempel. Karena itu perlu disikat dan dibersihkan. Banyak orang diare hebat setelah minum buah merah karena kebersihannya tak terjaga. Dalam Standar Nasional Indonesia, sesuatu yang berbasis air, kadar air harus nol untuk menghindari reaksi hidrolisis. Akibat rekasi itu muncul rasa kecut seperti banyak ditemukan pada buah merah sekarang ini. Dampaknya muncul asam lemak bebas. Ditemukan juga sari buah merah yang mengandung peroksida lebih dari 5% akibat pemanasan tinggi. Peroksida itu radikal bebas yang memicu sel kanker. Ambang batasnya 0%.
Desas-desus di luar, Anda ingin agar produksi sari buah merah sendiri yang laku?
Demi Tuhan saya tak pernah berpikir untuk memonopoli pasar dan konsumen. Siapa yang bisa meng-cover seluruh Indonesia? Tak bisa monopoli karena ini industri rumah tangga. Semakin banyak orang berdagang, justru makin bagus asal kualitasnya bagus. Makanya saya mengundang mereka untuk dilatih pengolahan yang baik. Sebetulnya saya tak peduli, orang mau mengolah seperti apa. Cuma risikonya sebagai pemicu munculnya buah merah orang mengaitkannya ke saya. Orang yang tak sembuh bilang, bagaimana nih Pak Made? Padahal karena orang salah olah. Kalau saya mau bisnis harga tetap sejak 2 tahun lalu. Saya dapat menaikkan harga karena orang berjubel di sini.
Hingga hari ini Anda belum mematenkan temuan sari buah merah. Mengapa?
Sebetulnya agak susah. Saya meneliti belum fi nal. Kalau mau dipatenkan, apanya yang mau dipatenkan?
Namun, ada sari buah merah yang telah mendapat izin dari Departemen Kesehatan.
Ini lucunya. Kalau ada mendapatkan paten, salah yang memberikan. Secara rasional tak bisa, penemunya saja belum mendapat paten. Bagaimana orang yang mendompleng bisa mendapatkannya? Saya dengar memang ada yang mendapatkan izin Depkes. Bagaimana bisa Depkes mengeluarkan izin sementara belum ada parameter karena buah merah belum masuk ke neraca bahan pangan Indonesia.
Bagaimana tentang uji klinis buah merah yang belum dilakukan hingga saat ini?
Beberapa kasus penyakit seperti darah tinggi, kanker, asam urat, klinisnya tetap dari lab. Itu kan data klinis yang sudah terkumpul. Dulu tinggi sekarang separuhnya turun. Semua kita dokumentasikan. Ketika sari buah merah diberikan kepada penderita kanker, sel kankernya menurun. Artinya antioksidan mampu mengeliminasi sel kanker. Penderita kanker kurus karena yang dimakan bukan lari ke tubuh tapi ke sel kanker. Setelah minum buah merah bobot tubuh naik. Kita simpulkan sel kanker menurun. Mungkin secara medis tak masuk akal, tapi faktanya seperti itu.
Bukankah uji klinis mestinya ditangani oleh Dirjen POM?
Kalau itu obat ya. Tapi ini kan suplemen. Tak perlu klinis. Kalau pikiran saya suplemen itu bukan obat. Persoalan sekarang, mesti suplemen tapi bisa menyembuhkan seperti obat. Nah definisinya belum jelas. Tapi ternyata buah merah kita sudah sampai ke Belanda, Amerika Serikat, dan Singapura. Bahkan ada rekomendasi dari dokter di Singapura.
Sebetulnya apa ada zat lain yang berpengaruh?
Masih banyak zat antikanker. Kita tak akan ekspos secara mendalam. Sebagai peneliti saya juga punya hak untuk menyimpan itu. Karena ini belum fi nal. Sekarang banyak orang yang meneliti buah merah. Enak sekali seperti bikin baju, kalau kurang tinggal menyulam.
Banyak instansi membudidayakan buah merah ratusan hektar di dataran tinggi dan rendah. Apakah lokasi mempengaruhi kandungan gizi ?
Perbedaan kadarnya sangat luar biasa. Misalnya beta karoten. Di dataran tinggi angkanya mendekati 900 ppm (hasil olahan). Begitu kita tarik ke dataran rendah angkanya 50 ppm bahkan 0 ppm. Hampir semua kandungan yang lain seperti omega 3, omega 6, tokoferol, dan mineral lain juga begitu. Kalau saya mau menipu, mengapa orang 5 sampai 10 kali ke sini tak dapat buah merah? Saya ambil saja buah merah dataran rendah, orang tak tahu kan? Apa mau seperti itu? Secara fi sik buahnya memang sama. Tapi aktivitas di tubuh kan ketahuan.
Apa yang menyebabkan perbedaan kandungan itu?
Panas. Klimatologi. Makanya produk buah merah harus disimpan di kulkas untuk mencegah oksidasi antioksidan. Kalau antioksidan itu hilang, cuma tersisa minyak. Bisa jadi kalau pengolahan bagus, cara penyimpanan salah menjadi teroksidasi, bau tengik.
Apakah pengembangan buah merah di dataran rendah berarti mubazir?
Saya katakan buah merah di dataran tinggi bagus. Dataran rendah bukan berarti tak berfungsi, bisa untuk peternakan. Cuma harganya berbeda dengan buah merah asal dataran tinggi. Potensi untuk peternakan bagus, meningkatkan telur omega 3 dan menghilangkan aroma tak sedap pada daging itik.
Anda hanya mengolah buah merah dari dataran tinggi Wamena?
Ya. Saya punya 2 kelompok yang saya bina selama 2 tahun. Per kelompok 20 orang. Saya bukan mengambil produk di jalan tanpa kontrol. Setiap saat saya awasi pengolahan, terutama kebersihan. Kita juga membuat perjanjian, begitu produk tak layak, kita kembalikan lagi. Tak dibayar. Yang kedua, pengolahan di Wamena itu baru 20%, 80% di sini.
Apa artinya angka 20%?
Artinya belum layak diminum. Jadi parameter seperti menghilangkan aroma, pengendapan tinggi sekali, ada pasta, kandungan air, dan getah tinggi. Kalau ada yang minum kemudian gatal di tenggorokan itu karena masih ada getahnya. Kenapa dia terlalu kental karena pastanya masih terlampau tinggi. Mereka kita bina dengan ketat sekali.
Selama ini ada konsumen yang komplain?
Sekarang sudah masuk tahun ke-3, belum ada konsumen yang menghujat. Artinya, saya membuat minyak buah merah sesuai standar sehingga tidak mengecewakan konsumen. Kalau saya menipu, pasti banyak hujatan. Semua mengucapkan terima kasih.
Benar ada yang meneror Anda?
Jadi ada yang telepon, kenapa semua konsumen lari ke Made? Saya bilang ke konsumen, sudah cari di luar saja. Tapi tadi lihat sendiri, konsumen maunya ke sini.
Katanya sari buah merah sedang diteliti Fakultas Kedokteran sebuah universitas di Rusia?
Dia membantu untuk mempertajam sisi ilmiah. Biar (buah merah) tak berkutat di Papua saja karena perhatian perguruan tinggi di Jawa agak kurang. Profesor dari Rusia itu mengatakan, buah merah luar biasa. Dia menderita gangguan jantung dan kolesterol sehingga bobot badan di atas normal. Setelah mengkonsumsi sari buah merah, hasilnya sangat signifi kan. Oleh sebab itu ia ingin membantu meneliti. Keilmiahan ini masalah kemanusiaan. Kalau ada dokter mengatakan, belum tentu, saya tak mau memaksakan dia untuk mengakuinya. Karena untuk menilai pengakuan, bukan hanya satu orang, tapi konsumen. ***