Trubus.id — Anggrek dendrobium itu tampil memesona dengan kuntum bunga kuning berlidah jingga. Tangkai bunga yang menjuntai memuat sekitar 20 bunga. Sepintas penampilannya menyerupai buah nanas. Itulah anggrek Dendrobium densiflorum (D. densiflorum) yang secara bahasa dapat diartikan berbunga lebat.
Anggrek Dendrobium densiflorum koleksi dari Rini Pintokowati, pehobi anggrek di Dusun Kepitu, Desa Trimulyo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Di kebun Rini, anggrek itu berulang-ulang menghadapi cobaan. Mulai terkena abu letusan Gunung Merapi serta terserang jamur dan hama kutu gajah. Berkali-kali Rini juga kerap memotong bagian yang sakit itu. Namun, masih tetap bertahan hidup dan berbunga.
Pada Oktober 2021, anggrek kesayangan Rini tersebut berbunga di dua tangkai yang masih tersisa. Andai tangkai D. densiflorum itu tidak dipotong-potong, ia memperkirakan muncul 6–7 tangkai bunga.
Namun, bagi Rini tak masalah. Menurutnya, saat menikmati tanaman spesies itu sebetulnya seseorang sedang menikmati keindahan alam. Apalagi saat menikmati tanaman dari proses alamiahnya, mulai tanaman kecil dan tumbuh, berdaun banyak, hingga daunnya berguguran.
Anggrek D. densiflorum tersebar di wilayah India timur laut, Bhutan, Nepal, Tiongkok bagian selatan, dan Indocina utara. Habitat anggrek itu di hutan berketinggian 400–1.000 meter di atas permukaan laut (m dpl).
Dalam setahun, anggrek cantik itu bisa berbunga tiga kali dengan kuntum yang wangi. Karakter bunganya cocok untuk ditempatkan di teras atau menempel di pohon sekitar pekarangan rumah.
Selain D. densiflorum, Rini mengoleksi dendrobium spesies yang tak kalah unik yakni Dendrobium bullenianum (D. bullenianum). Anggrek itu bersosok kurang menarik ketika berumur 2 tahun atau menjelang berbunga.
“Batang tanaman kering dan tak ada daun sehingga ada yang mencoba untuk memotongnya. Padahal tidak perlu karena itu ciri-ciri tanaman akan berbunga,” kata Rini.

D. bullenianum menampilkan bunga kuning hingga agak jingga. Pada kelopak bunga muncul garis merah yang kontras dengan warna dasar bunga. Para pehobi menggemari bagian itu, termasuk Rini. Di hutan bisa jadi muncul warna lain karena mutasi.
Menurut Rini anggrek itu tidak rewel dan mudah berbunga. Dalam setahun, D. bullenianum berbunga empat kali. Anggrek spesies itu berasal dari Filipina dan Vietnam.