Trubus.id — Meskipun banyak yang tidak suka dengan aromanya, petai tetap punya tempat di hati para penggemarnya. Kandungan asam amino sulfur pada petai menjadi penyebab bau petai. Petai biasa disantap mentah ataupun matang menyatu dengan masakan. Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika mengeluarkan dua petai unggul, aripan 1 dan aripan 2.
Penamaan aripan, berasal dari lokasi penemuan kedua petai unggul tersebut. Lokasi penemuan petai itu di Nagari Aripan, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatra Barat. Seperti diketahui, Provinsi Sumatra Barat merupakan salah satu sentra penghasil petai terbesar di Indonesia.
Di Provinsi Sumatra Barat keberadaan tanaman petai tersebar luas hampir di setiap kabupaten. Selain Kabupaten Solok, keberagaman petai pun banyak ditemui di kabupaten lain, seperti Kabupaten Pesisir Selatan. Kabupaten yang letaknya bersanding langsung dengan Samudera Indonesia itu memiliki setidaknya lima varietas petai yang menjadi unggulan.
Berikut ini keunggulan petai aripan 1 dan aripan 2 dari Solok.
Petai aripan 1
Satu papan petai aripan 1 berbobot 81–102 gram. Sementara itu, bobot petai lokal lain rata-rata 69–70 gram per papan. Dalam hal ini petai aripan 1 jauh lebih unggul.
Daging polong petai aripan 1 pun lebih tebal mencapai 1,07–1,37 centimeter. Rasanya sangat enak. Bagian buah yang dapat dimakan atau edible portion petai aripan 1 mencapai 46–50%.
Petai aripan 2
Satu polong petai aripan 2 berbobot 2,9–3,6 gram. Lebih besar bila dibandingkan dengan petai lain, misalnya petai gobang. Satu polong petai gobang hanya berbobot 2,2–2,4 gram. Petai aripan 2 memiliki rasa yang juga lebih enak.
Adapun porsi yang dapat dimakan sebesar 46–51%. Bandingkan dengan buah petai gobang yang bagian dapat dikonsumsinya (edible portion) hanya 40,1–43,7%.
 Tropika mengeluarkan dua petai unggul, aripan 1 dan aripan 2.){kind=link}