Friday, January 24, 2025

Durian Menggoyang Lidah

Rekomendasi
- Advertisement -

Sentra baru durian lezat di Batangtarang, Kalimantan Barat. Keragaman buah amat tinggi.

Durian ilok menunjukkan kelezatannya di kontes durian di Balaikarangan, Kalimantan Barat.

Bertahun-tahun kelezatan durian di Batangtarang, ibu kota Kecamatan Balai, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, itu tersembunyi. Jumlah pengepul durian lebih sedikit sehingga kelezatan duriannya tidak terdeteksi para tauke Malaysia. Wilayah Batangtarang memang dekat perbatasan Indonesia-Malaysia. Durian di sana nyaris hanya masuk ke pasar lokal.

Batangtarang sebagai sentra baru mencorong ketika durian ilok menjadi kampiun saat kontes di Balaikarangan, Kalimantan Barat, pada 2015. Durian ilok—merujuk pada nama pemilik, Selsius Ilok—berukuran kurang dari 1 kg. Rasanya luar biasa, mirip campuran susu kental manis dan madu. Ilok juga berdaging buah tebal, serta berdaging kuning sehingga amat seronok.

Keragaman tinggi

Saat Dr. Ir. Reza Tirtawinata, M.S., dari Yayasan Durian Nusantara, berkunjung ke sana seusai lomba ternyata terkuak Batangtarang memiliki keragaman durian yang tak kalah dengan Balaikarangan. Kualitas buah pun bisa diadu. Buktinya, ilok mampu unjuk gigi menunjukkan ciri khas rasanya. Menurut Reza Batangtarang berketinggian 20—700 meter di atas permukaan laut memiliki topografi beragam.

Di Batangtarang terdapat area datar hingga perbukitan dengan lembah berupa sawah dan aliran sungai yang menjadi hulu Kapuas. Durian-durian lezat tumbuh di tepi bukit. Menurut Reza durian berkualitas banyak tumbuh di tepi bukit karena terpapar lebih banyak sinar matahari dibandingkan dengan daerah di bawahnya sehingga fotosintesis optimal. Selain itu air di daerah perakaran yang berasal dari bagian atas tidak sempat tergenang.

Durian ilok jatuhan bercita rasa lezat.

Itulah sebabnya daging buah kering dan legit. Mirip dengan hutan durian di Balikpulau, Penang, Malaysia atau di Pulau Bintan, Batam, Provinsi Kepulauan Riau, yang tumbuh di tepi perbukitan. Beda dengan durian yang tumbuh di lembah sempit yang datar atau cekung yang sering kali ternaungi sehingga fotosintesis kurang optimal dan drainase perakaran buruk. Di daerah lembah yang sering tergenang, kualitas buah durian anjlok.

Sebab, kadar air daging buah meningkat sehingga terkesan becek di lidah dan tawar karena kadar gula berkurang. Pada eksplorasi Desember 2016, Reza menyusuri lereng bukit yang cukup terjal dengan puluhan pohon durian tumbuh yang tinggi menjulang dengan batang pokok sebesar 3—4 pelukan orang dewasa. Di atas pohon-pohon raksasa itu bergelantungan buah durian yang bisa saja jatuh setiap saat terutama ketika angin berembus kencang.

Bunyi krosak… buum… yang berulang-ulang menjadi pertanda bahwa manusia yang lewat daerah itu rawan tertimpa durian yang jatuh sehingga yang mendengar harus segera merapat ke batang pohon utama. Batang pohon durian ilok belum terlalu besar untuk ukuran pohon berumur 40 tahun. Tinggi pohon 25—30 meter. Sebanyak 700 buah menggelayut di berbagai ranting.

Alternatif

Pohon durian ilok di sentra Batangtarang, Kalimantan Barat.

Reza kembali berkunjung ke Batangtarang pada pengujung Juli 2018. Namun, durian ilok dan ratusan pohon durian lain tengah berbuah pentil sehingga akan panen pada akhir 2018. Laporan itulah yang membuat Yayasan Durian Nusantara bersama penduduk di desa-desa setempat bakal menggelar lomba durian di Batangtarang. Empat tahun terakhir Yayasan Durian Nusantara berinisiatif mengadakan lomba durian langsung di sentra terdekat.

Majalah Trubus pernah mengungkap keragaman durian di Batangtarang pada 2008. Ketika itu tim eksplorasi Trubus menemukan durian yang nyaris tanpa duri di pasar lokal di Batangtarang. Sayang, penjual di pasar tak mampu menunjukkan pohon asalnya karena buah itu dikirim pengepul secara curah. Durian yang nyaris tanpa duri itu hampir mirip dengan durian gundul asal Nusa Tenggara Barat yang ketika itu ditemukan hampir bersamaan dengan durian tanpa sekat.

Semula Batangtarang sekadar tempat singgah untuk beristirahat bagi para pelancong dari Pontianak yang hendak ke perbatasan Entikong atau sebaliknya. Namun, kini bagi maniak durian, Batangtarang dapat menjadi pilihan lain berburu raja buah—julukan untuk durian. Selama ini mereka acap kali bertandang ke Balaikarangan, Kalimantan Barat.

Tim eksplorasi penemu durian ilok di perbukitan Batangtarang, Kalimantan Barat.

Kelezatan durian Balaikarangan membuat para maniak durian dari Pontianak rela menempuh perjalanan 6 jam bermobil menuju kecamatan yang dekat dengan Serawak, Malaysia, itu. Sayang, ketika sampai di sana sering kali mereka gigit jari. Sebab, mereka kalah cepat dengan maniak durian dari negeri jiran yang lebih dahulu memesan. Kini mereka dapat mencicip kelezatan Durio zibethinus di Batangtarang. 

Sebulan Kontes Durian

Dr. Ir. Reza Tirtawinata, M.S., dari Yayasan Durian Nusantara berencana mengubah konsep kontes durian. Kontes bukan lagi digelar di ibukota negara, ibukota provinsi, atau ibukota kabupaten seperti yang sering digelar selama ini. Menurut Reza selama ini ketidaktahuan petani atau pemilik durian mengenai adanya kontes durian menjadi penyebab durian berkualitas absen kontes.

Mereka yang tinggal di pedalaman tidak mengtahui promosi kontes. Sering kali petani juga enggan mengirim buah durian ke tempat kontes karena jauh, sulit, dan ongkos besar. Faktor lain yang juga membatasi keikutsertaan durian berkualitas pada setiap kontes adalah gelaran yang diselanggarakan hanya satu hari. Artinya, bila pada hari itu durian-durian bagus belum jatuh dari pohonnya, maka kesempatan tampil hilang dan terpaksa menunggu kontes pada musim panen tahun depan.

Fakta lain adalah banyak durian-durian bagus yang datang ke kontes dalam keadaan dalu atau terlalu matang atau mengkal karena dipanen paksa sebelum waktu. Hal itu membuat penilaian juri bias oleh kondisi kematangan buah saat dinilai. Buah yang seharusnya berkelas tinggi mendapat nilai rendah karena kelewat masak atau belum masak penuh. Sebaliknya durian yg berkelas lumayan mendapat nilai tinggi karena datang ke kontes dalam keadaan masak sempurna yaitu 24 jam setelah buah jatuh dari pohon.

Untuk menyiasati hal itu penjurian dalam kontes kali ini tidak hanya satu hari, tetapi satu bulan penuh. Tujuannya memberi kesempatan petani durian mengirim buah jatuhan setiap saat selama 30 hari. Konsekuensinya para juri harus selalu siap menerima dan menilai buah durian yang datang setiap saat agar kondisi buah yang dinilai dalam keadaan terbaik dan masak optimal.

Dengan cara penyelenggaraan yang lebih efisien itu diharapkan lebih banyak lagi durian-durian bagus yang terseleksi untuk di kemudian hari menjadi durian varietas unggul di daerah itu. Para juri adalah penduduk lokal yaitu yaitu pengepul durian setempat, maniak durian setempat, dan wakil dari dinas pertanian atau pemerintahan setempat. Berikutnya para juri diminta menyeleksi 10 besar durian terbaik yang dinominasikan sebagai juara.

Pada pekan terakhir, tim dari Yayasan Durian Nusantara datang untuk menilai durian nomine pilihan juri lokal. Tim dari Yayasan Durian Nusantara akan menyeleksi menjadi 3—5 unggulan. Berikutnya tim memverifikasi pohon calon juara untuk memastikan buah itu benar-benar dari pohon yang ditunjukkan oleh pemilik. Identifikasi langsung ke pohon durian sebelum buah dinobatkan sebagai juara untuk memastikan konsistensi rasa buah durian.

Menurut Reza konsep kontes yang digelar oleh Yayasan Durian Nusantara juga bukan untuk menghasilkan durian unggul nasional, tetapi cukup untuk menemukan durian unggul lokal. Durian juara layak dikembangkan di daerah setempat sebagai ikon daerah seperti halnya batik solo, batik pekalongan, atau batik yogyakarta yang punya ciri khas berbeda. Peluang rasa durian juara yang berkualitas tetap stabil sangat tinggi bila dikembangkan di daerah setempat.

Sebab, kondisi tanah dan iklim relatif seragam. Demikian pula di daerah setempat banyak tumbuh durian lokal lain yang dapat menjadi penyerbuk yang kompatibel untuk durian juara yang dikembangkan. (Destika Cahyana, SP., M.Sc, peneliti di Badan Litbang Kementerian Pertanian)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Aplikasi Anyar Pendeteksi Varietas Cabai

Trubus.id–Tim peneliti di Pusat Riset Sain Data dan Informasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Balai Pengujian Standar...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img