Tuesday, March 4, 2025

Ganjaran bagi Dewa Perusak

Rekomendasi

Pada awal 2005 ratusan hektar lahan pertanaman di Padang, Sumatera Barat, pun luluh lantak karena kutu kebul itu. Boleh jadi kini dialah hama terganas di seluruh dunia.

Total kerugian akibat serangan kutu kebul Bemisia tabaci di 18 kabupaten di Padang mencapai Rp19,2 miliar. Itu artinya ia lebih berbahaya ketimbang hama wereng cokelat yang menyerang lahan tanam padi setahun sebelumnya.

Berbahayanya sweetpotato whitefl y itu lantaran ia tak hanya Capsicun annum, tanaman kentang pun telah dirambahnya. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang, Bandung, menemukan populasi kutu kebul di pertanaman kentang meningkat di atas ambang toleransi sejak 2001. “Kutu kebul mulai banyak menyerang kentang,” ujar Wiwin Setyawati dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Tak sekadar sayuran, pekebun melon honeydew di Amerika Serikat pada 1991 mengalami kerugian US $ 200-juta karena kutu kebul. Pekebun di sana menjuluki tobacco whitefl y itu sebagai dewa perusak. Ia menyerang sejumlah daerah sentra pertanaman melon seperti Imperial Valley California, Yuma Valley, dan San Luis Valley, Arizona pada akhir musim gugur 1991.

Imago perusak

Menilik fenomena itu, pekebun mesti hati-hati. Pasalnya Besimia bersifat polifagus—pemakan segala. Tanaman inang lebih dari 500 varietas dari 74 famili, meliputi berbagai famili Fabaceae; buncis dan kedelai, Asteraceae; babadotan, dan Asteraceae; ratnapakaya. Meski begitu serangan terparah terutama pada tomat, cabai, mentimun, kacang-kacangan, semangka, kubis, kentang, kedelai, dan kapas.

Ciri-ciri tanaman terserang kutu kebul antara lain, daun berlubang, tanaman lemas, dan pertumbuhan tanaman menurun drastis sehingga tampak kerdil. Selain itu daun klorosis, gugur, dan lama-lama mati.

Sang perusak itu tak lain imago dan nimfa kutu kebul. Meski sulit diidentifi kasi, tubuh ulat itu melekat kuat di permukaan bawah daun. Mereka mengisap cairan daun hasil fotosintesis sehingga tanaman menjadi lemah karena fl oem tak bisa menyuplai nutrisi ke seluruh tanaman. Tak hanya itu, ekskresi yang ditinggalkan menghasilkan embun madu, media terbaik untuk tempat tumbuh cendawan jelaga.

Sang cendawan hitam bakal menutupi permukaan daun. Akibatnya proses fotosintesis terganggu. Selain kerusakan langsung oleh isapan nimfa dan imago, kehadiran kutu kebul juga bisa bertindak sebagai vektor lebih dari 60 virus, terutama geminivirus.

Di dunia tersebar 1.100 spesies Bemisia tabaci, tapi hanya 3 strain yang diketahui bersifat sebagai vektor. Justru yang paling membahayakan dari kutu kebul, sifatnya sebagai vektor. “Bemisia tabaci sanggup menularkan virus dari famili Closteroviridae dan Geminiviridae,” tutur Tri Asmira, ahli virologi dari IPB, Bogor.

Mulsa plastik

Menurut Sugeng Santoso, ahli hama dari IPB, Bogor, banyak cara yang dapat dilakukan pekebun untuk mencegah serangannya. Diantaranya row cover. Ia alias mulsa plastik akan berefek phototactic yang mempengaruhi pergerakan kutu kebul. Itu bakal menurunkan tingkat serangan dan mengurangi terinfeksinya tanaman sehat oleh virus. Namun, metode itu kurang efektif bila populasi whitefl y dan inokulasi virus telah mencapai ambang batas, lebih dari 1.000 ekor per ha. Salah satu percobaan di Israel membuktikan tanaman tomat dengan mulsa polyethylene kuning sanggup menolak sebaran tomato yellow leaf curl virus dalam 20 hari.

Perangkap kuning juga bisa digunakan untuk mengendalikan dan memonitor populasi kutu kebul. Pekebun di Srengat, Blitar, menyiasati kehadiran kutu kebul dengan memagari lahan. Jaring setinggi 2 m dibentangkan mengelilingi kebun. Pekebun tetap menggunakan cara itu, meski Sri Hendrastuti dari IPB, Bogor, mengatakan kutu kebul sangat mobile dan sanggup terbang hingga 10 m.

Menjaga keseimbangan lingkungan serta melindungi musuh alami, cara lain yang paling aman untuk menekannya. Setidaknya terdapat 39 musuh alami untuk mengganyang kutu yang kerap terbang berombongan itu. Dari jumlah itu 26 di antaranya merupakan parasitoid dan selebihnya predator. Parasitoid yang terbukti tokcer untuk menghadapi cotton whitefl y misalnya famili Encarsia dan genus Eretmocerus. Sedangkan serangga predator kutu kebul berasal dari famili Hemiptera, Coleoptera, Neuroptera, Diptera, Hymenoptera, Araneida, dan Acarina.

Kontrol biologis dengan cendawan pun tak kalah efektif. Meski beberapa cendawan ditemukan berasosiasi dengan bemisia, tapi sejumlah lain seperti Verticillium lecanii, Paecilomyces fumosoroseus, Paecilomyces farinosus, Ashchersonia aleyrodis, dan Beauveria bassiana bersifat patogen terhadap kutu kebul.

Pengawasan lahan juga penting, caranya dengan membuang secepatnya bagianbagian tanaman yang tersisa dari hasil panen dan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman terjangkit hama. Selain itu jangan lupa untuk memusnahkan tanaman terinfeksi di sekitar pematang lahan dan parit, serta tanaman pagar.

Pola pergiliran tanaman penting dilakukan untuk mengurangi kerusakan, reproduksi, dan migrasi hama. Usahakan untuk menyertakan jenis-jenis tanaman yang tidak disukai kutu kebul, seperti keluarga Ipomea.

Kontrol kimiawi

Cara lain untuk menjebak kutu kebul dengan menanam border plants di tepi lahan. Pekebun di Padang, Sumatera Barat, menanam jagung di sekeliling lahan cabai. Hadirnya jagung membuat kutu kebul terlena. Rombongan hama itu lebih kepincut pada kelezatan daun Zea mays sehingga lahan cabai pun lepas dari perhatiannya.

Pestisida nabati seperti Margosan-O dan ekstrak Nicotiana tabaccum—tembakau—memiliki efek toksik yang tinggi terhadap nimfa Bemisia tabaci. Namun, menurut Sugeng Santoso kedua jenis pestisida nabati itu belum beredar di pasaran karena masih dalam tahap penelitian lanjut.

Jika serangan sudah melebihi batas toleransi, barulah dipilih pestisida yang dianjurkan. Beberapa jenis insektisida yang dipilih yaitu, Confi dor SL, Hosthation, Decis, Applaud 10 WP, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC, dan Orthene 75 SP. Selain itu jenis supracide dan curacron sebanyak 2 cc/l bisa juga digunakan. “Secara umum insektisida berbahan aktif bupofrezin, asefat, dan deltametrin efektif menggempur kutu kebul,” tutur Sugeng Santoso.

Efektivitas Confi dor dinilai paling tinggi, “Itu karena daya kerjanya bersifat sistemik, bisa menyebar ke jaringan lebih cepat,” ujar Final Prajnanta, praktisi pertanian di Jakarta. Untuk Confi dor dosis yang dianjurkan 0,5—1 ml/l per ha. Sedangkan Hosthation 1—2 l/ha, dan Decis 0,5 l/ha.

Pada serangan dengan tingkat kerusakan ringan alias kemungkinan panen masih 80%, frekuensi penyemprotan hanya sekali. Namun, bila serangan berat dengan risiko gagal panen, diperlukan beberapa kali penyemprotan.

Waktu terbaik penyemprotan sekitar pukul 05.30—09.00. Sebab, udara masih lembap dan berembun, sehingga kemungkinan kutu kebul terbang masih kecil. Selain itu penyemprotan efektif dilakukan ketika hari cerah dan angin tak bertiup kencang. Efek penyemprotan bersifat racun perut bagi bemisia. Itulah ganjaran bagi sang dewa perusak. (Hanni Sofi a)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tip agar Tidak Mudah Lemas Saat Puasa

Trubus.id–Perbanyak konsumsi sayuran, buah, dan herbal sesuai fungsi dan dosis yang dianjurkan membuat badan bugar dan tidak mudah lemas...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img