Monday, October 7, 2024

Hara Dibungkus Agar Fokus

Rekomendasi
- Advertisement -

Seharusnya masing-masing senyawa dilarutkan dalam air panas di wadah terpisah. Baru dicampurkan setelah pH masing-masing 5,5. Lebih praktis jika memakai Fe yang sudah ‘dibungkus’ atau dikelat.   Kelat (chelat) berasal dari bahasa Yunani, artinya capit kepiting, adalah komponen organik yang mempermudah penyerapan nutrisi mikro oleh tanaman.  Kelat membungkus unsur Fe, Mn, Cu, dan Zn agar tidak ditarik unsur lain.

Unsur yang paling banyak ‘dibungkus’ adalah Fe.  Musababnya ia sering ‘usil’ dan bersifat antagonis dengan unsur lain, seperti benalu pada tanaman.  Dengan dikelat unsur lain tidak terganggu dan penyerapan Fe lebih efektif.   Dosis juga bisa diperkecil, sehinga menekan biaya produksi.

Mikro penting

Unsur makro seperti kalsium (Ca) dan mangan (Mg) juga bisa dibungkus.  Namun, pembuatan kelat diutamakan pada unsur hara mikro.  Maklum unsur ini hanya diberikan dalam jumlah kecil, sehingga harus dipastikan penyerapannya tidak terganggu. Walau kecil,  unsur-unsur mikro berperan sebagai komponen enzim.  Enzim berperan memicu dan memacu proses-proses fisiologi tanaman.

Jenis ‘pemasung’ yang sering dijumpai adalah EDTA.  Ia mudah larut dalam air, sangat stabil, dan mudah diserap oleh akar.  Dengan menggabungkan unsur mikro dan EDTA sifat EDTA ‘menular’ pada unsur mikro.  Maka jadilah MnEDTA, CuEDTA, dan ZnEDTA.  Rata-rata MnEDTA yang beredar di pasaran mengandung 13% Mn. Cocok untuk bahan campuran membuat pupuk daun.

CuEDTA  punya manfaat sama dan diaplikasikan pula pada tanah yang membutuhkan tambahan Cu. Ketersediaan tembaga lebih banyak bermanfaat dalam pembentukan klorofil, metabolisme protein, dan karbohidrat, serta transportasi hasil fotosintesis pada tanaman. Di pasaran, jenis  FeEDTA  lebih mudah ditemukan lantaran kebutuhan pekebun cukup banyak, sementara kelat unsur mikro lain jarang digunakan.  Alasannya Mn, Cu, dan Zn bisa diberikan dalam bentuk mineral.

Gabungan

Sayang, EDTA hanya efektif bekerja pada kondisi asam, di bawah pH 6. Di luar itu ikatannya mengendur.  Unsur yang sudah dibungkus bisa terlepas lagi.  Untung ada kelat dalam bentuk DTPA dan EDDHA yang bekerja dalam suasana basa dan netral.  Bahkan daya kerja keduanya sudah dibuat untuk kisaran pH 4-9.  Dengan begitu persentase unsur yang diserap akar meningkat sehingga pemanfaatannya lebih efisien. Di antara trio kelat itu, EDDHA bekerja paling efektif. EDTA digunakan dalam dosis 5 ppm, DTPA 2 ppm, dan EDDHA, 1 ppm.  Alhasil biaya produksi bisa ditekan.  Hanya saja saat ini jenis EDTA lebih banyak tersedia di pasar.

Untuk efisiensi kerja, kelat bisa disemprotkan bersamaan dengan pestisida.  Maklum, ‘si pembungkus’ itu mudah beradaptasi. Daya campur dan kompatibilitasnya tinggi.  Dengan alasan sama, akhir-akhir ini beredar ramuan pupuk hidroponik yang mengandung beberapa unsur mikro. Disatukanlah FeEDTA, MnEDTA, CuEDTA, dan ZnEDTA dengan kadar yang sudah ditentukan.

Berdasarkan beberapa penelitian cara ini cukup efektif.  Pertumbuhan tanaman lebih optimal.  Pekebun tidak perlu lagi menimbang masing-masing kelat unsur mikro.  Kerja menjadi lebih ringkas.  Pupuk ini juga sering dilengkapi dengan 2 unsur mikro yang pada dasarnya tidak dapat dikelat, yaitu B (boron) dan Mo (molybden).   (Yos Sutiyoso, praktikus hidroponik di Jakarta)

 

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pemupukan Berimbang Dongkrak Produksi Jagung Petani Di Bone

Trubus.id—Kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik cair (POC) mendongkrak produksi jagung milik Andi Jamal. Petani di desa Ponre-ponre, Kecamatan...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img