Trubus — “Harapkan burung terbang tinggi, punai di tangan dilepaskan,” begitu nasihat ibu. Maksudnya jangan menyia-nyiakan karunia Tuhan sekecil apa pun. Jangan sampai mimpi besar mengabaikan harta kecil yang sudah dimiliki. Tunggu! Apakah punai termasuk burung yang kecil? Jelas tidak. Punai termasuk keluarga merpati atau Columbidae. Punai yang paling kecil pun masih lebih besar daripada perkutut. Namun, harganya memang murah.
Di pasar Bogor, Jawa Barat, harga seekor punai cukup Rp75.000. Padahal, burung sekecil robin saja dibanderol Rp2 juta! Bandingkan dengan harga burung pelatuk Rp850.000. Jadi, punai atau johan, atau jowan yang kini populer ditulis joan, paling mahal Rp350.000 plus ongkos mengantar. Tunggu lagi sebentar! Tidak adakah punai yang mahal? Apakah punai hanya bagus untuk digoreng dan disajikan di restoran Medan Baru? Harganya juga tidak jauh beda dengan bebek goreng dan seporsi burung dara.
Berkat migrasi
Burung punai yang disebut “manuk jowan” punya kisah istimewa dalam keluarga kami. Burung migrasi yang terbang berkawan-kawan itu suka mampir di tempat yang rimbun. Makanannya belalang, bermacam serangga, buah-buahan, biji-bijian, dan pucuk daun muda. Pada pertengahan Mei 1955, ibu mulai mengandung saya. Keluarga kami tinggal di tepi hutan jati, Desa Ngimbang, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Rombongan migrasi burung punai terbang dari arah selatan dan mampir di seputar hutan. Mungkin karena melihat kawanan burung itu, ibu jadi mengidam–sangat ingin makan daging burung punai. Berulang-ulang ibu menyanyi lagu manuk jowan dalam bahasa Jawa “Hau-hau, sikilku endek rupaku ayu!” Hau-hau-hau, kakiku pendek tapi wajahku cantik, begitu artinya. Tentu ayah saya bingung, bagaimana bisa mendapatkannya.
Dar! Aneh tapi nyata. Tiba-tiba seekor burung punai melayang jatuh menabrak pohon kenari di depan rumah kami. Rupanya seorang pemburu untung-untungan menembak ke langit. Mungkin terinspirasi pada olahraga menembak burung di Eropa. Berkat burung yang jatuh itu, keinginan ibu terpenuhi dan lahirlah saya. Pengalaman ibu itu dapat dibaca dalam buku Mekar di Bumi terbitan Pustaka Alvabet, 2006, yang kini menyebar luas di internet.
Pantaslah kalau selama masa kecil, ibu mengajar saya merawat burung puter– sejenis punai yang jinak dan pandai bernyanyi. Burung migrasi sampai sekarang masih dijadikan bahan konsumsi. Sejarah migrasi burung dunia mengenal istilah yang kurang sedap yaitu “pembantaian Indramayu” atau The Indramayu Massacre. Sepanjang 1970-an kita bisa membeli gorengan ayam-ayaman di jalanan kota-kota besar, terutama Jakarta.
Sebetulnya, rombongan beroda dengan lampu petromaks itu menjual burung belibis goreng yang berhasil dijaring ketika singgah di pantai Indramayu, Jawa Barat. Hasilnya, mulai diadakan kampanye cinta Burung Indonesia, oleh Bird Life International. Berbagai burung konsumsi dan burung hias mulai dibudidayakan di Indonesia. Namun, sampai sekarang perburuan burung punai Treron sp. masih dilakukan dari Aceh sampai ke Timor.
Padahal punai timor Treron psittaceus sudah termasuk burung langka yang harus dilindungi. Kabar gembiranya burung punai mulai dikembangkan, karena ternyata kaya varietas, berwarna-warni dan berkicau juga.
Penjinakan punai
Sekarang burung punai daun, punai tanah, punai pengantin bahkan punai kacor, mulai bermunculan. Di pekarangan kantor kami, kawasan Kemang, Jakarta Selatan, beberapa kali disambangi burung johan yang bersayap hijau, berdada merah muda, dan suka makan biji-bijian. Terutama kalau di pohon loa, kiara, dan salam. Perburuan punai juga mulai aktif. Bedanya tidak membawa senapan, tapi dengan alat-alat perekam.
Nyanyian bermacam burung menjadi komoditas unggulan para pencinta alam. Sedihnya, penembakan dan peracunan burung masih terpaksa dilakukan demi keseimbangan. Populasi jenis merpati itu memang sering berlebihan, sehingga menjadi wabah di beberapa kota besar. Termasuk juga burung-burung air yang bisa mengakibatkan rusaknya peralatan tambang dan kilang lepas pantai.
Rekaman suara burung diperlukan untuk memancing datangnya burung-burung sejenis. Jadi jangan heran kalau kita berkunjung ke kota Kisaran, Sumatera Utara, terdengar cereceh burung walet siang dan malam. Serentak dengan itu, upaya penjinakan burung berjalan dengan gencar. Banyak laman, seperti Bird Champion, Burungnya.Com, Bird Day menawarkan trik menjinakkan burung liar.
Pakar penjinak burung, Fendi Hananta menawarkan lima langkah terkait cara memberi makan, cara memandikan, cara memanggil, meletakkan sangkar, dan menghadirkan pasangan. “Mintalah burung betina mematuk makanan dari tangan Anda,” katanya. Kalau yang jantan yakin, kita pun akan menjadi sahabatnya. Khusus burung punai tanah yang di beberapa daerah disebut burung delimukan, bisa lebih sederhana.
Burung punai relatif lebih tenang pada malam hari. Kalau kita rajin mengusap dan mengajarnya hinggap dengan tenang, kemungkinan berhasil pada hari kelima. Selanjutnya, ajarkan merespons panggilan namanya. Belum lama ini, laman Merpati Lovers mengabarkan seekor merpati balap bernama Nadine dilepas dengan harga 400 ribu Euro, lebih dari Rp 6 miliar! Itu terjadi di Belgia dan memecahkan rekor burung merpati termahal di dunia. Jadi, bagusnya berapa harga burung punai, yang juga termasuk keluarga Columbidae?
Ibu saya sudah tiada lagi ketika harga punai mulai membaik. Namun, nasihatnya burung di tangan lebih berharga ketimbang burung di langit masih saya pegang. Terutama setelah bermacam punai hias diluncurkan ke pasar, dan budidaya burung lokal Indonesia sangat berkembang. ***