Trubus.id—Buah naga kuning alias golden isis hasil budi daya pekebun di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Dedi Sumardi menghasilkan buah premium. Kulit buah mulus tanpa duri. Saat diraba permukaan kulit bersih dan mengilap.
Saat Dedi membelahnya, daging buah tampak putih. Barisan tanaman buah naga golden isis itu berjajar rapi dengan tajuk yang rimbun. Hampir setiap sulur tanaman bergelayut buah siap panen.
Pada lahan seluas 2 hektare (ha) itu terdiri dari 1.200 tanaman produktif. Setiap 2 pekan sekali Dedi memamen 100—200 kg buah naga golden isis. Ukuran buah tergolong besar, yakni 400—500 gram per buah.
Untuk menghasilkan buah naga dengan hasil maksimal Dedi melakukan budi daya intensif. Setiap 2 pekan sekali ia rutin memberikan pupuk yang mengandung 52% fosfat dan 34% kalium. Ia melarutkan 1 sendok makan kedua pupuk itu dalam 15 liter air.
Larutan pupuk itu cukup untuk menyemprot 120 tiang. Kedua pupuk tersebut bermanfaat untuk merangsang pembungaan pada tanaman. Ia juga menaburkan 50—100 gram pupuk NPK 16-16-16 per tanaman.
Pemberian kapur pertanian juga rutin dilakukan. Dedi menaburkan 250—300 gram kapur pertanian. Interval pemberian pupuk NPK dan kapur pertanian setiap 3 bulan. Naga kuning pun menghasilkan buah yang maksimal.
Tanaman juga berangsur-angsur berbuah. Meskipun demikian, Dedi mengaku permintaan pasar buah naga kuning masih kekurangan pasokan. Oleh sebab itu ia melakukan perluasan kebun.
Dedi mulai membuka kebun di berbagai daerah seperti di Jawa Barat (Bogor, Sumedang, dan Majalengka) dan Jawa Tengah (Rembang). Total jenderal luas kebun di daerah pengembangan mencapai 5,5 ha.
Di setiap luasan kebun, ia menanam 10% tanaman buah naga merah secara menyebar. Tujuan penanaman buah naga merah untuk menyerbuki golden isis. “Tanpa benang sari dari buah naga merah maka golden isis akan berukuran kecil,” ujar Dedi. Padahal pasar menginginkan bobot buah naga minimal 300 gram per buah.