Monday, February 17, 2025

Hasilkan Melon Berkualitas

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Perawatan intensif salah satu kunci sukses memproduksi melon bermutu prima sesuai keinginan pasar.  Ir. Sunito, M.Si., dianggap gila ketika membangun rumah tanam (greenhouse) bambu untuk membudidayakan melon pada awal 2022.

“Duit kok dibuang-buang,” kata Sunito menirukan komentar orang-orang yang pesimis.

Harap mafhum desa tempat tinggal Sunito salah satu sentra melon yang dibudidayakan di luar ruangan (open field). Warga Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, itu bergeming dan fokus pada tujuan.

Meski menggunakan rumah tanam, Sunito tetap menanam melon di tanah. Ia mengandalkan pupuk kimia dan organik sebagai sumber nutrisi tanaman. Penyemprotan pestisida lebih sedikit dibandingkan dengan penanaman tanpa rumah tanam.

Sunito menuai 1 ton melon Kinanti dari 600 tanaman saat panen pada medio Agustus 2022. Orang-orang yang pesimis karena Sunito membangun rumah tanam pun mengakui melon milik Sunito berkualitas bagus. Pemasaran pun bagus sehingga ia membuat rumah tanam baru berukuran 17 x 30 m dengan populasi 1.500 tanaman.

Intensif

Berbeda dengan Sunito, Agus Supartoyo membudidayakan melon dalam polibag berdiamter 35 cm. Warga Desa Pojokwatu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, itu menggunakan media tanam berupa tanah, kotoran hewan, dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1.

Setelah biji disemai selama 12—14 hari, Agus memindahkan benih ke polibag. Agus menggunakan irigasi tetes untuk menyiram dan memupuk. Saat tanaman baru pindah ke polibag hingga berumur 45 hari, penyiraman 3 kali sehari pada pagi, siang, dan sore.

Air untuk penyiraman tercampur dengan pupuk NPK. Sebelumnya ia melarutkan 1 g NPK dengan 1 l air. Saat tanaman berumur 45—55 hari setelah tanam, ia memberikan pupuk KNO3 merah.

Konsentrasinya 1 g KNO3 dilarutkan dengan 1 l air. Adapun tanaman berumur 55—60 hari setelah tanam, Agus memberikan pupuk KNO3 putih. Menurut Agus volume penyiraman berbeda tergantung umur tanaman.

Jatah pemupukan dan penyiraman untuk tanaman berumur hingga 10 hari setelah tanam yaitu 250 ml/hari. Tanaman berumur 10—20 hari memperoleh 400 ml pupuk/hari. “Penyiraman dan pemupukan 1—1,2 l saat tanaman berumur 20 hari hingga panen,” kata pemilik kebun melon Asha Farm itu.

Selain NPK, Agus juga memberikan pupuk cair pembenah tanah GRO-MATE Ls kreasi PT Tunas Agro Persada. Produk itu mengandung asam humat yang berguna memperbaiki struktur tanah yang padat dan keras.

Manfaat lainnya yakni mempercepat penyerapan pupuk oleh tanaman dan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme tanah di sekitar akar. Konsentrasi 1 ml GRO-MATE Ls per 1 l air.

Pemberian 4 hari sekali sejak tanaman berumur 4 hari setelah tanam. Agus melakukan penyerbukan saat tanaman berumur sekitar 25 hari setelah tanam. Ia membiarkan buah pada cabang ke-9, 10, dan 11.

Pria berumur 47 tahun itu mengatakan, “Saat buah berukuran telur ayam, dipilih yang bagus. Kriterianya lonjong simetris dan besar.” Setelah tanaman berdaun 30, daun yang muncul dipangkas. Tujuannya agar tanaman fokus pada pembentukan buah.

Untuk meminimalisir serangan hama dan penyakit tanaman, Agus menyemprotkan insektisida dan fungisida setiap pekan sejak tanaman berumur 5 hari di polibag. Ciri melon siap panen berbeda tergantung varietas.

Hidroponik

Ciri melon Kinanti siap panen berwarna kuning penuh dan berserat sedikit. Adapun melon Kirani berwarna putih. Cara panen pun harus diperhatikan agar masa simpan melon lebih lama.

“Melon digunting bersama tangkai yang membentuk huruf T. Dengan cara itu masa simpan melon hingga 2 pekan,” kata Agus.

Menurut Direktur Pemasaran PT Tunas Agro Persada, Cipto Legowo, teknik penanaman ala Sunito dan Agus memiliki kelebihan dan kekurangan. Penularan penyakit seperti fusarium lebih cepat pada penanaman langsung di lahan.

Alasannya akar antartanaman bersinggungan. Beda halnya jika penanaman melon dalam polibag. Penularan penyakit lebih lambat karena akar tidak saling bersinggungan. Budidaya melon dalam polibag berpotensi panen 4 kali setahun, sedangkan penanaman di lahan maksimal 3 kali setahun.

“Semua cara itu tergantung petani karena masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan,” kata Cipto.

Nun di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Zaenal Asrofi, menggunakan teknik hidroponik substrat untuk membudidayakan melon di rumah tanam. Zaenal mengandalkan kokopit atau serbuk sabut kelapa sebagai media tanam dalam polibag berukuran 40 cm.

Penyiraman 1—2 kali sehari. Nutrisi pemupukan sekitar 800—1.400 ppm tergantung umur tanaman. Makin besar tanaman semakin banyak nutrisi tanaman. Panen terakhir pada Juli 2022, Zaenal mendapatkan laba bersih Rp12 juta dari pemeliharaan melon 3 bulan.

Dengan kata lain cara itu berhasil meski itu pengalaman kali pertama membudidayakan melon. Setiap petani memiliki teknik menanam sendiri sesuai situasi dan kondisi masing-masing. Yang terpenting cara itu membuat tanaman berproduksi dan petani mendapatkan untung.(Riefza Vebriansyah)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Budi Daya Rumput Laut: Peluang Pasar dan Produk Turunan

Trubus.id–Budi daya rumput laut menjadi sumber pendapatan utama bagi I Nyoman Sudiatmika. Ia menuturkan bahwa jauh sebelum ada pariwisata,...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img