Trubus.id—Menurut produsen sayuran mikro di Kota bandung, Jawa Barat, Belinda Mustika Wijaya penggunaan pupuk hayati melindungi tanaman dari mikroorganisme panganggu. Selain itu meningkatkan kualitas tanaman.
“Pemakaian pupuk hayati melindungi benih pea shoot dari serangan organisme pengganggu seperti semut,” kata Belinda. Ia merendam 2 kg benih pea shoot ke dalam 3 liter air. Lantas mengencerkan 1 liter pupuk hayati ke dalam 50 liter air.
Selanjutnya, ia mengambil 1 liter larutan pupuk hayati tersebut dan memasukkannya ke dalam rendaman benih. Sementara untuk sayuran seperti basil ia langsung menyemprotkan larutan pupuk hayati.
Usai disemprot benih pun siap semai pada tray berukuran 30 cm x 40 cm. Menurut Belinda pupuk hayati dapat diaplikasikan dalam berbagai jenis sayuran mikro. Ia rutin memberikan ulang larutan pupuk hayati setiap 2—3 hari sekali. Misal memperbesar margin sekaligus mencegah kerusakan lahan.
Menurut praktikus pupuk hayati di Bandung, Jawa Barat, R. Sudharma Basuki pupuk hayati yang digunakan Belinda mengandung konsorsium 60 mikroorganisme nonpatogen yang bermanfaat bagi tanaman seperti Xenorhabdus japonica, Bacillus simplex, dan Paenibacillus amylolyticus.
Basuki mengatakan, “Mereka bekerja sama dan berbagi peran menyediakan nutrisi bagi tanaman.” Selain itu, pupuk hayati mampu beradaptasi di berbagai lingkungan, berkembang biak cepat, dan memproduksi enzim dalam jumlah besar.
Selain mikrogreen, Belinda pun memanfaatkan pupuk serupa pada tanaman edible flower. Belinda memberikan pupuk hayati berbasis MOL pada tanaman edible flower seperti dianthus, nasturtium, dan pansy. Hasilnya batang tanaman senantiasa kokoh dan kerap memunculkan bunga.