Trubus.id–Bawang merah merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia yang kerap menghadapi tantangan harga jatuh saat panen melimpah.
Untuk mengatasi masalah itu, bawang merah tidak hanya bisa dijual dalam kondisi segar, tetapi juga dapat diolah menjadi berbagai produk inovatif.
Olahan-olahan itu membuka peluang baru untuk meningkatkan nilai tambah. Olahan bawang merah bisa menjadi salah satu solusi cerdas bagi petani dan pelaku usaha.
Olahan bawang merah itu seperti bawang goreng, pasta, bawang merah krispi, bawang merah kupas, minyak bawang merah, dan bubuk bawang merah.
Bawang goreng
Produsen olahan bawang goreng di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, Dienda Lora Buana memproduksi setidaknya 100 kg bawang merah goreng setiap hari.
Volume produksi itu untuk memenuhi permintaan distributor dan retail masing-masing sebanyak 50 kg. Dienda memasarkan bawang merah goreng seharga Rp120.000/kg untuk pasar distributor. Adapun untuk pasar retail Rp180.000/kg.
Kelompok Tani Sido Makmur salah satu pelaku usaha usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga mengolah bawang merah menjadi bawang goreng.
Kelompok tani asal Desa Bermi, Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, itu masih baru dan terus berupaya untuk mengembangkan inovasi produk olahan.
Pasta bawang
Produk turunan bawang merah lain berupa pasta. Dienda setidaknya memproduksi 1—2 ton pasta bawang merah setiap bulan. Ia memasarkan seluruh produknya di bawah bendera PT Sinergi Brebes Inovatif (SBI).
Volume produksi itu untuk mencukupi permintaan hotel, restoran, perkantoran, dan retail. Mayoritas hasil produksi setara 70—80% pasta mengisi pasar horeka (hotel, restoran, dan kantor) di berbagai wilayah seperti Jawa Barat (Bekasi dan Jakarta), Jawa Tengah (Brebes), dan Jawa Barat (Cirebon).
Minyak asiri
Saat musim panen raya, harga bawang perah di tingkat petani anjlok. Salah satu alternatif yakni dengan mengolah menjadi minyak asiri.
Dosen di Program Studi Farmasi Politeknik Harapan Bersama, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Heru Nurcahyo, S.Farm., M.Sc, Apt, pernah menjadikan minyak asiri sebagai bahan untuk membuat minyak oles beraroma menyegarkan (aromaterapi).
Berangkat dari kearifan lokal, ia mencoba minyak kelapa sebagai bahan utama. Namun, sifat lengket minyak kelapa membuat minyak oles terasa lengket di kulit.
Heru lantas mengganti minyak kelapa dengan minyak zaitun. Cocok, penambahan olive oil itu menghasilkan minyak oles jernih kekuningan yang tidak lengket di kulit.
Ia lantas meracik minyak oles dengan kandungan minyak bawang merah 5% dan 10%. Minyak oles yang mengandung 10% minyak asiri bawang membuat kulit nyeri kemerahan, ciri terjadi iritasi.
Campuran 5% minyak asiri bawang pas, hangat, dan nyaman di kulit. Dengan penambahan 5% minyak mentol untuk aromaterapi, aroma bawang merah sama sekali tidak terasa.
Meski demikian, minyak itu mengandung zat-zat berkhasiat dalam bawang merah. Jika rendemen rata-rata 1%, sekuintal umbi menghasilkan 1 kg asiri, setara 1.250 ml—cukup untuk membuat 2.500 botol minyak oles.
Dengan konsentrasi 5%, sebotol minyak oles volume 10 ml mengandung 0,5 ml asiri bawang merah.
Minyak bawang
Bawang merah bukan hanya bahan masakan yang digunakan dalam keadaan segar, tetapi juga memiliki potensi besar untuk diolah menjadi produk bernilai tambah. Salah satu inovasi menarik adalah minyak bawang merah.
Minyak ini tidak hanya memberikan aroma khas bawang yang menggugah selera, tetapi juga memiliki masa simpan yang lebih panjang dan peluang pasar yang luas.
Untuk meningkatkan daya tarik, minyak bawang merah dapat dipasarkan dengan berbagai inovasi misalnya kemasan praktis dengan botol kecil bertutup anti tumpah untuk memudahkan pengguna.
Varian rasa dengan menambahkan bahan seperti cabai, rempah-rempah, atau herbal untuk menciptakan varian baru. Sertakan informasi tentang manfaat bawang merah dan cara penggunaannya pada kemasan.
Ragam olahan bawang merah itu berpotensi memberikan peluang bagi petani dan pelaku UMKM untuk menambah penghasilan.
Dengan beragam manfaat dan keunggulannya, olahan bawang merah berpotensi menjadi salah satu solusi inovatif untuk mengolah hasil panen bawang menjadi produk bernilai tinggi yang diminati pasar.