Friday, January 24, 2025

Intip Budidaya Intensif Pihong, Bunga Indah si Pencetak Rupiah

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id–Pihong atau pacar air menjadi salah satu bunga indah pencetak rupiah.  Pekebun di Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Ahmad Saepudin budidaya secara intensif. Ia menanam bunga pihong di lahan seluas 5.000 m2 . 

Menurut Gery budi daya bunga pihong tergolong mudah. Apalagi budi daya secara intensif dapat memperpanjang masa produksi tanaman.

Ia membuat bedengan berukuran panjang 30 m dan lebar 1 m. Setiap bedengan terdapat 400 tanaman dengan jarak tanam antarlubang sebesar 50 cm. Tujuannya memudahkan penyiangan dan pemanenan bunga. 

Pria yang akrab disapa Gery itu menggunakan sistem tanam bergilir supaya pemanenan bunga bisa dilakukan setiap hari. Tanaman pihong di kebun Gery mengeluarkan bunga sejak 80 hari setelah tanam (hst). Puncak produksi bunga saat tanaman berumur 95— 100 hst. 

Setelah itu produksi bunga mulai menurun pada 101—120 hst. Produksi bunga dalam sebulan mencapai 1—2 kg per tanaman. Penyiraman setiap pagi karena pihong membutuhkan banyak asupan air. 

Ia membuat bedengan yang dikelilingi parit untuk memudahkan penyiraman. Pembuatan bedengan bertujuan agar tanaman tidak terendam air sehingga terhindar dari busuk akar. Gery menanam pihong di lahan sawah bekas padi. 

Menurut Gery untuk mendapatkan tanaman yang prima perlu pengolahan lahan yang baik. Sebelum mengolah lahan, ia menaburkan 60 kg kotoran ayam yang tercampur sekam. Ia juga menggunakan 50 kg kotoran ayam petelur. Jumlah itu untuk kebutuhan satu bedengan. 

Gery juga rutin melakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif profenofos setiap dua pekan. Penyemprotan bertujuan mencegah ulat yang sering menyerang tanaman. 

Upaya yang dilakukan Gery mampu menghasilkan tanaman yang sehat dan subur. Produksi bunga per tanaman juga serempak. Selain itu masa produksi tanaman bisa bertahan hingga umur 120 hst. Tanpa perlakuan itu produksi bunga pihong hanya bertahan hingga 110 hst. 

Gery menggunakan bibit bunga pihong hasil pembibitan sendiri. Ia juga menjual bibit bunga pihong seharga Rp350.000 per botol bervolume 460 ml melalui toko daring.

Gery menanam varietas pihong lokal dan pihong bangkok yang beraneka warna. Mulai dari merah, putih, ungu, merah muda, dan krem. 

Sebagian besar kebutuhan pasar (70%) menginginkan pihong merah. Selanjutnya pihong putih dengan (20%) dan sisanya 10% warna lain yakni merah muda, ungu, dan krem. Menurut Gery pasar menyukai bunga pihong berwarna cerah dan memiliki ketahanan yang lama. 

Varietas pihong lokal memiliki warna bunga yang cerah. Kadar air bunga juga sedikit sehingga ketahanan bunga cukup lama yakni 4 hari. Namun, kelopak bunga keriting dan tidak terlalu besar. 

Berbeda dengan varietas bangkok. Ukuran mahkota bunga pihong bangkok lebih besar. Namun, bunga memiliki kadar air yang cukup tinggi dan berwarna pucat. Gery memberikan perlakuan khusus pada bunga tabur pihong yang telah dipanen. 

“Kadar air bunga yang dipanen saat pagi cenderung lebih tinggi,” ujar pengecer bunga pihong sejak 1999 itu. 

Setelah pemanenan ia selalu menggerai dan memberikan tambahan sirkulasi udara menggunakan kipas angin. Tujuannya supaya bunga tabur lebih tahan lama. 

Perlakuan itu tidak diperlukan untuk bunga yang dipanen sore lantaran kadar airnya tidak terlalu tinggi. Musababnya tanaman terpapar sinar matahari sepanjang hari.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Aplikasi Anyar Pendeteksi Varietas Cabai

Trubus.id–Tim peneliti di Pusat Riset Sain Data dan Informasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Balai Pengujian Standar...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img