Pemupukan berimbang menggunakan kompos Tricotama terbukti meningkatkan hasil panen dan mengurangi penggunaan pestisida.
Senyum menghias wajah Sarwono karena mampu memanen 6,5 kuintal kacang tanah kering di lahan seluas 1.400 m2. Semula ia hanya menuai 4—5 kuintal kacang tanah kering di lahan yang sama. Artinya peningkatan hasil panen 30%—62,5%. Sarwono menjual kacang tanah secara borongan. Semula satu bidang kebun kacang tanah seluas 1.400 m2 mendapatkan harga Rp5 juta. Kini harga kacang tanah di lahan sama minimal Rp7 juta.
Setelah dikurangi ongkos produksi sekitar Rp3 juta, maka Sarwono mendapatkan keuntungan Rp4 juta per 1.400 m2. Dengan kata lain peningkatan produksi pun berimbas pada bertambahnya pendapatan Sarwono. Ia menanam kacang tanah sekali setahun yakni pada Juni—September. “Kalau fisik tanaman bagus, 110 hari setelah tanam masih bisa panen,” kata warga Dusun Babadan, Desa Kepuhrejo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur, itu.
Keunggulan kompos
Kacang tanah menjadi salah satu komoditas paling banyak dibudidayakan di Dusun Babadan. Mengapa terjadi peningkatan hasil panen kacang tanah di kebun milik Sarwono? Rahasianya ia menggunakan kompos kotoran hewan. Bahkan pada 2023 ia menambahkan kompos 1,5 mobil bak setara 1,2 ton. Hasilnya tanaman lebih tinggi hampir dua kali lipat dibandingkan dengan tanaman tanpa kompos.

“Setiap kali orang lewat bertanya tentang pupuk apa yang saya pakai,” kata petani sejak 2006 itu. Penambahan kompos itu di luar perencanaan Sarwono. Normalnya pemberian kompos sebanyak 3—4 kuintal di lahan 1.400 m2. Ternyata kompos yang digunakan Sarwono tidak hanya meningkatkan hasil panen kacang tanah. Produktivitas padi di lahan milik Sarwono pun bertambah banyak. Awalnya ia hanya mendapatkan 8—9 karung padi giling di lahan 700 m2. Kini Sarwono mendapatkan 12 karung padi di lahan sama setelah menggunakan kompos.
Petani padi lain di Dusun Babadan, Sarmin Hadi Suwito, sepakat dengan Suwarno. Kini Hadi bisa memanen 1 ton padi genjah berumur sekitar 70 hari setelah tanam (hst) di lahan 2.100 m2. “Sebelum pakai kompos sulit mendapatkan 1 ton karena berbagai macam kendala,” kata pria berumur 73 tahun itu.
Sejak menggunakan kompos pada 2023, pertumbuhan tanaman menjadi bagus dan bebas serangan hama. Hadi juga mengurangi penggunaan pupuk anorganik hingga 50%. Keuntungan lain menggunakan kompos yang dirasakan Hadi yakni tanah tidak keras. Dahulu tanah sawah mengeras 20 hari setelah pengolahan lahan.
Sebetulnya Hadi berhasrat menerapkan pertanian berkelanjutan demi masa depan anak dan cucu yang lebih baik. Selain kacang tanah dan padi, kompos itu juga baik untuk pertumbuhan jagung. Petani lain di Dusun Babadan, Ade Maman, membuktikan hal itu. Kini Maman memanen sekitar 19 kuintal jagung pipil dari lahan seluas 2.100 m2. Semula hasil panen hanya 15 kuintal di lahan sama. Maman pun menghemat penggunaan pupuk anorganik.

Kompos Tricotama
Menurut Maman daya tahan tanaman terhadap hama dan penyakit cukup bagus. Ketua Kelompok Babadan Makmur itu hanya menyemprotkan pestisida satu kali, sedangkan kebun tetangga sudah tiga kali penyemprotan. Ia menggunakan kompos sebagai pupuk dasar. Satu kali pengolahan lahan untuk budidaya jagung sebanyak 3—4 kali. Dari pengalaman ketiga petani itu, kompos yang digunakan berperan signifikan terhadap performa aneka tanaman.
Sebetulnya kompos apa yang mereka gunakan? Ternyata Sarwono, Hadi, dan Maman menggunakan kompos Tricotama bikinan Kelompok Kompos Tabur Makmur di Dusun Babadan. Menurut Bendahara Kelompok Kompos Tabur Makmur, Bambang Hendro Kuswara, kompos itu terbuat dari kotoran sapi dan aktivator perombak bahan organik produksi PT Pupuk Kalimantan Timur, Biodex.

singkat dan tidak memerlukan tambahannutrisi. (Foto: Dok. PT Pupuk Kalimantan Timur)
Kegunaan Biodex untuk mendekomposisi bahan-bahan organik (sisa hasil panen) menjadi kompos yang siap diaplikasikan kembali ke lahan. Produk itulah yang membuat kompos buatan Kelompok Kompos Tabur Makmur menjadi istimewa. Biodex mengandung mikroba unggul seperti Trichoderma polysporum, Trichoderma viride, dan Fomitopsis meliae yang memiliki kemampuan selulotik dan lignolitik tinggi. Dengan begitu waktu pengomposan relatif lebih singkat. Produk berbentuk bubuk dan berwarna cokelat kehitaman itu cocok untuk limbah organik padat dan tidak memerlukan tambahan nutrisi.
Keunggulan lain produk dalam kemasan 2,5 kg itu yakni tidak perlu dilakukan pembalikan saat pengomposan dan sesuai daerah tropis. Untuk pemakaian 2,5—5 kg Biodex per ton bahan organik. Nama Tricotama kepanjangan dari Trichoderma Tabur Makmur. Trichoderma mengacu pada mikroba yang terkandung dalam Biodex, sedangkan Tabur Makmur merupakan nama kelompok. Hendro mengatakan, kompos Tricotama bisa untuk semua tanaman. Tidak terbatas pada padi, jagung, dan kacang tanah.
Pemilihan kotoran sapi sebagai bahan baku kompos karena mayoritas warga Dusun Babadan memelihara sapi. Peternak sapi pun senang dengan adanya pembuatan kompos karena kotoran sapi berharga Rp70.000 per ton. Semula pemilik sapi membiarkan kotoran ternak seadanya. Kapasitas produksi saat ini sekitar 5 ton per bulan. Saat ini pemasaran kompos Tricotama terutama di Dusun Babadan dan sekitarnya. “Kompos Tricotama sudah menyebar di tujuh kecamatan di Kabupaten Magetan,” kata Hendro.
PKT BISA
Sebetulnya daerah lain seperti Indramayu, Provinsi Jawa Barat, meminta 1 tronton kompos Tricotama sebulan. Sementara Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur, meminta sampel. Sayang saat ini Hendro dan rekan belum bisa memenuhi permintaan itu. Alasannya Kelompok Kompos Tabur Makmur dibantu PT Pupuk Kalimantan Timur tengah mengurus izin edar kompos Tricotama.
Sebetulnya produksi kompos Tricotama bagian dari kegiatan Program Pertanian Kompos Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT BISA). PKT BISA merupakan program pertanian terpadu yang melibatkan kelompok masyarakat dari satu kawasan Dusun Babadan dan dengan produk kompos Tricotama pertama di Kabupaten Magetan. Program PKT BISA merupakan program lanjutan dari Agrosolution yang dikelola oleh tim pemasaran PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT).
Agrosolution berfokus pada upaya edukasi pemupukan berimbang sekaligus mengenalkan rangkaian produk perusahaan. Kegiatan Agrosolution intens dilaksanakan selama 2021—2023 melalui pelatihan pembuatan kompos dan kelembagaan kelompok. Selanjutnya pada semester kedua 2023 hingga saat ini program beralih di bawah naungan Departemen Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pupuk Kaltim untuk dikembangkan menjadi satu integrasi yang lebih sistematis guna menjawab tantangan pertanian yang kompleks.
Vice President Departemen TJSL Pupuk Kaltim, Sugeng Suedi, mengatakan, pemilihan Dusun Babadan menjadi pilot project karena memiliki modal sosial yang kuat dan serius melakukan perubahan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat (petani). Bahkan sebelum Agrosolution masuk ke dusun itu, masyarakat dari awal sudah hidup dengan guyub dan memiliki banyak kelompok sosial yang cukup aktif.

Sayangnya kelompok-kelompok itu masih berjalan sendiri dan belum berdampingan sehingga manfaat yang dihasilkan belum maksimal. “Oleh karena itulah PKT hadir sebagai pendorong bagi mesin penggerak perubahan di Dusun Babadan,” kata Sugeng. Melalui program PKT BISA Kelompok Babadan Makmur sudah bertranformasi sebagai kelompok pertanian terpadu yang dapat mengintegrasikan pertanian dengan sektor peternakan melalui pemanfaatan kotoran ternak sebagai kompos dan perikanan sebagai penyedia pakan melalui pemanfaatan limbah yang diolah di rumah pakan terpadu milik kelompok.
Luar biasa
Rumah kompos milik Kelompok Babadan Makmur menjadi pusat jual beli produk hasil Kelompok Babadan Makmur dari berbagai sektor terutama kompos Tricotama yang sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kelompok Babadan Makmur juga sudah membentuk sebuah badan usaha legal berbentuk Koperasi Konsumen Mandiri Lintas Generasi yang menyediakan sarana dan prasarana bagi seluruh anggota kelompok.
“Dengan adanya program PKT BISA terbukti meningkatkan penghasilan masyarakat rentan meliputi wanita, pengangguran setengah terbuka, hingga lansia yang tergabung dalam Kelompok Babadan Makmur,” tutur Sugeng. Menurut Kepala Dusun Babadan, Anton Budi Laksono, tercipta usaha hulu dan hilir setelah adanya PKT BISA pada 2024. “PKT BISA sangat membantu dan sangat luar biasa,” kata Anton. (Riefza Vebriansyah)

Sejahtera (PKT BISA). (Foto: Riefza Vebriansyah)