Monday, October 14, 2024

Jual Motor Kesayangan Demi Beternak Domba

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Perjuangan dalam membangun bisnis berbeda-berbeda setiap orang.  Itu pula yang dialami Anugrah Haryata Pratama, S.H., saat bertekad beternak domba.

Tata— panggilan akrab Anugrah Haryata Pratama— memulai beternak domba pada 2017 dengan modal Rp15 juta dari hasil penjualan motor kesayangan.

Warga Desa Pucang, Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, itu menggunakannya untuk membeli 5 induk domba lokal asal Banjarnegara, 4 betina dan 1 jantan.

Pemilihan domba lokal karena berharga lebih ekonomis dan perawatan lebih mudah. Lima tahun berselang populasi domba meningkat menjadi 230 ekor. Tata menempatkan domba-dombanya itu di kandang berukuran 11 m × 12 m.

Ia menjual 10—15 ekor domba saban bulan. Kriterianya domba sehat dan berumur 4 bulan yang berharga Rp1,7—Rp3,5 juta per ekor. Tata juga menjual domba lepas sapih atau berumur 10 bulan. Harganya Rp1,8—Rp6 juta per ekor.

Sementara harga induk atau berumur minimal setahun Rp2,5—Rp10 juta per ekor. Penjualan domba berumur 4 bulan lebih dominan atau mencapai 80%.  Dari hasil perniagaan itu, Tata meraup omzet hingga Rp30 juta saban bulan.

Menurut Tata konsumen dombanya calon peternak dan pedagang dari berbagai kota di Provinsi Jawa Tengah. Permintaan domba melambung saat Iduladha. “Permintaan domba naik hingga 10% dan menambah omzet hingga 60% dari bulan biasa,” kata pemuda 24 tahun itu.

Permintaan terbanyak untuk hewan kurban yaitu domba lokal berumur minimal setahun dan jantan. Setelah berpengalaman merawat domba lokal, Tata juga tertarik pada domba introduksi.

Peternak itu mendatangkan domba introduksi seperti marino dan texel pada 2018 setelah mahir merawat domba lokal. Tata tertarik pada domba introduksi karena harga.

Sarjana Hukum alumnus Universitas Muhammadiyah Purwokerto itu mengatakan, tidak ada kendala pengadaan pakan harian. Harap mafhum, Tata menanam pakan hijauan seperti rumput odot, pakcong, dan guatemala.

Selain itu, ia menanam tarum, kaliandra, dan singkong sebagai bahan pakan harian. Budidaya tanaman sumber hijauan itu di lahan sendiri seluas 1.200 m².  Lokasinya 30 meter dari kandang.

Menurut pemuda yang mempekerjakan 2 orang itu kebutuhan pakan hijauan sekitar 3—4 kg per ekor per hari. Pemberian pakan hijauan setiap pukul 16.00.

Pemilik Kajine Farm itu juga memberikan pakan tambahan berupa 100 konsentrat per ekor per hari sebagai pelengkap nutrisi. Konsentrat yang digunakan merupakan merupakan konsentrat pabrikan. Pemberian konsetrat hanya sekali sehari pada pukul 07.00.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Peluang Pasar Ikan Patin

Trubus.id—Ikan patin salah satu komoditas potensial. Menurut pembudi daya patin di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung, Sirkam Efendi pasar patin...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img