Kambing dan domba terbaik di kontes Jambore Peternakan.

Trubus — Agus Mujoko girang bukan kepalang saat mendengar panitia memanggil namanya sebagai pemilik kambing kaligesing juara ke-1 kategori jantan A. Kambing jantan koleksinya, Pulung, berbobot hingga 150 kg. Bobot seekor kambing jantan rata-rata hanya 80—100 kg. Kegembiraannya semakin bertambah ketika panitia kembali memanggil namanya sebagai pemilik kambing juara ke-1 dalam kategori betina A.
Sosok kambing itu bertubuh bongsor, tanpa tanduk, dan berwarna hitam di wajah, serta warna putih susu di sekujur tubuhnya. Sasmita, nama kambing betina itu, berbobot 100 kg. Bandingkan dengan bobot kambing betina lainnya, yang rata-rata hanya 60 kg. Corak putih sempurna pada tubuh kambing kaligesing itu memikat para juri. Pun warna kaki bak memakai “kaos kaki” putih. Tubuhnya panjang.
Penilaian juri
Peternak asal Kertosono, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, Agus Mujoko, menuturkan, “Saya sangat senang kedua kambing saya menjadi juara kontes.” Menurut anggota Perkumpulan Peternak Kambing Kaligesing Nasional (Perkkanas) sekaligus panitia kontes, Yanto Lorusei, dalam kategori pejantan, kriteria yang dinilai sama dengan kategori betina, yaitu penampilan fisik.
Juri juga menilai kepala, daun telinga, tanduk atas, pangkal tanduk bawah, leher, dan gelambir. Bagian penilaian lain warna bulu, rewos atau jimbrak, bentuk tubuh, tulang, kaki, ekor, testis, dan ambing. Setiap bagian itu memiliki beberapa tipe. Bagian daun telinga, misalnya, terdapat tipe rumpung atau bertelinga sangat pendek, dan daun telinga lebih panjang.
“Dalam penilaian ekor kambing terdiri atas tiga tipe, panjang melengkung ke atas, pangkal besar, dan berbulu lebat. Ekor panjang melengkung ke atas memiliki nilai estetika lebih tinggi dibandingkan ekor pendek,” kata anggota panitia kontes, Yanto Lorusei. Ia menuturkan kambing kaligesing milik Agus layak menyandang juara kategori jantan A.

Kambing betina peraih juara ke-1 juga menang telak dari segi postur. Menurut panitia kontes kambing itu, posisi ujung tanduk yang lebih rendah daripada dagu dapat meningkatkan nilai estetika. Kambing betina milik Agus menjadi juara kategori kelas A karena unggul fisik induk dan anakannya bagus. Untuk juara ke-2 fisik kambing agak kurus dibandingkan juara ke-1.
Para juri pada kontes Jambore Peternakan Nasional 2017 itu—Tri Wiyono, Mugi Santoso, Wahid, Nugroho, Muhamad Nurul Huda, drh. Ahmad Kosim (Kepala UPT Keswan Dinas Peternakan Kabupaten Purworejo), dan Dyah Maharani, S.Pt., M.P., Ph.D. (Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada).
Domba garut
Selain kontes kambing kaligesing, Kementerian Pertanian dan Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) juga mengadakan kontes domba garut. Domba garut milik peternak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Aep Iskandar, tampil menjadi juara kedua sebagai raja pedaging. Bison, nama domba itu, berbulu putih, kekar, serta gagah berbobot 93,3 kg.
Juara pertama di kelas raja pedaging adalah Bejo, domba garut berumur 2,5 tahun milik peternak di Batujajar, Jawa Barat. Bejo berbobot 116 kg. Lazimnya bobot seekor domba jantan rata-rata hanya 50—80 kg. Sebanyak 131 domba mengikuti kontes itu, Penilaian secara kualitatif dilihat dari keharmonisan bentuk tubuh, mulai dari kepala hingga ekor, struktur tulang, dan bentuk otot.

domba yang diadakan oleh Staf Kepresidenan dan Kementerian Pertanian.
Adapun penilaian kuantitatif meliputi jumlah gigi, tinggi pundak, panjang badan, lingkar dada, dan lebar dada. Selain itu, domba garut jantan berbulu hitam memang jauh dari kesan elok. Menurut riset dari dosen Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Denie Heriyadi, domba garut jantan berbulu hitam mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi ketimbang warna putih atau kombinasi hitam dan putih.
Presdien Joko Widodo yang hadir pada jambore itu menuturkan, “Saya hitung-hitung dengan kalkulasi ekonomi, beternak domba untungnya besar juga. Tapi saya baru pelihara domba,” kata Jokowi. Pada akhir 2016 Presiden Joko Widodo membeli lima domba terdiri atas tiga betina dan dua jantan. Kini domba itu beranak-pinak menjadi 11 domba. Menurut presiden memelihara domba bukanlah perkara mudah.
“Saya berbicara apa adanya, tidak gampang, tidak mudah. Oleh sebab itu saya akan minta bapak ibu dan saudara semua yang sudah beternak kambing dan sapi lebih dari 100 ekor tunjuk tangan,” kata Jokowi. Jokowi pun akhirnya memperlihatkan domba yang ia pelihara. Domba itu dibawa ke atas panggung. “Ya ini domba saya, kira-kira lumayan gemuk enggak kurus-kurus amat kaya saya. Domba itu baru lahir dua bulan lalu ya cukup lumayan gemuk,” ujarnya.

Menurut Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita, jambore nasional salah satu wadah untuk melakukan konsolidasi antarpelaku usaha peternakan dalam mendukung program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan. “Peningkatan produksi dan skala usaha komoditas domba dan kambing perlu mendapat perhatian serius, sehingga bisa menjadi alternatif prioritas utama sumber protein hewani,” tuturnya.
Pakan
Pemeliharaan dan pakan merupakan kunci domba juara. Agus Mujoko yang dua kambingnya juara memberikan pakan 5 kali sehari, lazimnya 2-3 kali sehari. Ia memberikan pakan pada pukul 04.30, 09.00, 14.00, 16.30, dan 20.00. Agus memanen rumput dari kebun miliknya seluas 1 ha. Pria asal Nganjuk, Jawa Timur, itu jarang kehabisan rumput karena naungan tajuk jambu mencegah rumput kering meski pada musim kemarau.
Pemberian pakan 5 kali sehari itu terdiri atas 3 kali hijauan dan 2 kali ransum tambahan pada siang (pukul 14.00) dan malam hari (20.00) berupa dedak. Perbandingannya 3 kg dedak dan 10 liter air cucian beras. Ia merebus campuran itu, mendinginkan selama 15—20 menit, dan memberikannya. Pemberian pakan itulah yang mengantarkan Pulung dan Sasmita menjadi kambing jawara. (Tiffani Dias Anggraeni)