Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian, dalam Pedoman Budidaya Kapuk, menyatakan serat kapuk berasal dari sel epidermis kulit buah randu. Sel-sel itu mulai tumbuh sekitar 16 hari pascapembungaan. Tepatnya waktu pembelahan sel telur dan ada kepastian buah tidak rontok. Serat tua membentuk lumen yang kosong, berdinding tipis, terisi udara, dan tertutup pada kedua ujungnya. Dindingnya licin dan dilapisi lilin sehingga serat kapuk sangat ringan serta mampu mengisolasi panas dan suara.
Serat kapuk tidak dapat dipintal menjadi benang karena dinding serat kapuk licin dan tidak terpilin. Selain itu serat satu dan lainnya tidak bersatu. Meski begitu pernah dibuat tenunan berbahan 87% serat kapuk. Tenunan itu berdaya serap panas sangat baik, tapi mudah terurai. Serat kapuk pas sebagai bahan isolasi lantaran lumennya terisi udara. Kelemahannya mudah terbakar. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan campuran kapuk dengan kertas menyebabkan kapuk tidak mudah terbakar.
Isolator dari kapuk dapat dipakai sebaga pengisi antara dinding kabin pesawat, plafon, studio, bioskop, mobil, dan kereta api karena ringan. Manfaat kapuk lainnya yakni sebagai pengisi sabuk penolong. Itu berkat sifat mengambang yang besar lantaran banyaknya udara dalam serat dan dinding seratnya yang tidak berpilin. Dengan begitu air tidak dapat menerobos ke celah di antara serat. Alat pengapung dari kapuk yang terendam 30 hari hanya kehilangan daya mengambang sekitar 10%. (Riefza Vebriansyah)