Trubus.id—Daun moringa kaya akan manfaat. Pantas saja dijuluki pangan super. Riset Algafari B. Manggara dan Muhammad Shofi dari Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri menyebutkan setiap 100 g daun moringa segar mengandung 15 mineral (baca: Mineral Moringa).
Mineral makro—diperlukan tubuh dalam jumlah besar—adalah kalsium, kalium, fosfor, dan belerang. Kadar kalsium kelor yang tinggi—603,77 mg—berpotensi untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian. Tubuh perlu sekitar 700—800 mg kalsium setiap hari.
Kalsium penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi serta membantu proses pembekuan darah. Selain itu, kalsium juga berperan sebagai aktivator saraf dan otak, aktivator enzim, aktivator otot jantung, dan untuk melindungi tubuh dari absorpsi zat radioaktif.
Periset dari Departemen Biokimia, KJ Somaiya College of Science & Commerce, Mumbai, India, Samidha Pawaskar dan K.C. Sasangan, menemukan 9 unsur mikro dalam ekstrak daun moringa.
Seratus gram ekstrak kering mengandung 1.416,0 mg magnesium, 516,6 mg asam askorbat, dan 480,9 mg kalsium. Ada pula unsur mikro lain dengan kadar lebih sedikit seperti retinol (vitamin A), tokoferol (vitamin E), besi, fosfor, niasin, riboflavin (vitamin B2), dan tiamin (vitamin B1).
Cara olah moringa
Daun moringa kaya akan unsur makro yakni karbohidrat, gula tereduksi, glukosa, selulosa, serat kasar, protein, asam amino bebas, lemak, dan asam lemak bebas. Oleh karena itu diperlukan cara mengolah yang tepat agar gizi tak rusak.
Produsen moringa di Blora, Jawa Tengah, Ir. Dudi Krisnadi, menghindari memasaknya di atas api. Sebaiknya tambahkan daun moringa setelah air mendidih. Jika dalam olahan itu terdapat bahan lain seperti oyong, jagung, atau wortel, penambahan daun moringa setelah bahan-bahan itu masak.
Itu untuk menjaga nutrisi kelor tidak hilang karena panas yang terlalu tinggi. Nutrisi tinggi tak hanya diperoleh dari daun segar tetapi juga daun kering. Metode itu antara lain hanya mengolah daun hasil budidaya secara organik dan harus segera diolah maksimal 4 jam setelah panen.