Trubus.id — Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Perkebunan mendorong upaya pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada komoditas tanaman kopi. Kopi menjadi salah satu komoditas perkebunan unggulan Indonesia.
Direktur Perlindungan Perkebunan, Hendratmojo Bagus Hudoro, menyebut, jika tidak segera dilakukan penanganan terhadap serangan OPT akan berdampak pada kerugian ekonomi, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.
“Gangguan OPT pada tanaman kopi tidak hanya pada tanaman dewasa di lapang, namun juga harus dipantau dan dikawal saat pembibitan, kebun entres, dan penyimpanan,” kata Bagus, dilansir dari laman Direktorat Jenderal Perkebunan.
Bagus menjelaskan, penanganan OPT pada tanaman kopi bertujuan menekan risiko kerugian itu. Penanganan OPT dapat dimulai dari peningkatan sumber daya manusia pengelola perkebunan kopi.
Petugas perlindungan perkebunan dan petani perlu dibekali seputar penanganan OPT kopi. Dengan begitu, mereka akan mampu mengidentifikasi dan mengendalikan OPT kopi.
“Ini perlu dilakukan demi mendorong kembali peningkatan ekspor dan kualitas mutu hasil komoditas perkebunan,” jelas Bagus.
Rais Widiyanto dari Pusat Penelitian Tanaman Kopi dan Kakao Indonesia mengatakan, kopi asal Semarang, khususnya daerah Gunung Kelir, bercita rasa khas. Cita rasa ini perlu dijaga dari serangan penggerek buah kopi (PBKo) agar mutu yang dihasilkan mempunyai nilai tambah.
Adapun Eko dari Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah berkomitmen akan terus mendukung pengembangan komoditas kopi di sekitar Gunung Kelir. Caranya antara lain dengan melakukan pembinaan, pendampingan, dan fasilitasi guna mendorong kemajuan usaha kelompok tani kopi.
Salah satu kelompok tani kopi yang memiliki perkembangan baik adalah Kelompok Tani Ngudi Makmur, di Dusun Tompak, Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang. Kelompok tani ini terbentuk sejak 2018 dan diketuai oleh Antep Rosit (Simon). Produk yang sudah dihasilkan, yaitu Kopi Gayeng dan POC Super 38.
Demi peningkatan kapabilitas penanganan OPT kopi, turut dilakukan kunjungan lapangan ke Kebun Kopi Desa Genting, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Pada kunjungan tersebut dilakukan kegiatan pengamatan OPT, pemasangan perangkap, aplikasi Agensi Pengendali Hayati (APH), pengenalan OPT, serta okulasi atau grafting.