Monday, January 20, 2025

Kementan Terus Kembangkan Komoditas Pangan Sorgum

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Kementan terus melakukan pengembangan komoditas tanaman pangan. Pengembangan pangan tidak hanya fokus pada komoditas Pajale, tetapi sekarang fokusnya menjadi Pajalegong, yakni padi, jagung, kedelai, sorgum, dan singkong.

Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tengah memprogramkan pengembangan budidaya sorgum seluas 15 ribu hektare pada 2022, serta 115 ribu hektare pada 2023 dan 150 ribu hektare pada 2024.

Dengan adanya peningkatan target luas tanam, kebutuhan benih juga semakin banyak, sehingga harus disiapkan sebelum jadwal tanam tiba. Menurut Suwandi, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, tanaman sorgum tidak hanya sebagai pangan alternatif pengganti beras, tetapi juga sebagai bahan pakan, bahkan dapat menghasilkan bio ethanol.

Sorgum merupakan tanaman sehat, mudah dibudidayakan, rendah biaya produksi, dan sangat bermanfaat untuk kesehatan. Sorgum juga memiliki manfaat yang tidak kalah saing dengan padi, jagung, dan kedelai.

“Sorgum dibudidayakan di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur,” tutur Suwandi, seperti dikutip dari laman Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian.

Hampir seluruh bagian tanaman sorgum, seperti biji, tangkai biji, daun, batang, dan akar, dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri. Mulai menjadi makanan seperti sirup, gula, kerajinan tangan, pati, biomas, bioetanol hingga tepung pengganti terigu dan lainnya.

Sementara itu, Catur Setiawan, Koordinator Kelompok Sustansi Pengawasan Mutu Benih, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, mengatakan, tanpa teknik produksi yang baik dan benar, sehebat apa pun pengawasan mutu benih, tidak akan dihasilkan benih bermutu dalam jumlah yang cukup.

Dr. Ramlah Arief, peneliti Balitser Maros menjelaskan tata cara produksi benih sorgum meliputi pilihan varietas sesuai dengan sifat-sifat, syarat lahan, teknik roguing, penentuan waktu panen, cara pengeringan dan sortasi benih, serta pengemasan benih.

“Untuk mengelabui burung adalah dengan membungkus malai, menggunakan lokasi lahan yang berbeda untuk setiap tanam sehingga tidak dikenali oleh burung dan tanam bersamaan dengan jadwal tanam padi untuk memecah minat burung,” terang Ramlah.

Untuk menghasilkan benih dengan vigor tinggi, ia menyarankan panen dilakukan sekitar 3 hari setelah masak fisiologis. Pengeringan dilakukan dua kali untuk menurunkan kadar air secara perlahan menggunakan blower dan panas dengan suhu tidak lebih dari 40°C.

Penurunan kadar air yang terlalu cepat dapat mengakibatkan kerusakan pada embrio benih. Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan selama 3 hari dengan membolak-balik benih.

Produsen benih dan pengawas benih tanaman harus sama-sama memahami teknis produksi dan regulasi perbenihan. Sinergi antara produksi yang baik dan benar, serta adanya pengawasan mutu akan memberikan jaminan benih bersertifikat yang dihasilkan memuaskan konsumen benih.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Mengintip Durian Montong dari Sulawesi Tengah, Begini Keunggulannya

Trubus.id–Provinsi Sulawesi Tengah, salah satu sentra penghasil durian. Mayoritas jenis durian yang dibudidayakan adalah montong.  Kualitas durian montong asal Sulawesi...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img