Monday, March 3, 2025

Kerbau Pampangan, Satwa Unik Gemar Menyelam

Rekomendasi

Trubus.id—Kerbau rawa Pampangan satwa khas di Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatra Selatan.  Masyarakat di Kecamatan Pampangan memelihara kerbau asli itu secara tradisional.

Hewan memamah biak itu mencari makan sendiri di rawa. Menjelang malam kerbau pulang sendiri dan dimasukkan ke dalam kandang secara berkelompok.

Menurut Ketua Kelompok Ulak Kuto Mandiri, Husin.  kerbau Pampangan unik karena bisa memakan tanaman sambil menyelam. Tentu hewan berkaki empat itu juga bisa berenang karena berhabitat di rawa.

Sekawanan kerbau yang tengah berendam di rawa yang tersisa menyambut Trubus ketika berkunjung ke Kecamatan Pampangan. Sepanjang perjalanan menuju ke sekretariat Kelompok Ulak Kuto Mandiri, tanah lapang yang mengering terhampar sejauh mata memandang.

Meski begitu masih ada beberapa titik yang menyimpan air. Di tempat itu juga terlihat sekelompok kerbau tengah berendam. Sebagian lagi tengah memakan rumput.

“Saat musim hujan semua tanah kering itu terisi air dan menjadi rawa,” kata Husin. Saat itu Trubus berkunjung pada Oktober 2023 dan sebagian besar rawa mengering karena musim kemarau.

Menurut dosen di Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya, Ir. Arfan Abrar, S.Pt., M. Si., Ph. D., IPM, ASEAN Eng., kemampuan menyelam dan berenang kerbau Pampangan merupakan bagian dari perilaku makan (feeding behavior).

“Kerbau Pampangan memiliki garis hasetron di pangkal leher yang berwarna putih seperti dasi,” kata Arfan. Ciri itu juga ada pada kerbau murrah di Asia Selatan.

Namun perlu penelitian molekuler untuk memastikan hal itu. Keunikan kerbau Pampangan lain menurut Arfan yakni kebiasaan turun-temurun peternak yang meletakkan feses ternak di atas punggung kerbau.

Selanjutnya feses terbuang di rawa tempat padang penggembalaan. Jadi, kotoran itu bisa menjadi pupuk untuk hijauan yang tumbuh di rawa.

“Kalau saat ini kita bilang itu kearifan lokal,” kata alumnus Graduate School of Bioresources, Mie University, Jepang, itu.

Menurut Arfan, belum ada dokumentasi resmi tentang asal usul kerbau Pampangan. Kemungkinan Kecamatan Pampangan pada zaman dahulu merupakan tempat berburu dan berekreasi para bangsawan. Kemudian mereka mendatangkan kerbau penghasil susu dari Asia Selatan.

Selanjutnya kerbau introduksi itu berkembang dan beradaptasi dengan lingkungan rawa pasang surut yang terisolir selama bertahun-tahun.

“Tahun 2010 saja belum ada jalan darat yang tembus ke desa itu,” kata Arfan.

Kondisi itu membuat kerbau Pampangan dari zaman kerajaan menjadi suatu spesies yang unik. Menurut Husin kondisi tubuh kerbau Pampangan mengikuti musim.

Saat kemarau tubuh kerbau lokal itu relatif kurus karena rawa mengering sehingga ketersediaan rumput pun berkurang. Adapun saat musim hujan tubuh kerbau Pampangan lebih gemuk ketimbang saat kemarau.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Inovasi Olahan Rumput Laut, Mi Hingga Agar Strip

Trubus.id–Usup Supriatna berhasil mengolah rumput laut menjadi produk inovatif berupa mi rumput laut dan agar strip. Mi rumput laut...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img