Trubus.id — Ada dua macam rebung jahe, yaitu rebung hijau dan rebung putih. Rebung hijau cukup ditanam di guludan, sedangkan rebung putih di lubang berbentuk lorong selebar 2,5 m dan dalam 1 m. Tujuannya, agar rimpang tidak kena matahari.
Rebung putih berasal dari bibit jahe emprit. Jahe gajah dipakai untuk memperoleh rebung hijau. Rimpang bibit dipilih yang tua, sehat, dan seragam. Untuk rebung hijau, dibutuhkan bibit sebanyak 1,5–1,7 kg/m baris. Jarak tanam antarbaris 0,7–1 m. Sementara itu, bibit rebung putih sebanyak 15–20 kg/m2.
Untuk mengusahakan rebung hijau, tanah diolah sedalam 30–40 cm. Setelah itu, dicampur pupuk kandang 5 kg/m2 dan dibuat menjadi alur bedeng selebar 0,3–0,5 m. Jarak antarbedengan 0,5–0,7 m. Urea diberikan dengan dosis 50–75 gram/m baris. Setelah itu, tanah dibiarkan 1–2 minggu sebelum ditanami.
Hal sama juga dilakukan untuk penanaman sistem lorong. Akan tetapi, bedengannya dibuat 2 baris di setiap lorong. Masing-masing selebar 1 m, dan dipisahkan oleh jalan kontrol selebar 0,5 m.
Bedengan digemburkan, dicampur pupuk kandang 5 kg/m2 dan Urea 50 gram/m2. Setelah itu, lorong diberi atap lengkung dari anyaman bambu, lalu ditutup lagi dengan lembaran plastik hitam.
Sebelum ditanam, bibit direndam larutan zat pengatur tumbuh 2 ml/liter air selama 5–10 menit. Selanjutnya, rimpang diletakkan di atas bedengan yang telah disiapkan dengan arah mata tunas ke atas.
Untuk menghasilkan rebung yang seragam panjangnya, dilakukan pembumbunan sesuai dengan tingkat pertumbuhan tunas. Pembumbunan dilakukan 3–4 kali menggunakan tanah remah berpasir. Untuk rebung putih, penyemprotan zat perangsang tumbuh 3 hari sebelum dibumbun.
Pemanenan rebung hijau saat anakan ketiga muncul di atas permukaan tanah. Saat itu telah tumbuh 3 helai daun. Rebung putih dipanen ketika tanaman berumur 35–40 hari. Cirinya, 80% pucuk tanaman muncul di permukaan bedengan setinggi 7–10 cm. Selepas panen, rebung secepatnya disimpan di tempat sejuk.