Trubus.id — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan strategi peningkatan produksi rumput laut. Tujuannya, agar nantinya Indonesia bisa menjadi produsen nomor satu di dunia.
Menurut Tb. Haeru Rahayu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan, berdasarkan data FAO 2022, saat ini Indonesia menjadi negara produsen rumput laut nomor dua di dunia setelah Cina. Indonesia menguasai pangsa pasar rumput laut dunia pada 2021 sebesar 12,3 persen atau senilai US$345 juta berdasarkan data BPS.
Tebe—sapaan akrab Tb. Haeru Rahayu—mengatakan, budidaya rumput laut sebagai implementasi 5 program prioritas KKP berbasis ekonomi biru, yakni melalui pengembangan perikanan budidaya berorientasi ekspor.
Salah satu komoditas unggulannya adalah rumput laut. Dalam peningkatan produksi rumput laut nasional, kata Tebe, tidak terlepas dari proses pembibitan, pembesaran, pengolahan, dan pemasaran.
Melansir dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, strategi KKP dalam peningkatan produksi rumput laut nasional, di antaranya, pertama, mulai dari proses pembibitan yakni dengan peningkatan kualitas bibit melalui pengembangan laboratorium kultur jaringan, pengembangan kebun bibit rumput laut, dan bimbingan teknis, serta manajemen bagi pembibitan swasta.
“Kami telah melakukan peningkatan kualitas bibit rumput laut melalui pengembangan laboratorium kultur jaringan di 6 UPT milik Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, antara lain, BBPBL Lampung, BBPBAP Jepara, BPBAP Takalar, BPBAP Situbondo, BPBL Ambon, dan BPBL Lombok,” tutur Tebe.
Menurutnya, saat ini, masing-masing UPT sudah mampu memproduksi 1.000 plantlet setiap tahunnya. Tahun depan produksinya akan terus ditingkatkan menjadi 5.000 plantlet di setiap UPT.
Kedua, pada tahap pembesaran, yaitu pengembangan sentra kawasan budidaya rumput laut dan pembangunan kampung rumput laut. Sentra kawasan rumput laut tahun ini terdapat pada 10 besar provinsi yakni Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Sulawesi Utara, dan Jawa Barat.
Tebe menuturkan KKP melalui DJPB telah menyalurkan 150 unit bantuan kebun bibit rumput laut pada 2022, sebagai tahap lanjutan budidaya paskakultur jaringan di laboratorium.
Rencananya, pada 2023 KKP juga sudah menyediakan 136 unit untuk didistribusikan di Kampung Perikanan Budidaya Rumput Laut.
Ketiga, dukungan sarana prasarana serta pengembangan klaster kelompok pembudidaya. Keempat, pendampingan teknis oleh penyuluh, pelatihan bagi pembudidaya rumput laut, dan peningkatan kelembagaan kelompok.
“Tentunya peningkatan produksi rumput laut nasional dapat tercapai dengan adanya dukungan dari berbagai pihak terkait, baik dari hulu maupun hilir,” kata Tebe.