Trubus.id— Konsep kafe kebun tengah menjadi tren. Di sejumlah daerah ditemukan kafe dengan konsep kebun kian menjamur. Contoh Green House Kopi milik Nugrah Trihadi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Green House Kopi menyediakan sekitar 10 jenis sayuran yang ditanam dalam instalasi hidroponik. Setidaknya ada 27.000 lubang tanam yang diisi berbagai sayuran seperti selada, bayam hijau, kangkung, kailan, sawi pagoda, pakcoy, dan caisim.
Nugrah menuai sekitar 60—70 kg sayuran segar per hari. Volume itu terserap untuk kebutuhan pasar modern, pengunjung yang datang langsung, dan hidangan di kedai. Green House Kopi membanderol harga sayur segar Rp6.000—Rp9.000 per 250 gram.
Adapun menu yang ditawarkan dari sayuran hasil panen antara lain cah kangkung, omelet sayur, salad, dan jus. Konsep kafe kebun juga diterapkan oleh Wahyu Indra, S.Pt., di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Pemilik Waroeng Ceu Ipa Biomethagreen mengusung konsep farm to table. Nyaris semua menu yang disuguhkan berasal dari bahan yang ditanam dan dipelihara sendiri. Sebut saja selada, pakcoi, kangkung, dan sawi.

Wahyu menuturkan, 70% hasil panen digunakan untuk kebutuhan restoran dan 30% dijual segar. Rama Chandra juga menempuh cara serupa. Chandra mendirikan Glatos: Gelato & Burgers di Kotamadya Depok, Jawa Barat.
Menu andalan Glatos: Gelato & Burgers tentu saja gelato. Chandra—sapaan akrab Rama Chandra—membuat es krim khas Italia itu dengan varian rasa seperti avokad, mangga, markisa, stroberi, dan vanila.
Gelato dengan varian buah berasal dari buah-buahan segar yang diolah di dapur Glatos: Gelato & Burgers. Ada pula menu utama, camilan, jus sehat, minuman herbal, dan minuman ringan.
Chandra menuturkan, jus sehat ala Glatos: Gelato & Burgers berasal dari buah dan sayur yang berasal dari kebun sendiri. Pengunjung bisa menyambangi kebun Glatos: Gelato & Burgers dia area belakang kafe.
Di kebun itu Chandra mengebunkan sayuran secara hidroponik (pakcoi, sawi, dan selada) serta konvensional (kangkung, kubis, kacang panjang, dan melon). Anak kelima dari enam bersaudara itu membagi kafe menjadi dua zona yakni in door dan out door.
Di zona in door pengunjung dapat menikmati keindahan interior ruangan bergaya vintage. Sementara di zona out door, pengunjung bisa mengambil tempat duduk di bawah naungan atap polikarbonat maupun pepohonan nan rindang. Menurut Chandra desain kafe yang apik turut menjadi daya tarik bagi pengunjung.