Trubus.id—Umumnya lalat penggorok daun (Liriomyza sp.) dan jamur patogen Phytophthora infestan yang sering jadi momok pada tanaman kentang. Kutu putih (Bemicia tabaci) meski sering ditemukan tetapi dianggap sebagai hama sekunder.
Kerusakan tanaman disebabkan oleh imago dan nimfakutu putih. Kutu kebul—nama lain kutu putih—dewasa berukuran kecil masih bisa diamati mata telanjang. Biasanya banyak berkumpul di permukaan bawah daun.
Bila daun digerakkan sedikit saja, kutu yang memang berwarna putih itu akan terbang cepat. Nimfa kutu kebul tidak mudah diidentifikasi. Tubuh nimfa ini melekat kuat di permukaan bawah daun. Mereka akan mengisap cairan daun sehingga tanaman menjadi lemah.
Tak hanya itu, ekskresi yang ditinggalkannya menghasilkan embun madu. Padahal embun itu merupakan media yang baik untuk tempat tumbuh cendawan jelaga. Cendawan hitam itu lalu menutupi permukaan tanaman. Akibatnya proses fotosintesis tidak bisa berlangsung normal.
Selain kerusakan langsung oleh isapan nimfa dan imago, kehadiran kutu kebul juga bisa bertindak sebagai vektor suatu virus. Kenyataan ini pernah didapati pada tanaman kedelai. Kejadian ini mungkin saja bisa menimpa pertanaman kentang.
Beberapa cara pengendalian harus secepat mungkin dilakukan. Menjaga keseimbangan lingkungan serta melindungi musuh alami adalah cara yang paling aman untuk menekannya. Dianjurkan juga untuk menanami pinggiran lahan dengan jagung.
Fungsinya untuk memperbanyak populasi agen pengendali hayati. Perangkap kuning juga bisa digunakan untuk mengendalikan dan memonitor populasi kutu kebul. Jika serangan sudah melebihi batas toleransi, barulah menggunakan insektisida.
 dan jamur patogen Phytophthora infestan yang sering jadi momok pada tanaman kentang.){kind=link}