Friday, January 24, 2025

Laba Puluhan Juta Rupiah dari Gula Lontar

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — I Komang Sukarma, S.S., mendapat laba puluhan juta rupiah per bulan dari memasok gula lontar. Ia mampu memproduksi 1.000 kg gula lontar tiap bulan.

Keputusan Sukarma untuk menggeluti bisnis gula lontar berawal dari kecintaannya terhadap desa kelahirannya yakni Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Apalagi, Kabupaten Karangasem dikenal sebagai sentra lontar terbesar di Bali.

“Saya mencintai kampung saya. Ada semangat dan kepuasan tersendiri ketika saya bisa mengoptimalkan dan mengimplementasikan ilmu di tengah masyarakat,” kata Sukarma.

Sukarma bekerja sama dengan 41 warga untuk memproduksi gula lontar. Ia memilih petani yang memiliki pola pikir untuk menggunakan sistem organik. Sukarma memproduksi 500–1.000 kg gula lontar setiap bulan.

Gula lontar itu terdiri atas dua bentuk, yaitu kristal dan serbuk. Perbandingan jumlah kedua produk 50:50. Semua produk itu terserap pasar Bali, Yogyakarta, dan Jakarta.

Sukarma mengatakan, sasaran pasar gula lontar pelaku bisnis atau business-to-business (B2B) seperti restoran dan kafe. Pasar lainnya adalah pelaku bisnis langsung kepada konsumen atau business-to-consumer (B2C) seperti retail daring, toko retail premium, dan konsumen langsung.

Produk gula lontar kreasi I Komang Sukarma bermerek Tarunira. (Trubus/Dok. Sukarma)

Perbedaan segmen pasar itu memengaruhi volume kemasan. Sekadar contoh, gula untuk konsumen terdapat tiga jenis kemasan yakni stoples kaca, standing pouch, dan container box.

Wadah stoples bervolume 150 gram harga Rp38.000, 250 gram (Rp53.000), dan 350 gram (Rp59.000). Sementara itu, standing pouch bervolume 250 gram (Rp34.900) dan container box (Rp55.000 untuk 500 gram).

Adapun untuk pelaku bisnis (B2B) gula lontar dalam kemasan besar bervolume 1–5 kg seharga Rp67.000 per kg. Gula lontar berasal dari nira tanaman lontar (Borassus flabellifer).

Sukarma menargetkan untuk bisa menembus pasar ekspor pada 2024. Sejak awal produksi, banyak permintaan gula lontar dari mancanegara. Namun, belum terpenuhi lantaran keterbatasan produksi.

“Ceruk pasar masih besar untuk dipenuhi. Apalagi nilai utama gula lontar yaitu berindeks glikemik paling rendah dari jenis gula lainnya,” kata Sukarma.

Simak seputar tantangan pengembangan pertanian Indonesia ke depan dan harapan agar anak-anak muda mau terjun di sektor pertanian di Majalah Trubus Edisi 637 Desember 2022.

Majalah Trubus Edisi 637 Desember 2022 mengulas 33 sosok muda inspiratif di bidang agribisnis sebagai upaya untuk mengajak anak-anak muda lain menggeluti sektor pertanian. Dapatkan Majalah Trubus Edisi 637 Desember 2022 di Trubus Online Shop atau hubungi WhatsApp admin pemasaran Majalah Trubus.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pasar Butuh Pasokan Buah Alpukat Berkualitas secara Kontinu, Begini Strateginya

Trubus.id–Pasar membutuhkan pasokan buah alpukat berkualitas secara kontinu. Menurut Agus Riyadi kebutuhan pasar alpukat selalu ada. Namun, kadang terkendala...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img