
Cara melebatkan buah tabulampot jeruk dekopon.
Pohon dekopon setinggi 150 cm itu semarak berkat kehadiran tujuh buah sebesar 15—20 cm di ujung cabang. Warnanya hijau, kuning, dan jingga. Menurut pemain tabulampot (tanaman buah dalam pot) di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Ade Tano Cahyadinata, jeruk dekopon dapat berbuah dengan baik bila ditanam dalam pot.
Bobot setiap buah 300—600 gram sehingga sepintas mirip jeruk bali berwarna jingga. Apalagi buahnya bukan hanya satu, tetapi bisa sampai 10 buah per pohon berumur dua tahun. Buah itu menggaantung di ujung ranting tanpa membuat pohon merunduk. Cahyadinata menjajakan tabulampot dekopon Rp500.000—Rp600.000 per pot.

Rawat khusus
Pemain lain di Cihideung, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Ade Rohidin, menanam dekopon dalam pot. Buahnya lebih lebat, mencapai 10 buah berukuran 200—250 g menggelayuti cabang pohon setinggi 120 cm di pot berdiameter 60 cm. Pohon itu merunduk karena tidak kuat menopang semua buah. Rohidin menjual pohonnya seharga Rp350.000.
Pehobi yang menanam dekopon dalam pot, harus memangkas, memupuk, dan menyiram tepat waktu. Menurut Tano Cahyadinata perawatan khusus harus dilakukan, mulai dari pemilihan bibit, pemangkasan cabang dan ranting, pemupukan, hingga seleksi buah. Semua itu disebabkan karena ukuran buah besar sehingga batang dan cabang harus kokoh agar kuat digantungi buah.
Menurut Cahyadinata bibit dekopon untuk tabulampot harus berbatang besar, daun rimbun, dan bercabang banyak. Selain lebih cepat berbuah, tanaman berbatang besar relatif kuat menopang buah. Biasanya ia membeli bibit siap berbuah dengan risiko harga tinggi, mencapai Rp150.000. Bisa saja membeli bibit murah, tetapi ukurannya kecil, sehingga lebih lama merawatnya.

Oleh karena itu ia membeli tanaman remaja atau siap berbuah. Tiga atau empat bulan kemudian dekopon pun berbuah. Ia membuka polibag dan langsung menanam bibit di pot berdiameter 60 cm. Pria berusia 47 tahun itu menggunakan pupuk kandang hingga seperempat bagian pot.
Setelah itu ia memasukkan bibit jeruk ke dalam pot. Ia lantas memasukkan media berupa campuran sekam dan tanah dengan perbandingan 60:40 di sekeliling batang, serta menutupnya dengan pupuk kandang. Perawatan selanjutnya ialah memangkas ranting-ranting kecil atau yang mati. Tujuannya agar batang cepat besar. Membiarkan keberadaan ranting itu justru menghambat pertumbuhan batang.

Perawatan rutin
Idealnya dekopon mempunya tiga cabang utama. Pehobi memelihara dan membesarkan ketiga cabang itu dengan rutin memangkas ranting kecil di batang. Pemangkasan agar sinar matahari masuk dalam tajuk dan mengenai cabang dan ranting sehingga membantu proses fotosintesis. Tiga atau empat pekan setelah tanam, Cahyadinata memupuk perdana, yakni memberikan pupuk kimia Bosca.
Ia memberikan pupuk granular itu dua pekan sekali dengan dosis satu sendok makan atau 15 gram per pot. Itu bila kondisi tanaman bagus, yakni daun tetap normal dan hijau. Namun, bila kondisi tanaman kurang bagus, ayah tiga anak itu meningkatkan dosis yakni 1,5—2 sendok makan yang ditabur di tepi pot. Dengan perawatan intensif, 3—5 bulan kemudian tanaman mulai berbuah.
Adapun Ade Rohidin memberi nutrisi dengan NPK 16:16:16 sebanyak 2 sendok makan. Ia memberikan setiap 20 hari. Hama atau penyakit dekopon tidak terlalu banyak. Menurut Cahyadinata hama yang paling banyak mengganggu dekopon ialah embun jelaga, terutama saat kutu putih menyerang. Ia mengendalikan kutu putih dengan menyemprot insektisida Asmic atau Ampi.

Pada awal berbunga, setiap ranting memunculkan 3—5 bunga. Pehobi sebaiknya menyeleksi buah yang terbentuk saat ukuran sebesar kacang tanah. Pilih satu bakalan buah yang paling bagus. Bila batang sudah besar atau berdiameter 5 cm, pertahankan 8—10 buah per tanaman. Namun, bila cabang dan ranting kecil, kurang dari 1 cm, jumlah maksimal yang dipertahankan 5—6 buah. Kelak ukuran buah relatif kecil, berbobot 200—300 g per buah.
Saat dalam pertumbuhan, penyiraman harus rutin, minimal dua hari sekali. Namun saat panas, penyiraman setiap hari. Bila jarak tabulampot rapat, penyiraman cukup setiap 3 hari, tergantung kondisi media. Cahyadinata memberikan nutrisi berupa campuran pupuk urine kelinci, pupuk kandang, dan NPK yang terfermentasi dalam tong selama dua pekan. Ia memberikan pupuk itu setiap dua pekan.

Dosisnya sebanyak satu gayung per pohon. Dalam 5—6 bulan jeruk mulai matang. Tandanya, kulit mulai kuning. Itulah kondisi terbaik dekopon yang tumbuh dalam pot alias tabulampot. Saatnya mengundang handai taulan untuk menyaksikan panorama nan seronok. (Syah Angkasa)