Monday, January 20, 2025

Lengkeng: Selamat Datang Longan Anyar

Rekomendasi
- Advertisement -
Daging tebal, manis, dan kering disukai konsumen
Daging tebal, manis, dan kering disukai konsumen

Hartono menanam tiga jenis lengkeng teranyar dari Thailand dan Vietnam di lahan 10 ha.

Kalau sudah panen, bawa saja ke sini buahnya,” ujar anggota staf toko buah ternama di Kota Bandung, Jawa Barat, seperti ditirukan Hartono. Permintaan itu datang setelah staf toko buah itu mencicip buah lengkeng Dimocarpus longan dari kebun Hartono di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Ia tertarik untuk memesan karena rasa lengkeng itu sangat manis.

Saat diukur menggunakan alat pengukur tingkat kemanisan atau refraktometer, tingkat kemanisan lengkeng itu mencapai 24° briks. Angka itu sempat membuat Hartono ragu. Oleh karena itu ia mengulang pengukuran hingga tiga kali pengulangan. Hasilnya hampir sama, 24° briks. “Kalau belum matang benar hanya 20° briks,” ujar Hartono.

Menurut kepala Pusat Kajian Hortikultura Tropika Institut Pertanian Bogor (PKHT-IPB), Sobir PhD, lengkeng dengan tingkat kemanisan 24° briks tergolong sangat manis, tapi masih bisa ditoleransi lidah orang Asia, khususnya Indonesia. “Biasanya tingkat kemanisan lengkeng sekitar 15—17° briks,” ujar Sobir. Pendapat serupa disampaikan konsultan buah di Bogor, Jawa Barat, Ajie Win. Menurutnya lengkeng diamond river dan pingpong yang dikenal manis pun hanya memiliki kadar kemanisan 21—22° briks.

Pengairan salah satu kunci supaya tanaman tumbuh yang baik
Pengairan salah satu kunci supaya tanaman tumbuh yang baik

Daging tebal

Lengkeng yang Hartono sodorkan sebagai contoh kepada toko buah itu sebetulnya terdiri atas tiga jenis lengkeng. Dua jenis di antaranya berasal dari Thailand, satu lagi dari Vietnam. Hartono tidak menyebutkan nama varietas karena saat memperoleh ketiganya pada 2008 longan itu tanpa nama. Oleh karena itu Hartono hanya menyematkan nama NN 1 dan NN 2 untuk jenis yang didatangkan dari Thailand, dan NN 3 asal Vietnam. Inisial NN singkatan dari kata no name yang berarti tanpa nama.

Masing-masing jenis memiliki keistimewaan. Jenis NN 1 misalnya, bercitarasa sangat manis. Sementara keistimewaan NN 2 berdaging tebal karena berbiji kecil. Porsi daging buah yang dapat dikonsumsi mencapai 75%, lebih tinggi ketimbang itoh yang hanya 40—50%.

Keunggulan NN 3 adalah buahnya yang lebat. Saat panen perdana pada Februari 2013, setiap dompol buah rata-rata mencapai 1,5 kg, total sekitar 15—20 kg per pohon. Jumlah itu lebih tinggi ketimbang dua jenis lainnya yang rata-rata menghasilkan 10 kg per pohon. “Itu baru panen pertama, jika dirawat lebih intensif lagi bisa menghasilkan 2—3 kg per dompol pada panen berikutnya,” kata Ajie Wien.

Sobir menuturkan hasil panen itu merupakan standar yang bagus. “Namun, untuk memperoleh hasil panen sebanyak itu tetap perlu pemeliharaan intensif yaitu dengan memperhatikan pemberian pupuk dan pengairannya,” imbuh doktor dari Universitas Kyushu, Jepang itu. Meski berbeda jenis, tapi kualitas daging buahnya sama-sama bertekstur kering, padat, dan legit. Wajar saja jika pengelola toko buah langsung terpikat meski yang disodorkan sebetulnya berbeda jenis.

Intensif

Sayangnya permintaan toko buah itu belum mampu dipenuhi Hartono karena pohon yang rata-rata berumur 2—3 tahun itu baru belajar berbuah. Pada panen perdana pada Februari 2013 masing-masing jenis baru dirangsang berbuah 12 pohon. “Ketika itu baru percobaan. Baru pada Oktober—November 2013 diperkirakan 800 pohon akan mulai panen. Saat ini sedang berbunga dan sebagian sudah pentil,” kata Hartono saat Trubus mewawancarai pada pertengahan September 2013. Ia berencana menambah populasi menjadi 1.600—2.000 pohon di lahan 10 ha.

Pohon diberi penopang bambu agar tidak roboh karena menahan bobot buah hingga panen
Pohon diberi penopang bambu agar tidak roboh karena menahan bobot buah hingga panen

Hartono membudidayakan ketiga jenis lengkeng itu secara intensif dengan jarak tanam 7 m x 7 m atau sekitar 200 pohon per hektar. Alumnus Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman itu mempertahankan tinggi pohon maksimal 2—2,5 m dengan melakukan pemangkasan rutin. Pemangkasan dilakukan pada cabang utama dengan menyisakan 2—3 cabang daun.

Menurut ahli fisiologi tumbuhan dari Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Ir Edhi Sandra MS, pemangkasan seperti itu bagus karena memperpendek jalur energi untuk pembuahan. Jalur nutrisi pendek dengan sedikit cabang membuat buah tumbuh optimal. Lengkeng akan membentuk banyak cabang jika pemangkasan dilakukan bukan pada cabang utama. Penyaluran energi dengan bantuan hormon akan terbagi dan aliran nutrisi menempuh jalan panjang. Itu menyebabkan kualitas buah tidak optimal, ukurannya kecil. “Selain itu, pohon pendek akan memudahkan pemeliharaan dan efisien fotosintetis,” tambah Sobir. Semua daun akan terkena sinar matahari sehingga fotosintesis berjalan lebih optimal.

Lengkeng termasuk tanaman dengan bunga terminal atau bunga muncul dari pucuk. Semakin sering pemangkasan maka semakin banyak pucuk yang menghasilkan bunga. Sobir menyarankan untuk melakukan penjarangan ketika buah berukuran setengah dari ukuran kelereng. “Tujuannya agar buah tumbuh maksimal. Penjarangan buah cukup 20—30% dari total jumlah buah,” ujarnya. Buah berkualitas jelek seperti terkena hama dibuang.

Sebagai sumber nutrisi Hartono rutin memberikan pupuk kandang dengan dosis 40 kg per pohon yang diberikan setiap 6 bulan dan 120 g NPK setiap bulan. Pada saat tanaman berumur 2 tahun Hartono melakukan perangsangan bunga dengan memberikan pupuk yang mengandung asam giberelat, asam indol asetat atau auksin, dan sitokinin dengan dosis 0,5 liter untuk 2—3 pohon. Pupuk itu diberikan 6 bulan sebelum panen. Cirinya daun terbentuk sempurna, berwarna hijau cerah, mengkilat dan rimbun.

Untuk penyiraman Hartono membangun kolam raksasa dengan luas permukaan 1 ha dan dasar kolam 2.500 m2. Dengan kedalaman 9,5 m kolam itu dapat menampung 45.000 m3  air. Air sebanyak itu mampu untuk menyiram seluruh tanaman buah di lahan seluas total 57 ha selama 4 bulan dengan intensitas penyiraman 3 hari sekali. (Pressi Hapsari Fadlilah)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Budi Daya Buah Premium: Dari Melon hingga Anggur di Rumah Tanam

Trubus.id–Inovasi budi daya buah-buahan semakin berkembang. Pekebun selalu berupaya untuk mencetak buah berkualitas. Buah premium pun turut mendongrak harga.  Hasbullah...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img