Avokad milik Mesiyat menjadi yang terbaik di kategori avokad pada Lomba Buah Unggul Nasional 2014.
Citarasa avokad itu sungguh luar biasa: rasa manis berpadu gurih, tanpa rasa pahit sedikit pun, dan daging buah nan lembut. Sudah begitu daging buah berwarna kuning itu tanpa serat. Itulah avokad kiriman Mesiyat, pekebun di Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, yang memenangi Lomba Buah Unggul Nasional (LBUN) ke-7. Buah itu mengungguli 17 Persea americana lain yang menjadi peserta di kelas avokad.
Mesiyat bakal mengantongi uang pengembangan Rp10-juta hadiah dari penyelenggara lomba, yakni Majalah Pertanian Trubus. Panitia juga akan mengusulkan avokad itu menjadi varietas unggul nasional. Selain kategori avokad, panitia LBUN 2014 juga menyelenggarakan lomba buah untuk kategori durian, jeruk keprok, jeruk siam, mangga, dan nangka.
Musim berbuah
Pekebun, pedagang, atau lembaga pemerintah dapat mengirimkan buah terbaik sesuai kategori yang tersedia. Mereka harus mengirimkan 7 buah dalam kondisi terbaik untuk kategori avokad, jeruk, dan mangga. Namun, beberapa orang mengirimkan buah lebih banyak daripada standar itu untuk mengantisipasi kerusakan di perjalanan. Adapun untuk kategori durian, mereka cukup mengirimkan 3 buah dan nangka (1 buah).
Banyaknya buah terkirim berkaitan dengan jumlah juri dalam LBUN yang ke-7 itu. Ketua lomba, Rosy Nur Aprianti SP, menjelaskan ketika buah peserta lomba tiba di kantor redaksi Trubus, maka panitia segera mendata setiap peserta (bobot, ukuran, deskripsi), memfoto, dan mengukur tingkat kemanisan dengan refraktometer. Setelah itu panitia mendistribusikan buah ke-lima juri.
Juri lomba berasal dari berbagai kalangan, terdiri atas Evy Syariefa Firstantinovi (wartawan), Karjono (pengamat buah), Tatang Halim (pebisnis), Rahman Pinem (birokrat), dan Prof Dr Sobir (ahli buah, akademisi)—agar penilaian objektif. Prof Dr Sobir telah lama menggeluti buah Nusantara. Ia pernah memimpin Pusat Kajian Hortikultura Tropis Institut Pertanian Bogor. Evy Syariefa pernah menjadi penanggung jawab Rubrik Buah Majalah Trubus. Adapun Karjono berpengalaman memasok beragam buah ke pasar.
Tatang Halim pemasok buah-buahan berkualitas tinggi di Muarakarang, Jakarta Utara. Ia membina pekebun di berbagai daerah sehingga buah hasil budidaya mereka layak jual di pasar swalayan di Jakarta. Rahman Pinem menjabat Direktur Buah, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian. Penilaian meliputi penampilan luar (20%), penampilan dalam (20%), bagian buah yang dapat dikonsumsi atau edible portion (30%), dan rasa (30%).
Dalam LBUN avokad hanya akan “beradu” dengan sesama avokad, begitu juga jenis buah lain. Artinya penilaian buah untuk mencari yang terbaik hanya per kategori. LBUN 2014 berlangsung lebih dari setahun, yakni sejak 1 Oktober 2013 hingga 10 November 2014. Itu karena musim buah di suatu daerah berbeda-beda sehingga periode lomba pun berlangsung lama.
Kematangan buah
Lomba Buah Unggul Nasional diselenggarakan Trubus untuk menjaring buah unggul dari berbagai daerah di Indonesia. Sayangnya, dewan juri tak bisa menilai beberapa peserta lantaran buah rusak. Contoh kendil yang merupakan avokad unggul nasional kondisinya busuk ketika tiba di meja panitia. Panitia menghubungi pemilik avokad unggul itu untuk mengirim buah pengganti. Namun, musim berbuah telah lewat. Buah yang dikirim hasil panen terakhir.
Selain itu kualitas dan tingkat kematangan buah beragam. Ada yang matang sempurna, tetapi ada pula yang kurang matang. Hasilnya, penilaian juri pun berbeda-beda berdasarkan buah yang diterima. Kesalahan pengemasan buah merupakan faktor utama gagalnya peserta mendapat nilai layak. Dengan kondisi itulah sehingga pemenang yang muncul pun belum merupakan buah terbaik.
Pemenang durian, misalnya, menurut Prof Dr Sobir, penampilan durian terbaik itu idealnya memiliki bahu. ”Jadi kedua ujungnya tidak meruncing,” kata doktor Genetika Molekuler alumnus Okayama University, Jepang, itu. Demikian pula avokad juara tampil prima dan rasanya pun istimewa. Sayang, ukuran biji masih cukup besar. Dewan juri berkesimpulan, peserta tidak dipersiapkan untuk mengikuti lomba. Akibatnya buah yang dinilai pun bukan buah yang berkualitas optimal.
Itulah sebabnya panitia memutuskan hanya ada satu pemenang di setiap kategori—kecual kategori avokad yang terdiri atas 2 pemenang. Kategori avokad diikuti oleh peserta terbanyak mencapai 18. Sementara di kategori jeruk siam juga tanpa pemenang karena peserta tak memenuhi kuota, minimal 3 peserta. Pemberian hadiah kepada para pemilik buah pemenang akan berlangsung di arena ekshibisi Agrinex Expo pada 21 Maret 2015. (Syah Angkasa)