Trubus.id— Lukisan berjudul Bermanfaat Selamanya yang menggambarkan seorang kakek yang tengah mengajarkan melukis pada dua anak muda itu begitu hidup. Musababnya karya Yulius Robusta Lampung di atas kanvas berukuran 108 cm × 88 cm itu memiliki gradasi warna monokrom cokelat gelap hingga terang.
Lukisan indah itu menggunakan butiran kopi sebagai pewarna. Kopi sebagai pewarna alami dalam sebuah karya alami menjadi perhatian para seniman sejak lampau. Sebut saja pelukis asal Tasikmalaya, Jawa Barat, Achmad Sopandi Hasan, yang terkenal sebagai pelukis yang banyak memanfaatkan pewarna alami dari perut bumi.
Hasan tertarik pada pewarna alami dari kulit biji kopi terutama robusta asal dataran tinggi Liwa, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung. Pewarna diperoleh dengan cara diekstrak, lalu dibuat palet, kemudian menjadi pewarna pada kain.
Lima tahun belakangan banyak pelukis menggunakan cairan kopi sebagai medium membuat karya seni lukis. Mereka pun membentuk Komunitas Coffee Painter Indonesia pada 1 Oktober 2018.
Menurut perupa di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Ireng Halimun, anggota komunitas saling berbagi pengalaman hingga membuat pelatihan yang panjang menggunakan teknik akuarel seperti pada penciptaan lukisan cat air.
“Sekilas tampak mudah, tetapi pada kenyataannya butuh berlatih dengan serius terutama untuk mengerjakan objek yang detail,” kata Ireng.
Pelukis harus lihai membuat nuansa warna dari pencampuran air dan medium serta harus mampu memperhitungkan tarik-menarik pewarna dengan kanvas.
“Pelukis juga harus menahan diri dari kebiasaan lama. Umumnya pelukis senang berekspresi dengan beragam warna. Pada lukisan kopi, pelukis harus berimajinasi dengan warna monokromatik,” kata Ketua Komunitas Coffee Painter Indonesia di Jakarta, Jan Praba.
Monokromatik adalah satu jenis warna dengan tingkat intensitas yang berbeda level. Kini komunitas Coffee Painter Indonesia berkembang dengan anggota lebih dari 30 pelukis dari berbagai pelosok tanah air. Sebut saja dari Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok hingga Sukabumi, Jawa Barat dan Pringsewu, Lampung.