Friday, October 4, 2024

Berhimpun Demi Keberlangsungan Sungai Ciliwung

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) Bogor berdiri sejak Maret 2009. Komunitas itu memiliki misi meningkatkan rasa kepedulian terhadap keberlangsungan Sungai Ciliwung di Kota Bogor.

Koordinator Komunitas Peduli Ciliwung, Een Irawan Putra, S.Hut, menjelaskan bahwa KPC Bogor merupakan gerakan sukarela. “Komunitas orang-orang yang memiliki kepedulian sama kemudian berkelompok di Komunitas Peduli Ciliwung Bogor,” kata Een.

Salah satu agenda dari KPC Bogor yakni mulung sampah setiap Sabtu mulai pukul 08.00—11.00. Penyebaran informasi kegiatan itu melalui media sosial. Jumlah sukarelawan memulung sampah berbeda setiap pekan.

Permulaan hanya 2—3 orang kemudian pernah hingga 100 orang. Sejumlah edukasi gencar dilakukan KPC Bogor seperti memberikan pendidikan lingkungan hidup untuk anak-anak dan meneliti kualitas air.

Selain itu, KPC Bogor melakukan pengkajian tentang biota air, pemutaran film terkait pengelolaan sampah, serta penyelenggaraan lomba “memulung sampah” sejak 2011 yang diadakan setahun sekali. Bukan perkara gampang mengajak masyarakat menjaga sungai.

“Saya dibilang orang gila. Pasalnya usaha saya itu dianggap seperti menggarami air di lautan,” kata Een.

Berkat dorongan semua pihak alumnus Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, itu pun melanjutkan kiprah KPC Bogor hingga menarik sukarelawan lain untuk bergabung termasuk Suparno Jumar.

“Saya bergabung karena komunitas ini memberikan perhatian khusus untuk Sungai Ciliwung. Dengan itu bisa berjejaring terkait isu sungai,” kata sukarelawan KPC Bogor sejak 2015 itu.

Menurut Pakde Parno—sapaan akbar Suparno Jumar—kondisi masyarakat di bantaran Sungai Ciliwung yang abai terhadap tata kelola sampah berimplikasi pada kesehatan sungai.

“Setiap hari penduduk Indonesia menyumbang sampah sebanyak 0,6—0,7 kg per orang,” kata Pakde Parno.

Aktivis lingkungan itu menyadari sungai berpengaruh pada ekosistem kehidupan. Jumar menuturkan, sungai identik dengan ikan dewa (Tor soro). Ketika ikan tumbuh dan berkembang biak, sudah dipastikan sungai itu sehat.

“Kini ikan soro semakin sedikit dan jarang ditemui,” tutur pria berumur 51 tahun itu.

Een dan Jumar menyadari betul bahwa kegiatan mulung sampah setiap pekan itu mesti dibersamai dengan edukasi kepada masyarakat di bantaran Sungai Ciliwung, Kota Bogor.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Pakar Gizi UNAIR Soroti Terminologi Susu Ikan

Trubus.id—‘Susu ikan’ menjadi topik hangat belakangan ini. Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr....
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img