Trubus.id—Bioflok merupakan teknologi dalam budi daya ikan melalui rekayasa lingkungan yang mengandalkan pasokan oksigen dan memanfaatkan mikroorganisme. Sistem bioflok itu dapat diterapkan pada budi daya seperti ikan nila, patin, dan lele.
Salah satu faktor penting dalam budi daya bioflok yakni kualitas air yang meliputi rasio karbon dan nitrogen. Lima mahasiswa di Universitas Airlangga (UNAIR), mengembangkan alat monitoring bioflok berbasis pengukuran kadar karbon dan nitrogen dalam air dengan energi terbarukan.
Tim yang tergabung pada PKM-Karya Inovatif (PKM-KI), Flo-Retech, itu Putri Salma Nabila, Siti Nuraini, Candra Puspitasari, Aufar Mahran Alleani, dan Rizki Ramanda Putra.
Menurut Aufar alat monitoring bioflok itu menggunakan sensor yang akan mendeteksi kadar rasio karbon dan nitrogen. Terdapat lima sensor yang meliputi suhu, pH, dissolved oxygen (DO), kadar nitrogen, dan karbon.
“Kelima sensor ini akan secara berkala mendeteksi kualitas air yang mana hasilnya akan dilaporkan melalui aplikasi,” ujar Aufar dilansir pada laman UNAIR.
Keunggulan alat monitoring itu juga menggunakan energi yang berasal dari panel surya. Ia menuturkan sumber energi dari matahari itu akan tersimpan pada baterai, sehingga dapat digunakan pada malam hari. Artinya aktif selama 24 jam.
Lebih lanjut Aufar menuturkan bahwa uji alat monitoring itu sudah lima kali termask uji molase. “Alat monitoring juga sudah teruji pada kolam bioflok di Tambaksari,” ujarnya. Ia dan tim optimis mendapatkan hasil optimal pada kompetisi Pimnas ke-37.