Trubus.id–Asam urat merupakan masalah kesehatan yang kerap menjadi momok bagi banyak orang, terutama mereka yang memiliki pola makan kurang sehat. Menjaga kadar asam urat dalam tubuh tetap normal menjadi tantangan, namun alam telah menyediakan solusi sederhana seperti buah-buahan.
Selain lezat dan menyegarkan, beberapa jenis buah memiliki kandungan nutrisi yang berpotensi membantu menurunkan kadar asam urat secara alami. Apa saja buah-buahan tersebut, dan bagaimana cara kerjanya dalam tubuh? Simak ulasannya berikut ini.
Kawista
Peneliti dari Fakultas Farmasi, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta Selatan, Putu Rika Veryanti dan Ika Maruya Kusuma meriset khasiat buah kawisat (Limonia acidissima) terhadap penyakit gout.
Periset menggunakan hewan uji berupa mencit jantan yang terbagi menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas tiga mencit.
Menurut Putu Rika prevalensi gout lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita sehingga ia memilih mencit jantan. Ia dan rekan memberikan perlakuan yang berbeda pada setiap kelompok.
Berturut-turut grup 1, 2, dan 3 mendapatkan ekstrak buah kawista berdosis 100 mg/kg bobot badan (BB), 200 mg/kg BB, dan 400 mg/ kg BB. Untuk kelompok 4 mendapatkan alopurinol 10 mg/kg BB dan kelompok 5 diberikan plasebo natrium karboksimetil selulosa (CMC-Na) sebanyak 1 ml.
Perlakuan ekstrak buah kawista dengan dosis 200 mg/kg BB menunjukkan penurunan asam urat tertinggi yakni 67,26%. Adapun penurunan asam urat terendah yakni 5,14% pada perlakuan ekstrak buah kawista 400 mg/kg BB. Sementara pada kelompok perlakuan plasebo penurunan kadar asam urat hanya 0,96%.
Bagaimana duduk perkara ekstrak buah kawista menurunkan kadar asam urat? Putu Rika dan Ika menjelaskan bahwa ekstrak buah tanaman anggota famili Rutaceae itu mengandung saponin, tanin, alkaloid, flavonoid, dan terpenoid.
Peran senyawa-senyawa itu sebagai antioksidan, hepatoprotektor, antiasam urat, dan antibakteri. Putu Rika dan Ika menyebut bahwa flavonoid menghambat aktivitas enzim xantin oksidase sehingga menekan pembentukan asam urat. Namun, penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui efektivitas kawista menurunkan asam urat pada manusia.
Kulit salak
Penelitian Annisa Salsabila dan rekan dari Program Studi Farmasi Universitas Islam Bandung meneliti potensi ekstrak kulit salak untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Dalam penelitian itu Annisa menguji efek ekstrak etanol kulit salak pada mencit jantan galur swiss webster yang diinduksi kalium oksonat.
Kalium oksonat adalah senyawa yang menghambat enzim urikase memecah asam urat atau purin menjadi alantonin sehingga kadar asam urat dalam darah mencit meningkat. Annisa lalu membagi hewan uji itu menjadi empat kelompok.
Pada grup pertama Annisa hanya memberi air sebagai kontrol positif. Sementara pada kelompok kedua dan ketiga ia memberikan ekstrak kulit salak masing-masing berdosis 210 mg dan 420 mg per kg bobot tubuh.
Kelompok keempat menjadi pembanding. Pada kelompok itu Annisa memberikan obat allopurinol. Dokter lazim memberikan allopurinol kepada pasien untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Sebelum perlakuan, Annisa memuasakan semua mencit selama 24 jam. Setelah itu ia memberikan kalium oksonat berdosis 500 mg per kg bobot tubuh kepada seluruh hewan uji dengan cara injeksi ke dalam rongga perut tanpa mengenai organ.
Sejam pascainduksi kalium oksonat, Annisa lalu memberi perlakuan secara oral kepada seluruh mencit. Periset itu mengukur kadar asam urat pada mencit menggunakan alat blood uric acid Nesco.
Pengukuran selama 120 menit sebanyak lima kali dengan interval 30 menit. Setelah itu ia menghitung kadar asam urat 60 menit pascainduksi dikurangi kadar asam urat pada 90 menit pascainduksi atau 30 menit pascapemberian sediaan.
Setelah itu ia membagi nilai itu dengan kadar asam urat pada 60 menit pascainduksi, lalu mengalikannya dengan 100%. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar asam urat tertinggi yaitu pada kelompok hewan uji yang mengonsumsi ekstrak kulit salak berdosis 210 mg/dl bobot tubuh, yakni mencapai 26,63%.
Penurunan itu lebih tinggi daripada kelompok uji yang mengonsumsi allupurino (17,46%). Menurut Annisa keampuhan kulit salak menurunkan kadar asam urat dalam darah berkat senyawa aktif flavonoid dalam kulit salak.
Senyawa itu berfungsi sebagai antioksidan alami. Di samping itu flavonoid berperan menghambat xanthin oksidase dan sebagai penurun kadar gula darah. Sayangnya, kulit buah salak kini bukan herbal populer di kalangan herbalis untuk mengatasi asam urat.
Semangka
Periset di Department of Clinical Laboratories Sciences, College of Pharmacy, University of Basrah, Basrah, Irak, Basim Jasim Hameed, membuktikan serbuk semangka berpotensi menurunkan kadar asam urat.
Aktivitas antihiperurisemia dan urikosurik semangka diuji pada tikus hiperurisemia yang diinduksi kalium oksonat selama tujuh hari berturut-turut. Dosis pengobatan oral 25 mg/ kg, 50 mg/ kg, dan 100 mg/ kg.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semangka mempunyai aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase—enzim penyebab asam urat—bernilai sedang dengan IC50 =95,24 μg/ml.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa seluruh dosis bubuk semangka mampu menurunkan kadar asam urat serum secara signifikan. Hasil uji aktivitas urikosurik juga menunjukkan bahwa semangka meningkatkan buang air kecil secara signifikan pada ekskresi asam urat.