Trubus.id–Ikan louhan tidak hanya dikenal karena keindahannya, tetapi juga popularitasnya di dunia kontes. Warna cerah, pola unik, dan jenong yang menonjol menjadi poin penilaian utama dalam perlombaan. Namun, untuk mencapai kualitas kontes, perawatan ikan louhan memerlukan perhatian ekstra.
Mulai dari pemilihan pakan, pengaturan akuarium, hingga menjaga kesehatan secara keseluruhan, semuanya harus dilakukan dengan cermat. Bagaimana kiat-kiat terbaik merawat ikan louhan agar tampil memukau di arena kontes?
Pehobi ikan di Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah Edward Christian memberikan pakan harian untuk louhan berupa pelet saat pagi dan cacing beku (sore). Edward mengatur jadwal makan ikan untuk menjaga bobot agar tidak terlalu gemuk dan tetap aktif.
Untuk memaksimalkan warna Edward juga memberi pakan berupa campuran udang dan klorofil 2—3 pekan sebelum kontes. Rahasia lain ikan tampil prima yakni rutin mengganti air 2–3 hari sekali sebanyak 30–40%. Tujuannya untuk membersihkan akuarium dari kotoran ikan.
Ia juga melakukan tanning— menggelapkan warna kulit— menggunakan sinar lampu selama 24 jam agar mutiara makin berkilau dan padat. Selain perawatan intensif, genetik ikan juga penting.
“Genetik, visual, dan impression itu penting pada louhan,” ujarnya.
Perawatan intensif juga menjadi kunci ikan louhan hasil rawatan Satam Nurohman menjadi jawara lomba. Perawat ikan di Kecamatan Mijen, Kabupaten Semarang, itu memperhatikan betul nutrisi untuk louhan.
Ia memberikan cacing darah beku (malam) dan pelet (pagi dan siang). Frekuensi pemberian pakan 2–3 kali sehari. “Kalau perut ikan terlalu gendut kita kurangi,” ujar Satam. Ia juga memberikan vitamin yang menyesuaikan kondisi ikan.
Satam juga mencampurkan serbuk klorofil pada pelet atau cacahan udang kupas untuk menonjolkan warna ikan. Muhammad Arief dari Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga, dalam Laporan Penelitian Dosen Muda menjelaskan bahwa pemberian pakan louhan bisa 2–3 kali sehari saat pagi, siang, dan sore.
Minimal jarak antarwaktu pemberian pakan sekitar 6 jam. Selain itu, variasi pakan juga perlu diterapkan antara pakan alami dan pakan buatan. Tujuannya agar louhan tidak bosan dengan salah satu jenis pakan saja.
Louhan termasuk ikan karnivora. Menurut Arief, louhan yang masih kecil bisa diberikan pakan alami seperti artemia atau cacing sutra. Sementara pakan ikan besar berupa ikan kecil, udang, cacing tanah, atau cacing darah. Selain itu, bisa berupa pakan buatan seperti pelet atau butiran dengan kandungan tinggi protein.
Untuk mencerahkan warna, hobiis louhan kerap menyusun ransum sendiri dengan menambahkan hati sapi, udang, telur udang galah, bayam, spirulina, dan wortel yang mengandung pigmen warna.
Selain pakan bernutrisi, Satam juga mengganti air sepekan sekali maksimal sebanyak 50%. Adapun untuk membuang kotoran setiap hari. Menurut Satam untuk kebutuhan suhu dan kelembapan menyesuaikan lokasi pemeliharaan.
Ia menuturkan louhan di Mijen membutuhkan pH 7–8 dan suhu sekitar 30°C. Ia menggunakan penghangat (heater) sehingga suhu stabil pada 30°C—32°C.
“Kebutuhan suhu dan kelembapan juga tergantung cuaca,” ujar Satam. Untuk tanning secara berturut-turut selama sepekan hingga ikan mulai menghitam.