
Racikan kulit manggis dan daun sirsak sembuhkan kanker paru-paru.
Hampir sebulan terakhir batuk terasa semakin menyakitkan Efendi. Setiap batuk nyeri menjalar dalam dadanya. Ia merasa lunglai sehingga mencari tempat duduk untuk beristirahat. Keringat dingin mengalir deras dari kening dan leher. Lantaran tidak sanggup meneruskan pekerjaan, siang itu Efendi memutuskan pulang dan beristirahat. Keesokan hari Efendi tetap terasa lemah, demikian juga hari-hari berikutnya.
Semakin lama tubuhnya semakin lemah dengan wajah pucat. Dadanya kerap terasa sakit berdenyut dan terasa semakin sakit kalau ditekan. Akhirnya warga Desa Lipatkain, Kecamatan Kamparkiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, itu keluar dari pekerjaan dan mengandalkan pendapatan dari jasa alih daya tenaga kerja.

Sel epitel
Untuk mendongkrak stamina, Efendi kerap mengonsumsi minuman berenergi yang mudah diperoleh di warung. “Rasanya memang segar, tapi tidak menyegarkan,” ungkap pria berusia 45 tahun itu. Ia tidak mengunjungi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) maupun rumahsakit lantaran kesulitan mengakses layanan medis sekaligus keterbatasan biaya. Maklum, Efendi hanya pekerja di sektor nonformal dan tinggal jauh dari kota besar. Akibatnya ia tidak tahu penyakit yang menderanya.
Saat mengantarkan seorang teman ke Kota Pekanbaru, Efendi berjumpa dengan Andreas, seorang konsultan kesehatan. Mendengar keluhan Efendi, Andreas pun memeriksanya dengan penguji resonansi kuantum magnetik (qmr analyzer). Setelah dicocokkan dengan panduan baku, citra resonansi yang muncul ternyata menunjukkan adanya gangguan di organ paru-paru.
“Gangguan itu lebih parah daripada paru-paru basah. Bisa berupa tumor atau kanker,” kata Andreas. Ia pun menyarankan Efendi berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh kesembuhan. Namun, Efendi menolak lantaran tidak memiliki biaya untuk berobat. Dalam Cancer: Principles and Practice of Oncology edisi IV, Robert J Ginsberg dan rekan menyatakan pemicu kanker paru-paru antara lain kebiasaan merokok atau paparan zat karsinogen seperti asbes, eter, hidrokarbon polisiklik aromatik, dan zat arsen anorganik.
Menurut Robert kanker paru biasanya berasal dari kesalahan pembentukan sel batang epitel, yang merupakan sel dasar pembangun jaringan. Normalnya sel batang epitel berdiferensiasi membentuk cabang-cabang saluran napas (trakeal maupun brankial). Kehadiran zat karsinogen memicu penyimpangan diferensiasi sel epitel membentuk jaringan karsinoma.

Sebagai pekerja nonformal bidang konstruksi, debu bangunan menjadi “makanan” Efendi sehari-hari. Sudah begitu, ia juga perokok berat. Setiap hari ia menghabiskan hampir 2 bungkus rokok. Pada malam hari, ia kerap berkumpul dengan teman-teman atau mengikuti acara desa sampai larut malam. Gejala pertama yang ia rasakan adalah batuk yang tidak kunjung sembuh pada 2 tahun lalu. Lama-kelamaan batuk itu semakin nyeri sampai kadang berdarah.
Teman yang mengajaknya ke Pekanbaru hari itu menganjurkan Efendi mengonsumsi jus paduan kulit manggis dan daun sirsak. Mengetahui dirinya mengidap penyakit gawat, Efendi segera mengikuti saran itu. Ia mengonsumsi 2 sloki—setara 30 ml—sebanyak 3 kali sehari. Reaksi pertama yang langsung ia rasakan adalah kerap buang air besar, bisa sampai 5 kali sehari.
Selain itu, tidak ada efek lain yang terasa. Justru ia bisa tidur nyenyak. Semakin lama, batuk yang mendera selama hampir 2 tahun dan rasa nyeri di dadanya reda. Setelah mengonsumsi setahun lebih dan menghabiskan hampir 100 botol jus, ia mampu kembali menangani profesinya. Kini ia tetap mengonsumsi jus itu untuk menjaga kondisi.

Sitotoksik
Keandalan kulit manggis menyirnakan tumor atau kanker di paru-paru dibuktikan periset di Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah, Rosita Melannisa MSi Apt. Rosita memaparkan ekstrak kulit manggis terhadap kultur sel kanker selama 24 jam dan menghitung persentase sel hidup dengan reaksi warna untuk menentukan daya tahan dan kemampuan perbanyakan sel.
Hasilnya ekstrak etanol kulit manggis menunjukkan aktivitas sitotoksik kuat. Menurut Rosita, zat yang aktif menghambat pertumbuhan sel kanker itu adalah alfamangostin.Herbalis di Yogyakarta dan penulis buku tentang khasiat kulit manggis, Lina Mardiana, biasa meresepkan kulit manggis untuk pasien kanker. Ia juga menganjurkan konsumsi jus kulit manggis untuk menjaga kesehatan.
Untuk memasyarakatkan khasiat dan cara olah kulit buah Garcinia mangostana itu, Lina kerap menghadiri berbagai seminar di tanahair untuk mendemonstrasikan pengolahan sederhana. “Jadi setelah menyantap isinya yang legit, manfaatkan juga kulitnya. Jangan rasakan pahitnya, tapi ambil khasiatnya,” ujar Lina. Sementara itu khasiat daun sirsak mengatasi kanker juga terbukti oleh riset peneliti di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD bersama Jerry L McLaughlin dari Sekolah Farmasi Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.
Mereka membuktikan bahwa daun Annona muricata itu manjur mengatasi berbagai jenis kanker, salah satunya kanker paru-paru. Menurut Prof Soelaksono Sastrodihardjo PhD, daun sirsak mengandung asetogenins. Zat itu menghambat pembentukan energi dalam sel kanker. Padahal, sel kanker sangat agresif dan memerlukan banyak energi untuk memperbanyak diri. Tanpa energi, sel kanker mengecil dan mati. Paduan keduanya pun membuat Efendi terbebas dari derita kanker paru-paru. (Argohartono Arie Raharjo)