Hadiah dari sponsor memantik semangat peserta lomba mancing antargrup.
Akbar dari Cengkareng, Jakarta Barat, langsung menggulung ril beberapa saat usai perlombaan dimulai pada pukul 11.00. Pemancing yang tergabung dalam Umpan Bawal Dam itu sukses mendaratkan ikan mas. Satu jam berlalu, peserta dari dua sisi kolam mulai mendaratkan ikan mas kategori ikan ramai atau berbobot 3 kg per ekor. Selama sejam itu tidak ada peserta yang mengebom atau melempar umpan ke tengah kolam.
Panitia melarang peserta mengebom sebelum pukul 13.00. Ketua panitia lomba, Zaenal Arifin, mengebom bertujuan menarik perhatian ikan supaya berkumpul di daerah tertentu dan memperbesar kemungkinan umpan tersambar ikan. Pelarangan mengebom pada awal lomba untuk melihat perkembangan perolehan para peserta dengan cara biasa. Selain itu panitia membatasi jumlah mata kail maksimal 3 dalam satu rangkaian.
Tiga mata kail
Peraturan lain, timah di atas rangkaian kail juga harus standar. Begitu waktu pelarangan berakhir, peserta beramai-ramai mengebom. Akbar dan timnya berulang-ulang mendaratkan ikan mas. Saat lomba berakhir pada pukul 16.00, tim Umpan Bawal Dam tercatat sebagai juara wilayah sisi kolam bernomor lapak besar (antara nomor 51—99). Mereka memperoleh total 63,05 kg. Atas prestasi itu, Akbar dan kawan-kawan membawa pulang hadiah Rp600.000.
Selain itu mereka juga menyabet gelar juara tim yang memperoleh ikan berbobot 6 kg ke atas terbanyak, yaitu 12 ekor. Untuk itu Akbar dan tim memperoleh hadiah tambahan Rp400.000 sehingga mereka memperoleh Rp1-juta. Akbar mengatakan tidak melakukan persiapan khusus. Sementara itu persaingan ketat untuk memperoleh ikan induk tak terelakkan. Setiap tim mengincar hadiah Rp2,25-juta.
Hadiah itu untuk tim yang mampu mendaratkan ikan induk berbobot terberat bertubuh merah maupun hitam dalam 2,5 jam pertama. Steven Ardi dan kawan-kawan dari tim Mimpi memperoleh induk hitam berbobot 9,25 kg dalam 2,5 jam pertama. “Mungkin salah satu penyebabnya adalah campuran istimewa yang sudah saya persiapkan dari rumah,” ujar pemancing asal Bogor, Jawa Barat, itu semringah.
Di kelas yang sama, juara ke-2 adalah tim Jakarta Depok Fishing Club dengan catatan timbangan 9,15 kg. Perolehan ikan babon hitam dengan bobot terberat itu mentahbiskan tim Mimpi sebagai juara utama kelas tim. Melalui persaingan yang ketat, akhirnya mereka pulang ke Kota Hujan membawa hadiah Rp2,25-juta. Penilaian dengan sistem poin menghasilkan selisih yang sangat tipis dengan juara ke-2.
Tim Mimpi memperoleh total poin 51, sedangkan di belakangnya yaitu tim Komando 417 mengantongi poin 50.
Melampaui target
Menurut anggota panitia sekaligus pengawas lomba, Maman Christian, nilai juara tim berasal dari pemenang induk terberat pertama bernilai 35 poin dan total ikan terberat tim pertama (gabungan 4 lapak) bernilai 10—30 poin tergantung bobot ikan. Menurut Zaenal lomba mancing dengan peserta dari Subang, Jakarta, Bekasi, dan Karawang itu sukses. Lomba pada 10 April 2016 itu berlangsung di kolam pemancingan Telaga Karawang di Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Itu hasil kerja sama komunitas mancing Anak Empang Fishing Club (AEFC), Ciledug, Tangerang, Banten dan Fishing Galatama Society (FIGAS). Acara bertajuk Strike Battle 2 itu lomba lanjutan dari seri pertama pada Juni 2015 di Ciledug, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Jumlah peserta sebanyak 96 orang mewakili 24 tim mengisi lapak. Semula panitia hanya mentargetkan 60—75 peserta.
“Kehadiran peserta asal komunitas yang berbasis pertemanan di media sosial itu menambah eratnya jalinan persaudaraan antarpemancing,” ujar anggota komunitas Anak Empang itu. Ia juga mengatakan, jumlah ikan yang ditebar di kolam 100 m x 60 m itu 28 ton, 6 ton di antaranya ikan induk berbobot 6—12 kg. (Muhammad Hernawan Nugroho)