Friday, January 24, 2025

Nenek Unggul dari Jepara

Rekomendasi
- Advertisement -
Durian nenek, unggulan baru dari Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.
Durian nenek, unggulan baru dari Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.

Daging buah kuning terang, tebal, dan rasa legit. Itulah durian nenek hasil temuan eksplorasi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

Bentuk durian itu hampir bulat. Bagian dasar buah agak rata sehingga buah dapat berposisi tegak. Saat terbelah tampak daging buah berwarna kuning agak jingga. Penampilan daging buah seperti itu menggugah selera maniak durian karena berdaging basah, tapi terasa lengket. Ketika Ketua Yayasan Durian Nusantara Dr. Ir. Mohamad Reza Tirtawinata, M.S mencicipi daging buah Durio zibethinus itu terasa lembut tanpa serat. Itulah durian nenek.

Sebutan nenek karena pemilik pohon seorang nenek bernama Warsiti di perbatasan Kecamatan Batealit dan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Mohamad Reza Tirtawinata mengeksplorasi durian di Kota Ukir itu pada Februari 2018. Reza mengunjungi rumah Warsiti dan menemukan tiga buah durian nenek yang baru saja jatuh. Ia bungah mendapatkan durian siap santap.

Berbuah lebat

Reza serta maniak durian, Sigit Rahardi dan Isnul Abdi, menemukan cita rasa seperti bertepung pada daging buah itu. Menurut doktor Pertanian alumnus Institut Pertanian Bogor itu rasa tepung karena buah baru saja jatuh. Jika disimpan 1—2 malam kemungkinan rasa tepungnya akan hilang dan muncul sedikit pahit. Namun, secara keseluruhan cita rasa si raja buah itu memang luar biasa.

“Umami si nenek komplet. Rasanya macam-macam yang didominasi manis dengan sedikit pahit,” ujar Reza. Daging buah cukup tebal yaitu satu jaring berisi 3—4 pongge. Keunggulan lain kualitas buah stabil. Rasa buah dari tahun ke tahun relatif sama. Reza memperkirakan musim panen puncak pada Januari—Februari. Di sentra Jepara, durian mulai panen lazimnya pada November.

Bobot satu buah durian nenek dapat mencapai 1,5 kg.
Bobot satu buah durian nenek dapat mencapai 1,5 kg.

Namun, kali ini musim panen dimulai pada Desember sehingga baru pada Januari—Februari 2018 semua durian matang pohon. Berubahnya masa panen itu karena musim hujan panjang. Lazimnya masa panen durian 6 bulan setelah musim kemarau. “Saat ini karena musim hujan dan kemarau tidak dapat diprediksi maka panen durian juga berubah,” ujar Reza yang juga kolektor beragam tanaman buah.

Menurut Reza durian nenek layak dikembangkan karena berbuah lebat. Setiap musim buah, Warsiti rata-rata memanen hingga 150—200 durian per pohon. Warsiti memanen buah dari pohon berumur 90 tahun dan berdiameter batang 3 pelukan orang dewasa. Tinggi pohon yang rajin berbuah itu mencapai 30 m. Pohon warisan leluhur itu tumbuh tanpa perawatan khusus.

Perempuan berusia 70 tahun itu tidak perlu repot menjual hasil panen. Harap mafhum, banyak pengepul yang datang ke kediamannya untuk menjemput buah jatuhan. Ia membanderol durian jatuhan itu Rp35.000 per buah. Menurut Reza durian itu layak dihargai Rp50.000—Rp75.000 per buah karena kualitas yang luar biasa. Warsiti mengatakan, merawat pohon durian yang tumbuh di pekarangan itu sekadarnya.

Melestarikan pohon

Warsiti pemiliki durian lezat di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.
Warsiti pemiliki durian lezat di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah.

Setelah menemukan durian nenek, Reza dan rekan menyarankan pemupukan lengkap. Kini Sigit Rahardi memberikan pupuk yang mengandung banyak asam amino untuk membantu pertumbuhan pohon berusia 90 tahun itu. Ia memberikan 5 kg pupuk NPK 18: 10:14 per pohon. Selain itu ia juga memberikan KCl dan SP36 masing-masing 10 kg serta pupuk lain yang kaya asam amino.

Menurut ahli tanah di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. Tualar Simarmata, M.S., kandungan asam amino yang terdapat dalam pupuk itu berperan sebagai nutrisi bagi perkembangan mikrob di dalam rhizosfer (lapisan tanah tempat mikroorganisme tumbuh). Selain itu asam amino juga merangsang pertumbuhan akar sehingga penyerapan nutrisi dari dalam tanah menjadi lebih optimal.

Jika pemberian asam amino melalui daun maka menjadi nutrisi bagi mikrob yang hidup di filosfer atau permukaan daun. Akibatnya aktivitas fotosintesis optimal. Dengan begitu karbohidrat hasil fotosintesis makin banyak sehingga menambah rasa manis pada buah. Penambahan asam amino berperan optimal jika kebutuhan kalium yang diperlukan selama fase generatif terpenuhi.

Kalium berfungsi membentuk dan mengangkut karbohidrat, katalisator dalam pembentukan protein, mengatur kegiatan berbagai unsur mineral, serta meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah. Reza mengatakan, usai pemupukan rutin kemungkinan pohon menghasilkan durian yang manis dan legit. Sebab, kebutuhan kalium tercukupi dari pemberian pupuk organik dengan kandungan makro dan mikro nutrien yang berimbang.

Untuk melestarikan durian-durian unggul di Jepara, Reza bersama rekan-rekan memperbanyak tanaman dengan teknik sambung sisip. Mereka berencana membagikan bibit kepada para petani di daerah sekitar lokasi pohon induk. Menurut Sigit Rahardi upaya itu untuk melestarikan keturunan durian nenek. Dengan upaya pelestarian itu diharapkan dapat memperpanjang sejarah Jepara sebagai surganya durian. (Tiffani Dias Anggraeni)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Peluang Kerja Sama Peningkatan Daya Saing Produk Halal Indonesia di Pasar Australia

Trubus.id–Pasar produk halal Australia diperkirakan akan terus meningkat sebesar 6,1 persen untuk sepuluh tahun ke depan (2025—2034) dengan proyeksi...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img