Tuesday, March 4, 2025

Panen Alpukat untuk Ekspor

Rekomendasi

Trubus.id— Senyum menghias wajah Samiono setelah mengetahui kondisi 20 kg alpukat pameling yang dikirim ke Arab Saudi tetap utuh dan mulus.

“Alpukat tidak mengalami perubahan fisik maupun warna. Tidak ada satu alpukat pun yang cacat atau busuk,” kata warga Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, itu.

Samiono mendapat pasokan alpukat pameling dari PT Pameling Agro Nusantara (Pamor). Pamor membina puluhan petani alpukat di Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Samiono memilih alpukat berbobot 700 g per buah. Eksportir buah itu membanderol alpukat berdaging buah kuning cerah itu Rp47.400 per kg. Biaya pengiriman ke Arab Saudi sekitar Rp3.500 per kg. Samiono menjaga betul kualitas buah sejak pemetikan hingga pengemasan.

Para petani mitra Pamor memanen buah berumur 4 bulan usai kemunculan bunga. Persentase kematangan sekitar 80% yang biasanya ditandai warna hijau pada kulit buah yang sedikit memudar.

Ciri lainnya kilap pada kulit berkurang dan terdapat guratan kuning di permukaan kulit. Selain itu bagian malai mengecil dan cenderung mengering. Musim panen raya pameling pada Agustus— Desember, kemudian disusul akhir Januari— Maret.

Menurut Direktur PT Pamor, Jafar Abdullah, pemanenan pameling dilakukan secara hati-hati untuk mencegah benturan keras dan buah berkualitas prima.

“Petugas memanen secara manual menggunakan gunting khusus panen,” ujar Jafar.

Petugas lantas memasukkan buah ke dalam keranjang dengan hati-hati atau menghindari lemparan. Tahap selanjutnya berupa seleksi buah untuk membedakan kelas. Para petani mitra mengelompokkan buah menjadi tiga kelas, yakni A, B, dan C.

Khusus pasar ekspor menghendaki buah bermutu A, yakni bobot 700 gram, warna hijau bersih tanpa bekas gerekan serangga, bentuk lonjong, daging buah kuning cerah, dan tanpa serat.

Alpukat kelas B (berbobot rata-rata 500—699 gram) dan  C (bobot kurang dari 500 gram dan ada gerekan serangga di kulit) mengisi pasar domestik. Pekerja lantas mengelap permukaan buah menggunakan kain halus basah agar bersih dan menempelkan jenama alias merek.

Selanjutnya pekerja melapisi buah dengan jaring dan memasukkannya ke dalam keranjang berlapis kardus. Tujuannya mencegah memar ketika saling terbentur saat perjalanan ke negara tujuan ekspor.

Penimbangan keranjang untuk mengetahui bobot dan menutup dengan tali perekat serut berbahan plastik. Menurut Jafar tinggi tumpukan keranjang maksimal 7 susun selama pengiriman ke Arab Saudi untuk mencegah tekanan berat pada kardus paling bawah.

Durasi perjalanan ke Arab Saudi dari Kota Malang mencapai 14—20 hari. Selama perjalanan dari Jawa Timur ke Timur Tengah itu alpukat berada di ruangan bersuhu 3—7°C. Pantas ketika tiba di negara tujuan, kualitas Persea americana itu pun terjaga.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Inovasi Olahan Rumput Laut, Mi Hingga Agar Strip

Trubus.id–Usup Supriatna berhasil mengolah rumput laut menjadi produk inovatif berupa mi rumput laut dan agar strip. Mi rumput laut...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img