Sunday, February 16, 2025

Agribisnis ke Dunia Maya, Begini Tiga Strategi Andalan

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id–Pertanian sebagai sektor utama yang menyuplai kebutuhan pangan dunia kini memasuki era baru, di mana teknologi digital mulai berperan penting dalam mengoptimalkan berbagai aspek pertanian. 

Budaya bisnis beraplikasi dalam agribisnis juga memiliki peluang tumbuh di pedesaan yang menjadi basisnya. Jaringan sudah terakses tinggal layanan logistik dan distribusinya. Keduanya penting untuk menjamin komoditas atau produk agribisnis dapat diterima pelanggan dengan kualitas sama (co-quality).

Menurut Dosen di Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Dr. Iwan Setiawan, M.Si., ada tiga hal yang harus dikuatkan untuk memproduktifkan bisnis beraplikasi di agribisnis, terutama di pedesaan.

Pertama, komunitas pelaku agribisnis pedesaan harus menyiapkan komoditas atau produk turunan bernilai tambah tinggi, spesifik (specialty) dan bahkan dalam bentuk pangan beku (frozen food). Umur ekonomis produk menjadi lebih lama, sehingga dapat dipasarkan dan didistribusikan secara luas.

Kedua, berbagai produk komunitas pelaku agribisnis harus dilengkapi dengan dokumentasi (big data), label, barkode oleh komunitas cerdas, baik koperasi cerdas, kelompok tani cerdas, gudang cerdas, maupun korporasi petani cerdas.

Dengan itu, komoditas atau produk yang biasanya tercecer bisa dipromosikan dan dipasarkan secara daring. Lembaga ekonomi petani cerdas berperan dalam menghimpun produk agribisnis komunitas yang skalanya kecil dan tercecer.

Selain menjadi ruang dokumentasi, juga tempat promosi, pemasaran, transaksi, dan distribusi. Dengan begitu bisnis disruptif dari pedesaan menjadi produktif dan rantai pasokan pun menjadi simple.

Ketiga, agar lembaga ekonomi petani cerdas terkelola dengan baik, maka diperlukan sumber daya pertanian yang muda, terdidik, menguasai teknologi, dan bisnis disruptif yakni berbagi, berkolaborasi, beraplikasi, dan berbasis komunitas.

Jika jaringan berbisnis disruptif pedesaan tidak dilengkapi layanan logistik, maka bagian (sharing) petani dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) semakin kecil dan rantai pasok semakin panjang. 

“Padahal dalam berbisnis disruptif pemasaran bersifat langsung (custom business) dari komunitas produsen kepada komunitas konsumen,” ujarnya.

Menurut Iwan agar peluang bisnis daring kondusif bagi agribisnis, maka kembangkan komoditas unik dan produk spesifik. Agar keduanya memiliki daya saing, daya tawar, daya sanding, dan daya tahan keberlanjutan, maka tingkatkan nilai tambahnya melalui co-creation dan co-innovation yang dilengkapi dokumen, label, dan barkode.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Budi Daya Rumput Laut: Peluang Pasar dan Produk Turunan

Trubus.id–Budi daya rumput laut menjadi sumber pendapatan utama bagi I Nyoman Sudiatmika. Ia menuturkan bahwa jauh sebelum ada pariwisata,...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img