Trubus.id–Siapa tak kenal buah merah saat ini? Setelah Majalah Trubus mempopulerkan tanaman itu sebagai antikanker pada 2005, banyak penelitian ilmiah dilakukan untuk membuktikan hal itu sekaligus menggali lebih jauh manfaat kesehatannya.
Bahkan hingga kini penelitian ilmiah buah merah terus berlanjut. Yang paling anyar Dewi Purwaningsih dan rekan dari Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar membuktikan buah merah sebagai antikanker. Penelitian itu termaktub dalam Majalah Farmasi dan Farmakologi (2023).
Senyawa aktif yang terkandung dalam buah merah antara lain karotenoid berkadar tinggi seperti betakaroten dan betakriptosantin. Selain itu tumbuhan anggota famili Pandanceae juga mengandung a-tokoferol, asam oleat, asam linoleat, dekanoat, protein, kalsium, vitamin, energi, lemak, dan serat.
Periset lain yang mengungkap khasiat buah merah untuk kanker adalah Tri R. Nuringtyas dan rekan dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada
Menurut Tri seperti termaktub dalam Indonesia Journal of Biotechnology, buah merah varietas maler (berwarna merah panjang) memiliki aktivitas antikanker yang paling kuat pada kanker payudara. Riset Dewi Purwaningsih serta Tri dan rekan menyibak satu per satu khasiat buah merah yang semula terbatas.
“Saya menggunakan buah merah untuk penyakit kanker, jantung, dan diabetes melitus,” ujar herbalis di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Valentina Indrajati, yang dihubungi Trubus pada 18 November 2024.
Menurut Valentina yang berpraktik sejak 1998 buah merah kaya antioksidan dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh baik penderita kanker, jantung, dan diabetes.
“Buah merah mampu mempercepat penyembuhan luka,” ujar Valentina yang juga pengajar yoga dan meditasi.
Selain itu kandungan omega 3 pada buah merah mampu menurunkan low density lipoprotein (LDL) alias kolesterol jahat. Oleh karena itu, senyawa aktif dalam buah merah sangat sesuai untuk penderita penyakit jantung.
Valentina mengatakan, senyawa tokoferol dalam buah merah berperan sebagai antioksidan tinggi. Itulah sebabnya sel-sel tubuh dapat terlindungi dari kerusakan yang diakibatkan dari radikal bebas.
Ia menuturkan tokoferol juga mempercepat penyembuhan luka dan mengatasi peradangan. Kandungan itu membuat awet muda karena kolagen yang terdapat pada buah membantu kulit tetap elastis.
Betakaroten pada buah merah mampu meningkatkan kekebalan pada tubuh dalam memproduksi sel darah putih guna melawan infeksi. Pada penyakit kanker memiliki efek perlindungan karena kandungan antioksidannya yang tinggi.
Arnold Asso hingga kini masih memproduksi buah merah. Produsen di Timika, Provinsi Papua, itu mengemas buah merah dalam botol bervolume 250 ml dengan harga Rp20.000 hingga 1 liter (Rp170.000).
“Untuk menjaga buah merah, kami memperhatikan proses pengolahan, sejak pemilihan bahan baku, ekstraksi, hingga pengemasan,” kata Arnol kepada Trubus.
Selain itu Arnol menguji kualitas buah merah secara berkala agar menghasilkan produk berkhasiat dan aman. Rekan Trubus yang puluhan tahun tinggal di Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya, Papua, Agus N. mengatakan, hingga kini produsen buah merah masih bertahan.
Mereka menjajakan buah merah dalam botol di tokotoko. Wamena salah satu sentra buah merah di Papua. Penduduk setempat menjual buah merah segar di Pasar Jibama yang merupakan pasar terbesar di Wamena.
Sejak Majalah Trubus memublikasikan buah merah di rubrik Topik pada edisi Januari 2005, kian banyak penelitian yang mengungkap khasiat tumbuhan itu.
Para periset membuktikan secara ilmiah khasiat buah merah. Padahal, ketika kali pertama mengekspos buah merah (Pandanus conoideus) pada edisi Januari 2005, riset ilmiah buah masih terbatas.
Saat itu riset buah merah antara lain dilakukan Drs. I Made Budi, M.S. yang kerap mengobati berbagai penyakit seperti kanker dengan eksktrak buah merah. Made meriset buah merah untuk menyusun tesis di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.