Trubus.id— Hama penggerek batang dan penyakit kanker batang menjadi momok bagi pekebun pala. Pohon yang terserang akan mengering, hingga lama kelamaan akan mati. Oleh karena perlu perlakuan khusus untuk mengatasi ancaman hama dan penyakit itu.
Petani bisa menggunakan pestisida nabati Biotris untuk mengatasi hama penggerek batang pala. Pestisida itu ramuan para periset di Balai Pengujian Standar Instrumen (BPSI) Tanaman Industri dan Penyegar.
Menurut peneliti BPSI Tanaman Industri dan Penyegar, Funny Soesanthy, S.P., M.Si., pesitisda nabati Biotris mengandung bahan aktif berupa asam laurat, asam miristat, asam alfa-eleostearic, dan sitronellal.
Keunggulan pestisida nabati berbahan kemiri sunan itu bersifat biodegradable, aman bagi manusia dan lingkungan, serta tidak menimbulkan efek samping (fitotoksitas) pada tanaman. Konsentrasi aplikasi Biotris 5 ml/ liter (setara 1 tutup botol kemasan).
Satu tanaman membutuhkan sekitar 250 ml larutan. Petani dapat menyemprotkan larutan ke seluruh permukaan buah dan cabang-cabang horizontal. Pengendalian hama penggerek batang, bisa juga menggunakan kapas yang dicelup langsung ke larutan murni Biotris, lalu dipasak di lubang gerekan.
Biotris tidak menyebabkan kematian langsung pada hama sasaran. Namun, berperan dalam aktivitas makan (antifeedant) sehingga perkembangan populasi hama penggerek terhambat. Selain itu, Biotris menghambat peneluran serangga hama (antioviposisi).
Sementara itu, peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Maluku yang meneliti di sana, Ir. Marietje Pesireron, M.P., mengungkapkan cara mengatasi serangan penyakit kanker batang.
Menurut Marietje untuk mengatasi penyakit kanker batang yang kerap menyertai serangan hama penggerek batang, petani dapat menggunakan arang aktif tempurung kelapa. Sumbatkan arang itu pada luka yang mengeluarkan cairan.
Marietje mengatakan, untuk 10 pohon pala menghabiskan 10 kg arang selama kurun waktu perlakuan. Arang menyerap dan mengikat cairan yang keluar akibat luka.
Cairan itu terikat masuk ke dalam rongga arang sehingga cairan terserap dan tanaman berproduksi kembali. Semua perlakuan itu efektif bila pekebun rajin menjaga sanitasi kebun.