Trubus.id—Jeruk dari Simalungun sohor dengan nama siam madu medan. Jeruk siam itu mampu beradaptasi dengan iklim dataran tinggi serta tanah vulkanik yang subur. Di kawasan bersuhu udara 17—19°C itu jeruk siam bersalin rupa menyerupai keprok.
Pekebun jeruk di Simalungun, Benhil Jawak, menanam 2.300 tanaman jeruk siam di lahan seluas 5 hektare (ha). Sebanyak 1.500 tanaman produktif berumur lebih dari 5 tahun, sisanya tanaman belum menghasilkan.
Satu tanaman menghasilkan 60—100 kg jeruk per tahun. Artinya kapasitas produksi 90—150 ton per tahun. Pada Agustus 2022, sebanyak 60 ton masuk standar mutu pasar modern. Saat itu harga jual jeruk Benhil Rp12.000— Rp14.000 per kg. Benhil memperoleh pendapatan Rp720 juta sampai Rp840 juta dari penjualan 60 ton jeruk ke pasar modern.
“Pasar modern menginginkan jeruk berkulit mulus, berwarna jingga, cita rasa manis yang konsisten, dan ukuran buah seragam,” kata Benhil. Jeruk siam madu yang ditanam di Simalungun memiliki sifat mirip keprok. Buah kuning mencolok dengan rasa manis konsisten. Kulit buah juga cenderung tebal serupa keprok.
Menurut praktikus pertanian sekaligus Direktur Penjualan Darifarm, Zoilus Sitepu, S.P., ada syarat yang selayaknya diperhatikan pekebun jeruk, terutama jika pekebun ingin mengisi pasar eksklusif.
Pekebun harus betul-betul memerhatikan kualitas buah meliputi kulit mulus, warna menarik, cita rasa konsisten, dan ukuran buah homogen. Kriteria lainnya yakni pengemasan menarik, pasokan kontinu, daya simpan panjang, dan cita rasa tidak berubah meski disimpan di lemari pendingin. Jeruk lokal dengan kualitas mumpuni berpeluang mengisi segmen pasar eksklusif. Baca juga Raup Omzet Ratusan Juta dari Berkebun Jeruk Siam.
Development Manager PT Laris Manis Utama, Vendi Tri Suseno, menuturkan, konsumen menghendaki cita rasa jeruk dominan manis. Soal warna kulit buah sejatinya bukan masalah asalkan merata, misal hijau merata atau jingga merata. Buah mulus dan tidak busuk.