Trubus.id—Sebanyak 56% dari total penduduk Indonesia merupakan generasi muda. Anak muda lekat dengan kreativitas dan perkembangan kemajuan teknologi.
Keberadaan generasi muda sangat berpengaruh terhadap perkembangan pertanian di Indonesia. Jumlah anak muda yang tergerak untuk terjun di sektor pertanian juga cenderung meningkat.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian, Dr. Idha Widi Arsanti, S.P., M.P., optimis bahwa peran petani muda pada lima tahun mendatang mengarah pada dua hal.
Pertama fokus pada komoditas unggulan yang ada di agroekosistemnya. Artinya komoditas unggulan yang bisa dikembangkan di wilayah itu. Terus didorong supaya bisa berkelanjutan. Bukan hanya untuk memenuhi pasar domestik, tetapi juga pasar ekspor.
Kedua dengan kreativitas anak-anak muda mampu mengembangkan produk yang terdiversifikasi. Maksudnya dalam satu komoditas bisa menghasilkan beragam produk turunan. Misal dari tanaman padi tidak hanya menghasilkan gabah. Namun bisa menghasilkan aneka beras dan produk turunan lainnya.
“Saya ingin meluruskan, bahwasanya budi daya pertanian saat ini sangat mudah untuk anak muda. Sudah mengarah ke profesional dan modern,” ujar Idha saat wawancara di Gedung D, Kementerian Pertanian, Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta.
Ia berharap bahwa anak-anak muda selalu bersinggungan dengan pertanian. “Tentu saja kami sebagai pembina memberikan beberapa fasilitas, mendorong permodalan, peningkatan kapasitas, dan kolaborasi,” ujar Idha.
Permodalan diberikan untuk meningkatkan skala usaha. “Kami biasanya menyalurkan lewat beberapa badan kredit usaha rakyat yang disediakan oleh beberapa lembaga keuangan. Kemudian untuk peningkatan kapasitas terkait dengan teknologi,” ujar Idha.
Ia menuturkan bahwa Kementan juga memberikan pelatihan dan pendidikan vokasi pertanian. Mereka bisa langsung melakukan praktik beberapa hal seperti good agriculture practice (GAP) dan good handling practice (GHP).
“Kami juga memberikan fasilitas berupa akses pemasaran. Beberapa anak-anak muda bisa memproduksi, tetapi kesusahan memasarkan produknya. Kami memfasilitasi seperti business matching dan business pitching supaya bisa melakukan contract farming dengan offtaker,” ujarnya. Baca juga Peran Penting Petani Muda Untuk Pertanian Indonesia.
Selain itu, Kementan juga memberikan pelatihan terkait muatan teknologi karena saat ini usaha tani masih dengan cara konvensional. Jadi, petani harus bertransformasi menjadi modern yaitu dengan penggunaan drone dan artificial intelligence (AI).