Trubus.id — Kehadiran trenggiling secara tidak langsung turut melestarikan hutan. Trenggiling termasuk satwa insektivora alias pemakan semut, rayap, dan serangga lainnya. Seekor trenggiling mengonsumsi hingga 200.000 semut per hari.
Satwa nokturnal itu menggali atau membuat lubang di dalam tanah saat mencari mangsa. Lama-kelamaan tanah yang sering tergali dan tertimbun kembali oleh cakaran trenggiling menjadi lebih gembur.
Tanah menjadi gembur karena adanya rongga-rongga yang memadai untuk menyimpan unsur hara dan air, keduanya lalu bersimbiosis dengan mikrob tanah sehingga dekomposisi menjadi lebih baik.
Secara tidak langsung aktivitas trenggiling mencari mangsa itu menggemburkan tanah hutan. Trenggiling dapat menggali tanah untuk membangun sarang atau mencari mangsa hingga ke kedalaman 3,5 m.
Sarang sunda pangolin—sebutan trenggiling dalam Bahasa Inggris—mirip seperti lubang habitat ular, tikus, dan landak. Lazimnya trenggiling menghendaki sarang yang berakar serabut, semak belukar, dan tanaman berduri seperti salak.
Hewan itu hanya menempati sarang yang ia gali sendiri dengan cakarnya. Namun, pernah ditemui trenggiling menempati bekas hunian satwa lain yang bukan predatornya. Dengan kata lain trenggiling menyukai lokasi sarang yang mudah digali, sulit terlihat, dan sulit ditembus.
Serangan predator juga menjadi pertimbangan pemilihan sarang dan kontrol populasi trenggiling. Selain manusia sebagai predator utama, pemangsa alami trenggiling yaitu ular piton, anjing hutan Cuon alpinus, dan macan tutul Panthera pardus.
Peran lain trenggiling yakni menjaga kelangsungan regenerasi ratusan jenis tumbuhan hutan. Itu karena trenggiling memangsa rayap yang kerap merusak tumbuhan. Pakan satwa anggota famili Manidae itu yakni rayap dari ordo Isoptera.
Mamalia tidak bergigi itu juga memangsa semut rangrang Oecophylla sp.Manis pentadactyla menyukai rayap tanah Coptotermes formosanus, rayap kayu kering Macrotermes barneyi, dan weaver ants Polyrhachis dive. Semut dan rayap banyak ditemukan di pepohonan.
Sementara Oecophylla sp. lazimnya bersarang di tajuk pohon buah dan aktif sepanjang hari. Rayap banyak ditemukan pada batang kayu mati dan cabang lapuk pada pohon hidup. Serangan rayap membuat batang pohon mudah rapuh atau keropos.
Bisa jadi karena kehadiran trenggiling masa hidup tumbuhan hutan lebih lama. Vegetasi hutan yang lestari pun sangat bermanfaat untuk satwa yang diidentifikasi pada 1822 itu.
Selama masa sapih trenggiling membutuhkan habitat dengan pohon-pohon besar untuk menjaga anaknya dari incaran predator. Jenis pohon yang diduga berpotensi besar menyediakan pakan bagi trenggiling belum banyak dibuktikan secara ilmiah.
Beberapa informasi menyebutkan salah satunya pepohonan buah tropis seperti rambutan dan mangga. Oleh karena itu penyelamatan trenggiling mutlak dilakukan. Tujuannya agar trenggiling dan habitatnya tetap lestari.